Tidak perlu jauh – jauh study banding ke Perancis atau Swiss untuk melihat dan merasakan diskriminasi terhadap gaya berpakaian seorang muslimah, karena disekeliling kita kadang hal ini terjadi, bahkan masih terjadi hingga hari ini.
Dulu ketika masih di bagian HRD pada sebuah perusahaan swasta nasional sebagai “HF” saya pernah mendengarkan curhat lirih dari seorang rekan kerja wanita pada bagian lain yang merasa tersiksa bathin ketika keinginannya mengenakan gaya berpakaian muslimah lengkap dengan kerudungnya mendapatkan tantangan dari kepala bagiannya. Alasan si kepala bagian beranggapan bahwa wajib bagi karyawan wanita untuk memberi kesan sisi kewanitaan, dan cara paling simple memberikan kesan adalah dengan mengenakan setelan rok standar plus padanannya, sehingga tidak layak mengenakan celana atau rok panjang yang tertutup apalagi berkerudung.
Tentu saja setelah mendengar curhatan ini, sisi tegak pada bagian diriku terpancing untuk menegang, sambil memberikan jaminan akan membicarakan pada kepala bagiannya dan meyakinkannya bebas berpakaian apa saja yang nyaman baginya, dan mempersilakannya dia mengenakan gaya berbusana muslimah plus kerudung, dengan catatan keputusannya berganti gaya busana tersebutharus konsisten dan benar-benar komit serta dia menjamin tidak akan menurun produktifitas kerjanya. Selain itu hal yang paling mendasar *sebutlah namanya Alia, dia bertugas di bagian Akunting yang tentunya lebih banyak berinteraksi ke internal perusahaan dan bukan pada bagian-bagian yang bersinggungan dengan pihak eksternal, sehingga korelasi antara gaya berbusananya tidak berpengaruh secara langsung, justru ketika Alia merasa nyaman dengan dirinya maka produktifitas kerjanya tentu akan lebih stabil.
Dan satu hal yang pasti dengan berpakaian rapi, sedikit tertutup apalagi dengan gaya pakaian muslimah tentu akan menghindarkan Maskolis, Amalludin dan Andreaneda para Officeboy untuk tergoda melakukan kegiatan rutinnya “mengintip sebagai bonus jabatan” hahahaha, lihat saja aksi mereka dibawah meja Bu Zee Zee............
~o0o~
Hari ini hal serupa kembali terjadi, ada seorang karyawan yang curhat dan pengen mengenakan busana muslimah dikantor. Namun saya dengan tegas-tegas menolak permintaannya, walaupun sang kepala bagiannya pak Hamzet Notocoro alias pak Kecoak mengijinkan dan mendukung niat dari salah seorang staff-nya tersebut. Dengan berbagai alasan pak Hamzet meyakinkan saya hal ini demi kebaikan kantor, tapi saya tetap kukuh tidak mengijinkannya.... Titik!!! Tanpa clooottt.
Tentu anda bertanya kenapa diawal tulisan saya mendukung dan mengijinkan Alia untuk berbusana muslim sedang untuk staff dari Pak Hamzet hal tersebut tidak saya lakukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
Itu karenaaaaaaa........ Yang mau pakai busana muslimah itu adalah si Wepe bagian IT yang notabene banci kaleng adik dari Bumi Kencono si banci rongsok hahahahahahaha................ Bayangin apa jadinya nih kantor kalau saya Acc permintaannya hahahahahaha, lihat ajah gayanya si Wepe alias Winche pada salah satu acara kantor beberapa waktu lalu dan memang cantik sih hahahahahaha....
Ilustrasi dari uncle google dan modifikasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H