Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersudut Di Tepian Waktu by HF

21 Mei 2011   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:24 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawan…..

Pernahkah kalian merasakan seakan-akan pernah hidup diwaktu, masa atau dimensi lain sebelumnya……. Berada diantara bait-bait napas yang pernah dilalui…. Seakan mengulang takdir yang sama disudut sudut lain goresan waktu yang berbeda…..

Bagiku merasa dan merasakan lagi…. Mengalami dan mengalami ini lagi dalam hidup….. Ini memang seakan tidak masuk akal dan aneh….. sebagian mungkin menganggapnya mustahil……. Sebagian lagi seakan berbisik ini nyata dan pernah terjadi……. Sebagian lagi berkata itu Cuma khayalan…….. khayalan yang sedang menjelma menjadi titik titik bayangan yang baru???

[caption id="attachment_109426" align="aligncenter" width="300" caption=" "][/caption]

Cinta….

Ini semua tentangmu…. Tentang dirimu yang telah memikat hatiku….

Ini semua tentangmu…. Tentang cinta yang seakan telah hadir ribuan tahun yang lalu….

Ini semua tentang jejak jejak rasa yang membekas di relung hatiku….

Kasih….

Bayangan senyummu mengisi setiap bait bait mimpiku….

Menjelma menjadi garis garis asayang nyata tuk’ berteduh…. teduhkan jiwaku….

Bahkan seribu tahun lalu garis ini menjadi tujuan hidup yang t’lah kurengkuh…

Asmara

Hari ini bayang paras dan senyum itu.. Bukan hanya sekedar.. Lukisan bayang masa lalu..

Ketika hidup seribu tahun lalu….. Parasmu tak pernah hilang walau sekejap….

Selalu sisakan rasa dari sekeping hati yang telah tercuri olehmu…..

Larutku dalam genggaman dan pelukan hatimu…..

Seakan rasa ini t’lah berulang ulang seabad lamanya……

Mencintaimu utuh bagiku…..

Waktu….

Kulihat pedang ada ditangannya….. mengacung acungkan tajamnya sisi hidup….

Tetesan darah masih hangat terasa….. darah itu bukan darah yang pantas….

Darah itu darah takdir yang menakdir….. Antara waktu dan cinta…..

bagai sayatan kecil pada keping hati pemuja rasa…..

Hari ini…

dalam helaan nafas ini…. diantara keping keping hati……..

Diantara jejak jejak rasa….. semoga masih ada esok tuk’ nikmati senyummu….

Tersudutku ditepian waktu……

Kecup hangat dalam peluk penuh cinta bersama keping hati yang kau curi

……... Lelaki Bodoh yang Mencintamu…….

salam romanthir

Ilustrasi dari uncle google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun