Mohon tunggu...
Herru Praja
Herru Praja Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

I'm as A Worker (Vs) I'm as A Businessman (Vs) I'm as A Investor (Vs) I'm as A MLM Player

27 Maret 2016   10:56 Diperbarui: 27 Maret 2016   12:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bulan ini adalah Bulan penuh warna warni dalam hidupku, sedih dan senang berjalan berdampingan seolah menunjukan melodi merdu kehidupan. Thanks God (alhamdulilah)

Kesedihan tatkala kematian, ajal itu tak bisa dihindari tidak bisa ditunda dan tidak bisa dipercepat. Ya Itulah ajal, harapan memiliki keponakan baru berakhir mengantarkan keponakan tercinta ke Liang kuburnya. (Inalilahiwainailaihirojiun...)

I'm as a worker
Bulan penuh semangat, karena dibulan ini satu demi satu agenda pekerjaan kantorku dimana zona nyamanku terbentuk, yappp...."im worker 9am to 5pm" untuk pertama kalinya dalam hidupku memakai seragam kantoran bekerja sebagai pegawai kantoran di BUMN di kota jakarta.
Impian jutaan masyarakat indonesia, nyaman, gaji bulanan, bekerja dri pagi hingga sore, berjibaku dijalan dengan jutaan orang yang sama denganku as a worker. Menikmati kemacetan, menikmati tagihan bulanan, menikmati pekerjaan kantor yang terkadang harus dibawa hingga kemeja makan dirumah, semua nikmat, dan semua kunikmati. Indah (alhamdulilah...beda dengan 7th lalu)
Tapi apa ini hidup yang ingin aku jalani?No!

I'm as a bisnisman
Bulan ini juga adalah Bulan penuh semangat ide ide bermunculan, waktu luang jam kerja karyawan, aku manfaatkan menyusun ide bisnis, tidak hanya sebatas ide, tapi langsung di jalankan. Mulai dari berdebat ide dengan patner bisnis di rumah, jujur tidak mudah baru sebatas ide apa yang Mau di jalankan, tapi tekat kuat and Do it!!!
Satu persatu perdebatan sengit, penolakan, dianggap tidak visibel, tidak rillll, mulai membuahkan hasik kontrak sewa lahan, rekrutmen pekerja, buat janji sana sini hahhh...hidupku penuh warna lebih berwarna dari rutinitasku selaku karyawan di zona nyamanku. Seolah terlahir kembali ketika berada dizona bisnis. I love it butttt....waspada ancaman kegagalan besar dan modal jujur saja tak sedikit alias at list u mush have 50jt for runing a bisnis as profesional bisnisman. (rincian: sewa lahan 10jt setahun, gaji 3karyawan dan untuk 3bulan berjalan total 9jt, peralatan dan perlengkapan 20jt, 10jt utk bahan olahan) Melelahkan? Tentu iya tapi sekali lagi -I love it- dan tidak MURAH

I'm as an investor
Thanks God selulus kuliahku, mendapatkan kesempatan 7th bekerja di luar negeri (TKI) selaku pahlawan devisa bangsa. Yapp hasil tabunganku, kringatku, kumanfaatkan untuk berinvestasi properti mulai memperlihatkan hasilnya dan manfaatnya. "Rumah jadi kontrakan" sperti buku yang diajarkan Robert Kiyosaki (Rich Dad Poor Dad)
Sekali lagi alhamdulilah aku bisa membeli rumah di kawasan BSD Serpong Minimal untuk berinvestasi di properti. Kalo tadi starting bisnis I need 50jt maka untuk investasi ini saya harus 7th menjadi TKI dengan nilai rupiah seharga rumah saat ini (more than 50jt) 1M bila anda ingin meniru saya, or 250jt tergantung lokasi. Semakin dijantung kota semakin mahal, sebanding juga dengan potensialnya.

I'm as a MLM player
Bulan ini untuk pertama x-nya saya bergabung dan mengakui MLM adalah bisnis dengan biaya murah dan tdk beresiko besar. Mengapa bisa murah? Ya karena bersama sama (multi level), bekerja bersama apa bedanya dgn karyawan kantor yang bekerja bersama sama? Jelas beda.. karyawan, anda, saya bekerja untuk prusahaan, tapi ini kita bekerja untuk diri kita sndiri.
Modal kecil, Yappp benar setelah mencoba membuka restoran (bisnis) biaya membangun bisnis tdk mudah, apalagi biaya berinvestasi propertiskan. sementara MLM seperti contoh L*G masksimal 6jt dan hanya mencari 2orang saja (ini paling malesnya anda hanya 2orang dan 2orang anda mencari 2orang lainya dan seterusnya mudahkan) bandingkan dengan tumpukan pekerjaan kantor dimeja kerja anda, terkadang menghadapi puluhan bahkan ratusan pekerja (di BUMN saya menghadapi minimal 300 pekerja kasar).
Di bisnis restoran saya harus menghadapi 1pemilik lahan, 5karyawan baru, dan tentunya pembeli yang jumlahnya tak terhitung. Di investasi properti saya mengiklankan dan berjumpa berpuluh puluh calon pengontrak.
Sekali lagi, dinalar sendiri ini kisah nyataku, yang ku bagikan untuk anda Sekalian, tidak mudah memulai bisnis, tidak mudah berinvestasi, dan tidak mudah menjadi karyawan BUMN, tapi mudah menjalankan MLM dan murah.
Pelajari sistemnya, amati prilaku sistemnya, lalu segera bergabung.
Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun