Tidak sengaja aktivitas selancar saya bermuara di Channel YouTube bang Jeje. Silahkan klik link yang saya berikan tersebut untuk mengunjungi Channel Bang Jeje, Jeje Guitar Addict.Â
Memang liburan kali ini bagi saya sangat membosankan, atau lebih tepatnya jenuh. Selain tugas kantor dan rapat yang padat, jadwal menulis untuk publikasi juga sepertinya juga tidak bertepi. Akhirnya, setelah merevisi beberapa tulisan, saya coba merebahkan badan yang memang sudah beberapa hari ini kurang sehat. Mulai dari membaca beberapa berita pada laman-laman websites, menonton trailer film ataupun iklan, sampai akhirnya bersantai mendengarkan dan menonton pertunjukkan musik di YouTube. Dari pertunjukan musik reliji sampai dengan genre rock, entah sudah berapa channel YouTube yang sudah saya nikmati dalam satu jam itu. Dan pada akhirnya, perhatian saya tertuju pada beberapa pertunjukkan musik bang Jeje dan Shella Ikhfa. Transformasi musik santai, romantis, dan relijius kedalam genre rock yang dibawakan oleh bang Jeje dan band nya memang sangat berkelas.Â
Sebenarnya bukan sekali ini saya temui cover musik religius dalam format Rock. Ataupun juga 'para rocker' yang memiliki istri berlatar belakang atau berpenampilan relijius. Namun, video YouTube bang Jeje 'Canon Rock 2020 - Recorded In The Kitchen', bukan hanya merangkum dua hal itu tapi visualisasi keharmonisan keluarga.Â
Seperti pada cover-cover lagu sebelumnya, kepiawaian Bang Jeje dengan grup Band dan vocalisnya menunjukkan kelasnya dalam bermusik. Arrangement musik, cara memetik dan menggesekkan senar gitar listrik, dan keselarasan vokal memang sudah selayaknya mendapat tempat dipanggung global. Saya sangat suka sekali.
Namun lebih dari itu, visualisasi keharmonisan rumah tangga yang ditampilkan pada pertunjukkan 'Canon Rock 2020 - Recorded In The Kitchen',tidak dapat dipungkiri memberikan kesan sendiri bagi saya. Diawali dari sang istri yang menyerahkan gitar, lalu pergi memasak tepat belakang 'dapur rekaman' yang benar-benar di dapur.Â
Bang Jeje mulai mengatur senar gitarnya, setting aplikasi pada laptopnya dan box hitam yang berada disebelahnya. Lalu, mulailah alunan-alunan irama rock yang begitu mempesona.Â
Saya tidak tahu apa yang disiapkan istri bang Jeje didapur rekaman itu. Mungkin menyiapkan kopi hitam buat bang Jeje yang sedang 'bekerja'. Atau mungkin juga membuatkan mie rebus pakai telur, telurnya mungkin juga dua. Ya karena saya melihat sang istri tengah merebus sesuatu. Selain suara rintik hujan yang diawal video terdengar, bahan-bahan masakan, atau mungkin minuman yang sedang dibuat atau disajikan istri bang Jeje tidak terlihat jelas, atau bisa dikatakan tidak bisa dilihat sama sekali. Screen laptop hitam itu menutupinya. Juga, saya terlalu menikmati musik dan suasana keharomonisan, sehingga tidak fokus tentang apa yang tengah disiapkan itu.Â
Keharmonisan yang saya maksud ini terkait 'keberterimaan' istri terhadap pekerjaan bang Jeje. Yang saya lihat dari video itu, sang Istri sepertinya tidak masalah bila bang Jeje bermusik di 'dapur' rekaman miliknya itu. Dari awal saya tidak memperhatikan wajah kecut, atau bertanya/ mempertanyakan ide bang Jeje. Kan bisa saja sang istri komentar, 'kok main gitarnya disini?', 'didepan aja, diruang tamu', 'disini berisik, tau'. Tapi, sepanjang rekaman itu, saya melihat sang istri tidak sedikitpun 'mengusik' bang Jeje yang khusu' bekerja. Saya yakin istri bang Jeje sangat menikmati alunan musik yang dimainkan oleh suaminya itu.Â
Meman benar, 'totalitas keberterimaan' istri atas pilihan karir dan pekerjaan suaminya, seperti yang ditampilkan dalam video bang Jeje, bukan hal yang antik. Saya banyak menemukannya pada teman-teman dan kolega saya. Terlebih, saya menemukan 'totalitas keberterimaan' suami atas pilihan karir dan pekerjaan istrinya, dan ini sangat spesial sekali. Untuk mereka, dan para pembaca sekalian yang berada dalam kondisi ini, saya selalu mendoakan keberkahan dan keberlanjutannya. Amiin, yra.Â
Namun, tidak sedikit juga saya temukan, para istri atau suami yang kurang total dalam menerima pilihan karir dan pekerjaan pasangannya. Wal hasil, wajah kecut, omelan dan cibiran sering sekali ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan, ada beberapa kondisi yang akhirnya memutuskan untuk berpisah. Untuk mereka, saya serahkan doa saya seluruhnya kepada Tuhan.Â
Tapi, komentar saya ini hanya sebuah ulasan dari video pertunjukan musik yang hanya 5 menit saja. Tentunya presentasi tulisan ini hanya mewakili kehidupan bang Jeje dan istri dalam 5 menit itu. Selebihnya saya tidak tahu. Namun, saya doakan selamanya selalu harmonis. Bukan hanya untuk bang Jeje dan istri, tapi juga saya dan para pembaca semuanya. Amiin, yra.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H