Kita harus ingat dengan asumsi diatas, bahwa banyak siswa yang masuk kelas 1 SD masih mengalami keterlambatan dalam membaca dan menulis. Yang lebih memprihatinakan adalah, kita membuka lembar-lembar halaman selanjutnya, pembaca akan melihat betapa kompleksnya penyajian materi oleh penulis, seperti pada gambar fitur artikel ini.
Melirik penyajian materi Miss Bird dan Miss Roony
Sebagai pembanding, mari kita lihat penyajian materi matematika dasar yang sama (konsep angka, dan penjumlahan) oleh Miss Bird (Gambar 4) dan Miss Roony (Gambar 5), guru kelas 1 anak saya ketika studi di SD Inggris.Â
Pada gambar 5, tujuan pembelajaran adalah untuk mengenal angka genap dan ganjil. Coba perhatiakan bagaiamana Miss Roony menempatkan angka ganjil diatas, dan angka genap diatas, untuk menuntun logika (pemahaman) siswa tentang dua ide genap dan ganjil. Hal yang sama dapat kita lihat pada bagian bawah lembar kerja siswa. Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan gambar untuk mengasosiasikan angka (makna angka). Kita lihat gambar dua buah apel untuk membantu siswa memahami apa makna angka dua.
Yang harus digaris bawahi adalah tindakan Miss Roony ini sesuai dengan Teori Perkembangan Piaget seperti dijelaskan sebelumnya.
Apa yang bisa dipelajari guru
Evaluasi singkat saya memang tidak bisa digeneralisasi untuk setiap buku, karena memang fokus saya hanya pada buku teks yang digunakan oleh anak saya di sekolah milik pemerintah itu. Namun, saya sungguh berharap bahwa guru dapat belajar dari evaluasi sederhana saya, yang saya juga menyadari, bukan sebuah hasil penelitian yang sistematis dan terstruktur (dan juga karena batasan format dan ruang kompasiana bukan ditujukan untuk itu). Khususnya belajar dari penyajian materi oleh dua guru lain sebagai model.
Beberapa hal yang dapat dipelajari guru adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya menyegarkan kembali ilmu pengetahuan mereka tentang pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik mereka. Khususnya perkembangan kognitif dan metal.Â
2. Dengan pengetahuan yang segar tersebut, guru kemudian dapat menilai sendiri, atau bersama dengan kolega untuk mengevaluasi buku teks yang akan digunakan, atau diberikan kepada siswa. Seperti misalnya, membedakan mana buku panduan guru, mana buku kerja siswa. Yang terpenting bahwa guru harus dapat mengenali yang berpotensi menghambat perkembangan anak didik mereka.