Siapa pembuat soalnya?Â
Siapa pengawas sekolahnya sehingga bisa kebobolan?
Serta pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Sering terjadi
Masuknya paham-paham "nyeleneh" dalam pendidikan bukan hal yang baru. Karena memang hal ini sering terjadi. Mulai dari ajakan dan mengajarkan berpacaran "sehat" di buku penjaskes, imam sholat bagi kaum homoseksual serta radikalisasi di buku agama yang notabene buku panduan bagi siswa. Anehnya, walaupun memang sering terjadi, baik dalam pembelajaran di kelas, ataupun di buku-buku pegangan siswa, respon pihak yang terkait masih belum "seketat" pemerintah memberedel 243 kampus abal-abalan. Bahkan bila perlu, mungkin perlu juga di lakukan sweeping dan evaluasi kembali terhadap setiap buku-buku, teks, serta soal ujian yang dikonsumsi oleh siswa.
Orang tua wajib meneliti
Sebagai orang tua, sekarang ini kita tidak bisa berdiam diri. Karena memang jutaan informasi beredar dan siap untuk dikonsumsi oleh anak-anak kita, baik disekolah maupun di rumah. Kita perlu juga meliat atau mungkin meneliti teks-teks bacaan yang dikonsumsi oleh anak-anak kita, baik buku sekolah, novel atau lain-lainya. Sehingga kita dapat mengontrol informasi yang masuk dan dipahami oleh anak-anak. Kita pun dituntut untuk proaktif, melaporkan kepada pihak yang berwajib (berkepentingan) bila kita menemukan hal-hal yang "nyeleneh" ada materi pendidikan. Tentunya, harapan kita semua, bahwa pihak yang berkepentingan tersebut siap dan tanggap, serta dapat merespon setiap masukan yang diterima dengan cepat.
*Foto: Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H