Guru ... .
Bila tulisan tanganmu di papan tulis tak boleh dihapus,
Berapa panjang papan tulis yg diperlukan selama kau bertugas?
Bila ucapan pembelajaran demi pengetahuan, ketrampilan,
seni, karakter, moral, norma dan etik direkam,
Berapa tera dibutuhkan di zaman digitalisasi ini?
Bila langkahmu di dalam ruang kelas diurutkan maju selurus-lurusnya,
Berapa jauh ukurannya?
Bila catatan murid-muridmu kau kumpulkan,
Berapa tebal tumpukannya dalam masa tugasmu?
Bila murid-muridmu dihimpun dalam satu ruangan,
Berapa luas area dimanfaatkan?
Bila boleh bertanya, adakah di antara murid-muridmu yang sudah alumni
berkenan hadir saat kau diterima di pangkuan bumi pertiwi?
Mungkin ada frasa:
Kasian guruku...
Aih... Sibuk ni... .
Pi melayat ko?
Dan yang lainnya
...
Ruang kelas menjadi hambar rasa tanpa dirimu
Saat bayanganmu tiada lagi di sana
Kenangan padamu sederhana saja
Diceritakan sesaat ketika mereka berada di atas pusaramu.
Lalu hilang terbawa ritme kesibukan raga dan rasa.
Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara
Ditulis di Oeltua', Kecamatan Taebenu Kab.Kupang, 12 September 2024
Catatan:
- Inspirasi sesaat ketika tiba di rumah duka, seorang rekan guru meninggal dunia. Sesungguhnya pada Desember 2024 ini ia memasuki masa pensiun.
- Ada peluang sesudah upacara menurut agama dari anutan mendiang, saya diminta membacakan yang sudah sempat ditulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H