Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Workshop Daring E-Book E-Learning Marak di Dunia Pendidikan Indonesia

23 Agustus 2024   09:43 Diperbarui: 23 Agustus 2024   16:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku elektronik; sumber: https://snapy.co.id/

Saya kira sangat mungkin yakni dengan mengikuti perintah konstitusi. Pasal 31 ayat (4)  UUD 1945 (Perubahan) berbunyi:

Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenihi kebutuhan penyelengaraan pendidikan nasional.

Tersurat dan terbaca secara amat jelas, anggaran disediakan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Maka, sebagai perintah konstitusi, perlulah kiranya pemerintah daerah melaksanakannya, walau ada kebijakan lainnya yang menyebutkan dilaksanakan secara bertahap menuju angka 20% itu.

Mungkinkah semua pemerintah daerah di Indonesia mewujudkan perintah konstitusi ini? 

Pada zaman di mana terjadi loncatan pemanfaatan gelombang elektromagnetik untuk berbagai kepentingan termasuk pendidikan, kini lahir program dan produk yang sifatnya maya. Pendidikan dan Pelatihan guru melalui media daring: zoom, google meet, YouTube, dan lainnya), buku elektronik (e-book), murid/peserta didik dapat mengikuti program belajar secara daring  (e-learning). Semua ini diasumsikan secara pendekatan yang dapat "menaikkan"kualitas pendidikan? Benarkah? 

Sebagai asumsi tentu masih dibutuhkan riset untuk memvalidasinya dengan data yang akurasi (accurate) dan batas kekeliruan (margin of error) yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pemerintah Daerah mana pun tentu tidak hendak "malu" oleh karena lulusan dari sekolah-sekolah di daerah yang dipimpinnya tidak bergeser naik kualitas dan kuantitas prosentasenya. Oleh karena itu, tepat kiranya bila pemerintah daerah perlu menjawab sebahagian atau seluruh permasalahan pendidikan yang dihadapi di daerahnya, misalnya:

  • menyediakan/merekrut tenaga guru kontrak dengan kesejahteraan yang memadai, ditunaikan/pembarayarannya selalu tepat waktu
  • menyediakan prasarana seperti bangunan sekolah yang memadai, bangunan dan isinya berupa literatur, buku dalam judul dan jumlah yang cukup untuk kebutuhan membaca murid dan guru
  • menyediakan infrastruktur yang melancarkan komunikasi, data dan informasi (internet) 
  • mengajak dunia usaha/dunia industri bersinergi dalam kerangka pembangunan pendidikan di daerahnya 

 Tentu semua ini sudah dan sedang dilaksanakan sebahagian atau seluruhnya, namun bila kita bertanya apakah semua unit satuan pendidikan menikmatinya?

Ketika segala hal yang memanfaatkan  gelombang elektromagnetik menjamur, pada saat itu produk manual mulai ditinggalkan. Perlahan dalam kepastian, produk manual akan menuju senja. Produk manual di antaranya buku (tercetak) dan tutorial pelatihan, demostrasi materi pembelajaran. dan lainnya. Semua itu akan digantikan dengan produk dalam jaringan, sehingga aba-abanya akan menjadi:

  • Ayo, ikuti tutorial di kanal YouTube dengan judul... .
  • Ayo, unduh buku-buku yang disediakan di platform ... .
  • Ayo, bersegera tempat terbatas maksimal ... orang untuk zoom meeting.
  • dan lain-lainnya

Tidakkah semua itu berdampak uang, waktu dan menggerus emosi?


Bagaimaan opini sahabat yang sedang membaca??

Mari menuliskannya di kolom komentar... hehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun