Sekitar pukul 10:30 WITa saya melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Gili Mas (bersebelahan dengan Pelabuhan Lembar) yang menjadi tempat sandar kapal Dharma 5, sekaligus check in tiket yang sudah saya beli sebelumnya di aplikasi DLU Ferry. Saya menggunakan jasa ojek lagi dengan biaya Rp. 20.000.Â
Setibanya saya di Pelabuhan Gili Mas, saya langsung menunjukkan e-ticket kepada petugas dan diarahkan saya ke ruang tunggu. Fasilitas di Pelabuhan Gili Mas yang nyaman membuat para penumpang tidak jenuh ketika duduk menunggu kapal karena ruang tunggu sudah di lengkapi AC, kursi sofa.
Setelah menunggu beberapa saat, diinformasikan kepada seluruh penumpang bahwa jadwal kapal akan digeser ke jam 16:00 WITa yang awalnya jam 12:00 WITa. Saya memutuskan untuk tidur sembari menunggu waktu untuk cetak tiket.Â
Pukul 15:30 WITa para petugas sudah bersiap untuk melayani para penumpang dan ternyata cuman 1 loket, untungnya saya sudah berada di barisan depan antrian. Tiga puluh menit kemudian kapal Dharma Kartika 5 bersandar di Pelabuhan Gilimas. Lega hati ini karena sudah bisa melanjutkan perlayaran ke Kupang dengan 1 kali transit di Waingapu.
Pelayaran pun di mulai.Â
Puji Tuhan dan syukur kepada-Nya, walau terjadi keterlambatan oleh karena gerak maju dan laju yang perlahan, hal ini tidak harus dipersoalkan. Â Faktor alam menjadi perhatian dan keselamatan penumpang menjadi prioritas. Jadwal semula, kapal akan tiba di Pelabuhan Tanjung Lontar Tenau Kupang pada Kamis tengah malam, bergeser hingga Jumat pagi.
Akhirnya, kami tiba di Kupang di Tanah Timor dan menjejak di sana pada Jumat (8/9/24) pada pukul 09.00 WITa.
Penutup
Catatan perjalanan (pelayaran) dengan menggunakan jasa angkutan laut Dharma Kartika sampai di sini. Semoga menginspirasi para sahabat yang sempat membaca
NB: Ansel Bani telah mengizinkan agar catatan ini dapat dipublikasi.
Penulis: Anselans P. Bani
Editor: Heronimus Bani