Merdeka!
Merdeka menjadi ruang dan peluang untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara serta jalinan dengan bangsa dan negara lainnya. Merdeka dalam masa reformasi membawa perubahan yang teramat cepat sambil memberi kebingungan dan kebimbangan pada segala lapisan kaum. Kaum terpelajar melahirkan para kritikus yang menggunakan busana pengamat yang jeli melihat persoalan bangsa dan sedikit memberi solusi. Kaum konglomerat makin mendekat kepada sumber-sumber kehangatan untuk terus menghangatkan usaha agar tumbuh dan berkembang lagi setelah krisis ekonomi. Lapisan kaum mana pun berupaya agar eksistensi diri mereka muncul ke permukaan yang akan mendapatkan perhatian.Â
Pemilihan umum secara lamgsung diadakan. Mereka yang duduk manis di dalam badan legislatif tidak lagi mewakili konstituen untuk memilih pemimpin baik di pusat maupun di daerah-daerah. Pemilihan umum dengan anggaran triliunan bagai biasa saja  karena hal itu menjadi kebutuhan dan memenuhi kepentingan bangsa dan sebagaimana diamanatkan konstitusi hasil perubahan.
Mereka yang akan dipilih "menjual diri" Â sedemikian rupa dengan pemanis bibir yang tiada duanya walau sesungguhnya mereka sendiri bukan saja menjual tetapi juga melakukan transaksi membeli dan meminta-minta. Mereka menyebutkannya sebagai praktik politik yang wajar saja di alam demokrasi.
Praktik hukum di ruang-ruang sidang dengan warna ragam celoteh demonstrasi. Ini terjadi pada masa di mana orang bebas bersuara atas nama demokrasi. Demokrasi memberi ruang untuk bersuara di ruang-ruang publik dengan bertanggung jawab. Bila lidah menyelipkan kata dan frasa keteledoran, maka pisau pasal undang-undang menanti.
Loncatan cukup tinggi dan sekaligus mengantar lompatan maju ketika covid-19 membawa bangsa ini segara masuk ke area digitalisasi. Dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik dan sosial bergemuruh dalam kecemasan. Jarak jauh didekatkan dengan alat bantu; mereka yang dekat makin dijauhkan atas nama komunikasi dan mengakses informasi dengan akselerasi terbaik.
Ya. Kita telah merdeka. Merdeka untuk melakukan apa saja yang dirasakan memberi ruang kemajuan pada berbagai sisi kehidupan bangsa.Â
 Penutup
Ketika tiba pada umur yang ke 79, ada makna filosofis yang dipanggungkan dalam simbol angka 79 bersama tema Nusantara Baru Indonesia Maju. Ada 7 makna di dalam angka 79 yang digambarkan dalam tema itu. Ketujuh makna itu yakni:
- negara kepulauan
- lambang negara
- pertumbuhan ekonomi
- keberlanjutan
- ekonomi hijau
- persatuan dan harapan
- kesetaraan
Kita sedang memasuki era baru ketika ibukota negara pindah dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara. Apakah IKN adalah satu nama atau sebutan tertentu dan nama baru akan disebutkan dengan peraturan lainnya?
Bila kita bersurat, mungkinkah akan dimulai dengan kalimat penanggalan, Ibukota Nusantara, 17 Agustus 2024?
Salam Merdeka. Nusantara Baru Indonesia Maju