Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tusuk Gigi pada Wejangan Resepsi Pernikahan

17 Juli 2024   18:30 Diperbarui: 19 Juli 2024   17:22 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Minggu (14/7/24) pukul 15.00 WITa sepasang kekasih membawa perkawinan mereka ke dalam pernikah menurut agama yang dianut. 

Mereka memutuskan untuk menikah secara Kristen Protestan dalam ranah pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor di Jemaat lokal, Pniel Tefneno Koro'oto. Kami berkesempatan menghadiri dan turut serta sebagai salah satu petugas dalam upacara ini.

Upacara di gedung gereja berlangsung hikmat dihadiri anggota keluarga dan anggota Majelis Jemaat. 

Kedua mempelai mendengarkan nasihat pernikahan, janji Tuhan atas pernikahan, dan berkat atas pernikahan mereka. Semua ini disampaikan oleh pendeta yang melayani di Jemaat lokal Pniel Tefneno Koro'oto.

Senyuman malu-malu dari pasangan mempelai terlihat ketika rangkaian prosesi upacara pernikahan itu berakhir. Sesi foto bersama pendeta yang melayani dilakukan, diikuti anggota majelis jemaat yang bertugas dan akhirnya oleh anggota keluarga yang menghadiri upacara ini.

Petang tiba dan malam merayapi permukaan tanah, menyelubungi cakrawala. Pengantin telah bersiap untuk memasuki babak berikutnya dari upacara pernikahan mereka. 

Babak berikutnya yakni resepsi. Resepsi diadakan secara sederhana, dihadiri oleh keluarga yang menghadiri upacara pernikahan di gedung gereja, serta tetangga dan beberapa undangan. 

Pada resepsi ini diadakan ibadah syukur atas upacara pernikahan yang telah berlangsung. Ibadah ini dibuat untuk menyatakan rasa syukur dan sukacita, bahwa Tuhan memperkenankan mereka untuk tiba pada keputusan untuk membawa perkawinan mereka ke dalam pernikahan yang mendapatkan berkat dari Tuhan.

Selanjutnya, Pemandu acara resepsi meminta agar ada seseorang dapat menyampaikan nasihat untuk pasangan mempelai. Permintaan ini ditujukan kepada seseorang yang dianggap dapat memberi nasihat mewakili anggota keluarga dan undangan.

Foto dan Kolase; Roni Bani 
Foto dan Kolase; Roni Bani 

Nasihat itu disampaikan demikian:

Sepasang kekasih yang telah memutuskan untuk menikah, mereka bukan saja menjadi kekasih sebagai pasangan yang sedang berpacaran, tetapi telah menjadi suami isteri. Suami-isteri yang telah dikenankan Tuhan, patutlah menjaga rumah tangga mereka menjadi rumah tangga yang mencerminkan kebahagiaan sebagaimana harapan setiap pasangan suami-isteri dalam setiap rumah tangga.

Sepasang suami-isteri yang baru memulai dan menjalani kehidupan rumah tangga, bila dianalogikan, mereka bagai barisan gigi. Barisan gigi akan terlihat rapih dan apik bila pemiliknya tersenyum. Gigi yang rapih dan apik itu terlihat rapat di mana terasa di sana bahwa barang sesuatu apa pun tidak mungkin untuk dapat menyela kerapatan itu. 

Nah, tetapi seiring waktu yang terus maju, gigi-gigi itu akan mulai terganggu. Apa yang mengganggu? Ada saja yang mengganggu kerapatan mereka yakni tusuk gigi. Tusuk gigi akan dibawa ke dalam celah gigi-gigi. Gigi-gigi yang tadinya rapat mulai bergeser dan memberi ruang kepada tusuk gigi untuk boleh masuk. Tusuk gigi tidak menghendaki untuk masuk di celah gigi-gigi, namun terpaksa diundang, atau dihadirkan di antara gigi-gigi yang semula rapat, rapih dan apik-indah, kini mulai bergeser. Ada rongga di sana.

Rongga itu akan makin lebar, manakala gusi tempat gigi tertancap mulai terganggu akibat seringnya disentuh atau bahkan disakiti oleh tusuk gigi. Akhirnya, gusi pun mengalah dan gigi mulai goyang, membusuk akar hingga jatuh. Lalu, kerapatan gigi makin terbuka karena satu-satu mulai tampak menjauh, dan menjauh.

Rumah tangga yang utuh tentu akan baik bila tidak menghadirkan penggoda pasangan suami-isteri. Penggoda itu akan merenggangkan cinta yang dibangun sejak janji nikah diikrarkan di hadapan Tuhan dan umat-Nya. Bila penggoda itu terus-menerus masuk di antara pasangan suami-isteri, perlahan dalam kepastian akan melemahkan cinta yang dibangun. Berhati-hatilah dengan "tusuk gigi" penggoda rumah tangga. 

Demikian nasihat yang disampaikan pada resepsi dalam rangka syukuran pernikahan pasangan kekasih yang telah berjanji setia sampai maut memisahkan mereka sebagai pasangan suami-isteri.

Tersenyumlah...

Semoga...

***

Umi Nii Baki-Koro'oto, 17 Juli 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun