Dalam ibadah ini, hadir banyak pemangku kepentingan di antaranya:
- Majelis Sinode Harian GMIT, yang diwakilkan kepada Pnt. Yefta Sanam, SE., M.M
- Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (Pj. Bupati, Pj. Sekretaris Daerah) dan para Camat dalam wilayah Amanatun Raya
- Para Ketua Majelis Klasis di sekitar wilayah Amanatun, Ketua Majelis Jemaat dan fungsionaris lainnya dalam gereja/jemaat GMIT
- Ketua Majelis Klasis lainnya yang berkesempatan: Ketua Majelis Klasis Harian Amarasi Selatan, dan Ketua Majelis Klasis Harian Pantar Timur (Klaster Alor)
- Rombongan UBB GMIT terdiri dari:
- Konsultan Ahli, Prof. Dr. Charles Grimes, Ph.D; Dr. Barbara Dix Grimes, Ph.D, Pembina Tim, Pendamping Tim
- Tim-tim Penerjemah, Staf Administrasi, Staf Media dan Bagian Pengembangan Pendidikan Berbasis Bahasa Daerah
- Jemaat pada umumnya di Nunkolo dan sekitarnya
Semua yang menghadiri ibadah ini terlihat sangat bersyukur oleh karena bahasa daerah Amanatun telah dapat berwujud dalam tulisan. Bahasa yang hanya dipakai sebagai bahasa lisan, kini telah dapat ditulis. Maka, menjadi bagian yang akan dipelajari.
Pada kesempatan ini, harapan-harapan umum yang disampaikan oleh para pembicara yakni:
- Bahasa lisan menjadi bahasa tulisan patutlah untuk dipakai. Semua orang Amanatun perlu belajar untuk membaca teks-teks berbahasa Amanatun, terutama Injil yang sudah diterjemahkan, walau baru ada Injil Markus
- Injil lainnya kiranya akan terus dikerjakan hingga dapat diterbitkan/diluncurkan agar dipakai dalam tugas-tugas pemberitaan di gereja/jemaat berbahasa Amanatun, demikian hal yang sama dengan buku nyanyian, Siit Knino'.
- Masyarakat Amanatun Raya perlu untuk terus mempertahankan bahasa daerah. Hal ini beralasan karena Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penghargaan sebagai daerah yang kokoh memelihara bahasa daerah dan kebudayaannya.
Pada akhir kegiatan, para tokoh mendapatkan hadiah buku Injil Markus dan Siit Knino' secara gratis. Sementara umat/jemaat merogoh koceknya untuk membeli. Begitulah bila menjadi pejabat dan tokoh. Selalu saja ada pengalaman yang sama. Â Semoga pada kesempatan peluncuran untuk kitab lainnya, para pejabat dapat merogoh kantongnya untuk membei dalam jumlah tertentu dan memberikanya secara gratis kepada umat/jemaat/masyarakat.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 9 Juli 2024
Heronimus Bani ~ Pemulung AksaraÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H