Pengantar
Saya bukanlah traveler, penjelajah, bukan pula back packer, namun sewaktu-waktu haruslah meninggalkan kampung untuk kepentingan yang mendesak, baik itu kepentingan tugas maupun kepentingan keluarga.Â
Wilayah Amfo'an (Amfoang Raya) yang telah dimekarkan menjadi 6 kecamatan dengan seribuan cerita menarik dan menggelisahkan selalu ada di bibir orang-orang yang pernah berkunjung ke sana. Cerita-cerita itu akan diperkuat oleh mereka yang tinggal di wilayah itu atau yang bertugas atas penugasan negara/daerah. Sebaliknya cerita-cerita itu dapat saia dilemahkan atau diabaikan, dianggap bohong jika mungkin dilebih-lebihkan hingga menjadi cerita yang lebai.
Hari Sabtu (22/6/24) kami keluarga Umi Nii Baki-Koro'oto berangkat ke salah satu titik tempat di Amfoang Raya. Tempat itu bernama Soliu. Soliu sendiri berada di Kecamatan Amfoang Barat Laut, ditetapkan sebagai kota Kecamatan (ibukota) Amfoang Barat Laut. Maka, di sana pelayanan publik oleh Pemerintah Daerah berpusat. Kantor Kecamatan dan ikutannya seperti Pusat Kesehatan Masyarakat, Unit-unit Pelaksana Teknis Daerah lainnya berada di tempat ini.
Jarak tempuh ke Soliu dari desa Nekmese di Amarasi Selatan menuju Soliu Amfoang Barat Laut oleh anggota rombongan disebutkan 140 km, sementara Gugel maps menyebut 136 km . Gugel maps sendiri menyebut bahwa waktu tempuh hampir 4 jam; padahal kami berangkat pukul 05.30 WITa dan tiba di sana pukul 12.00 WITa. (Rupanya Gugel maps mengarang-ngarang saja. hehe) Â Me
Liku Perjalanan Tawa Ria dalam Tantangan Alam Fatule'u - Amfoang Barat (Daya - Laut)
Dalam Area Fatule'u Barat
Rasanya selama ini masyarakat tidak mengeluhkan infrastruktur jalan dan jembatan di area Fatule'u Barat (mungkin saya keliru). Faktanya kami, rombongan keluarga saat melintas dapatlah kiranya dibuat beberapa fakta:
- aspal pecah/hancur dan lubang di banyak tempat
- jembatan kecil yang putus
- kendaraan dengan tonase besar lalu lalang; khusus untuk hal yang satu ini, tentu tidak segera dapat disebutkan sebagai kesalahan. Hal ini karena base camp dari perusahaan berada di area Sulamu. Tentu Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Perizinan telah mengizinkan adanya Base Camp di sana . Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang dipegang oleh perusahaan ini menjadi energi baginya untuk mengoperasikan kendaraan roda empat dan lebih dengan tonase besar. Kendaraan dengan tonase besar biasanya tidak segera dapat memberi ruang untuk pengguna jalan yang lain (pikap, motor) dengan mudah dan leluasa. Diperlukan kesabaran pada pengguna jalan ketika berpapasan dan atau beriringan dengan mereka.
Area menarik di Fatule'u Barat yakni meliuk-liuknya jalan. Jalan yang dibuat meliuk, mengular bukan hal baru di area mendaki. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengguna jalan, terlebih kami yang untuk pertama kalinya menempuh jalur itu.
Pada satu titik tempat ada pemadangan menarik perhatian yakni tambak garam. Area tambak garam itu terlihat seperti kurang terawat. Rumahan (kemah) tempat para petambak rasanya hendak bercerita bahwa mereka telah ditinggalkan. Berhubung di antaraÂ
kami beberapa anggota tim menggunakan kendaraan roda dua, jadi kami berhenti sebentar untuk memotret kondisi itu.