Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Drama Musikal Tampilan Perdana SMK Kristen Elim Nekmese

15 Juni 2024   12:21 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:18 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan musik terompet SMK Kristen Elim Nekmese, foto: Roni Bani

Pengantar

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Elim Nekmese berdiri pada tahun pelajaran 2023/2024. Sekolah ini mengkhususkan pembelajaran pada Kesenian dengan menawarkan jurusan-jurusan: Musik Klasik, Tari, Broadcasting, dan lain-lain. Izin operasional telah dikantongi dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Proses pembelajaran telah dimulai dan debut pertama mereka pun telah memukau. 

SMK Kristen Elim Nekmese mengambil lokasi di desa Nekmese, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Beberapa anggota masyarakat merelakan tanah milik mereka untuk selanjutnya dapat membangun sekolah di sana. Proses itu sedang dan masih berlangsung untuk mendapatkan status legal-formalnya, namun sudah dapat membangun walau masih darurat. Maka, sementara ini, Jemaat (GMIT) Pniel Tefneno Koro'oto memberikan keluasan untuk memanfaatkan salah satu ruang sayap utara gedung gereja untuk dijadikan ruang kelas dan kantor.

SMK Kristen Elim Nekmese, telah muncul beberapa kali di hadapan publik dalam ibadah-ibadah dan pada satu kesempatan tampil di Jalan Eltari depan Kantor Gubernur Provinsi NTT pada hari bebas kendaraan (CFD ~ car free day).  Pendekatan yang demikian dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat mencintai kesenian, dan mengajak untuk menyekolahkan anak-anak mereka di bidang kesenian dengan berbagai jurusan pilihannya.

Tahun Pelajaran 2023/2024 sedang dan akan segera berakhir. Tampilan 11 murid SMK Kristen Elim Nekmese telah dilihat oleh publik melalui berbagai platform media sosial. 

Masyarakat desa Nekmese, kini giliran para orang tua murid.  Pada titik waktu menjelang akhir tahun pelajaran 11 murid mementaskan satu drama musikal. Drama musikal ini diambil dari kisah pertempuran Daud dan Goliat. Pementasan dilaksanakan pada Rabu (12/6/24), mengambil tempat di dalam ruang utama gedung gereja Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto.

Tampilan musik terompet SMK Kristen Elim Nekmese, foto: Roni Bani
Tampilan musik terompet SMK Kristen Elim Nekmese, foto: Roni Bani

Persiapan  dan Pelaksanaan Drama Musikal

 Paparan, sebagaimana disampaikan oleh guru yang mengasuh mereka bahwa persiapan dilakukan sebagai berikut:

  • memilih naskah dan menulis skenario (latar, tokoh, penokohan, dialog, babak, konflik dan pesan)
  • menyiapkan properti dan musik yang sesuai dan
  • latihan hingga menyiapkan pentas/panggung

Menurut guru yang mengasuh mereka, ia tidak mengoreksi dan mengkritisi oleh karena teori yang telah mereka terima itulah yang akan diwujudkan. Maka, ia hadir menyaksikan ketika mereka berlatih, sedikit mengingatkan bila kekeliruan pada sisi tertentu, dan membiarkan mereka mewujudkan imajinasi, inspirasi dan kreativitas.

Hari pementasan tiba, Rabu (12/6/24), pukul 18.00 WITa para murid SMK Kristen Elim Nekmese telah bersiap. Ruang utama gedung gereja disiapkan secara amat sederhana untuk pementasan drama musikal yang naskahnya diambil dari kisah di dalam 1 Semuel 17; kisah kepahlawanan Daud bermula.

Adegan raja Saul memanggil Daud; foto: Roni Bani
Adegan raja Saul memanggil Daud; foto: Roni Bani

Seorang murid di antara mereka tampil sebagai master of ceremony. Seorang berikutnya tampil sebagai narator yang  membacakan dan memperkenalkan para pemain. Sinopsis kisah dibacakan, dan selanjutnya mereka tampil tanpa narator.

Tokoh yang diperankan di antaranya: raja Saul, Daud, dan Goliat; lainnya memerankan prajurit dari pihak Goliat dan pihak Saul. 

Properti dan konstum amat sederhana. Terlihat properti dibuat dari material bekas pakai  (sampah: karung dan kardus), namun dikreasikan sedemikian rupa sehingga nampak menarik. 

Adegan Daud hendak memenggal kepala Goliat; foto: Roni Bani
Adegan Daud hendak memenggal kepala Goliat; foto: Roni Bani

Musik dikemas apik menyesuaikan dengan plot dan babakan drama walau itu berlangsung kurang dari 15 menit.

Akhir Pementasan

Pementasan ini bertujuan untuk melatih murid SMK Kristen Elim Nekmese mengejawantah teori ke dalam praktik. Praktik yang dimaksudkan ini tidak untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi ditunjukkan (dihunjukkan) ke hadapan publik. Mula-mula pada para orang tua dan guru mereka sendiri.

Hal lain yang tersirat dari tugas ini, injeksi motivasi sehingga di sana ada pembagian tugas secara langsung maupun tidak langsung. 

  • penulis naskah drama
  • penata musik
  • penata panggung/pentas (properti dan penataan cahaya)
  • koreografer
  • sutradara
  • dan lain-lain 

Suatu tampilan perdana yang mengesankan, walau para guru dan murid merasa belum cukup baik. Patut diapresiasi oleh karena mereka sebanyak 11 orang, dan sudah dapat dipastikan bahwa memulai sesuatu yang baru selalu saja ada kekurangannya, ada keterbatasannya. Oleh karena itu, kritik korektif yang sifatnya membangun (konstruktif) diperlukan oleh mereka.

Umi Nii Baki-Koro'oto - UBB  GMIT Kupang, 15 Juni 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun