Cinta
kau menuntun dirinya jatuh cinta
mewajibkan dirinya menyeberangi laut dan samudera
melintasi pulau, kepulauan, bukit dan lembah Toraja
agar dapat meraih cinta itu di labuhan rindu
Cinta
kau menghantar dirinya bersayap fajar
merenda ilmu pengetahuan bersama kaum akademikus
sayap-sayap padanya bertunas amat muda
hendak terbang dengan meniti kepekaan
Â
Cinta
Kau membimbingnya menelikung aral merintang
menggapai titik berangkat baru manakala disebut asisten
sayap-sayap bertunas rindu menghunjuk kematangan
manakala kredibilitas dan kapasitas diri diterima
Cinta
Kau memapahnya ketika ia jatuh sakit
memberinya motivasi agar tubuh lemah menjadi kuat
sayap-sayap kematangan yang lemah tak surut irama
selagi asa berpihak pada kehidupan bersama
Cinta
Kau memanggilnya ke dalam nada kecemasan
membawanya tiba pada titik akhir kehidupan
sayap-sayap kematangan pun patah tak berdaya
saat itu kaum kerabat dan sahabat histeris bertangisan
Cinta
Bawalah dia tersenyum di hadirat Sang Khalik
Izinkan dirinya berdiri tegak dan takzim di sana
sebagai hamba yang menata  dan meniti pengabdian
walau hitungan tahun hanya sebanyak 5 jemari tangan
Umi Nii Baki - Koro'oto, 30 Mei 2024
Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara
NB: Puisi ini ditulis untuk mengenang mendian Juan Ardiles Nafie, M.IKom/Dosen pada FISIP Undana Kupang Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H