Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lama Tidak Bertemu saat Bersua Bawa Film Dokumenter

10 Mei 2024   09:38 Diperbarui: 10 Mei 2024   09:41 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebahagian kecil isi buku yang dibuat bergambar; kolase: Roni Bani

Tahun 2023, sempat datang dengan diantar oleh Pengurus Persekolahan Reformasi di Tarus Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Ketika tiba, kami bercerita dalam reviu apa dan bagaimana mereka yang pernah datang serombongan pelayanan ke Klasis Amarasi Timur. Cerita itu kami akhiri dengan berkunjung ke satu keluarga di dalam wilayah desa Nekmese tempat kami tinggal. Keluarga ini sedang mengalami duka oleh kematian seorang anggota keluarga.

Tahun 2024 ini, Sahabat kami kembali lagi. Kali ini masih diantar oleh Pengurus Persekolahan Reformasi di Tarus, ditemani pula oleh seseorang yang berasal dari Kanada. 

Kami bercerita banyak hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan dengan alat permainan edukasi, buku bergambar yang khas budaya masyarakat lokal, foto dan film (video). Pada titik percakapan tentang film, dia ingat dan bertanya apakah film dokumenter yang pernah dibuat sudah diberikan pada saya?  Saya menjawab, belum.

Maka, selanjutnya ia menyerahkan sebentuk stik (flashdisc) yang isinya film dokumenter yang telah diedit. Film dokumenter itu dibuat dalam tiga model. Pertama, tanpa teks (subtitle), kedua, menggunakan teks berbahasa Indonesia, ketiga menggunakan teks berbahasa Inggris,  dengan isian suara yang amat jernih dari seseorang anak.

Menurut penuturan Sang Sahabat, ia telah membawa film dokumenter ini ke ratusan sekolah dasar di Australia. Para guru dan murid sangat menyukai film dokumenter ini. Buku yang ditulis pun disukai oleh mereka sehingga mereka rindu belajar Bahasa Indonesia.

Di samping film dokumenter itu, ada yang sifatnya ekstra dengan pernyampaian bahwa dapat diunggah ke media sosial seperti YouTube. Atas izin ini, saya mengunggahnya di YouTube sebagaimana yang dapat disaksikan di sini.


Semoga menginspirasi. Mohon maaf bila terlihat narsis.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 10 Mei 2024

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun