Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diskusi Ringan tentang Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Kupang

23 April 2024   20:25 Diperbarui: 23 April 2024   20:29 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Kabid Kebudayaan Dinas  P & K Kab Kupang; foto: Elfis Thome

Kemarin, Senin (22/4/24) saya menerima telepon dari satu nomor baru. Penelepon meminta untuk percakapan dilanjutkan oleh seseorang yang disebut Kepala Bidang Kebudayaan. Selanjutnya kami berbicara di telepon yang intinya tentang suatu program untuk inventarisasi kebudayaan daerah. 

Langkah konkrit untuk mewujudkan program ini oleh Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang yakni melalui pembentukan tim kecil dari kalangan masyarakat yang peduli kebudayaan. Mereka yang peduli pada kebudayaan bukan saja dalam teori, namun haruslah mampu mengaktualkan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sampai di sini, percakapan per telepon dengan Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.

Hari ini, Selasa (23/4/24), saya berangkat ke ibukota Kabupaten Kupang, Oelamasi. Masyarakat mengenal kota Oelamasi dengan sebutan civic centre.  Saya menuju ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang. Di sana saya bertemu dengan Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan.

Diskusi ringan dimulai, sambil menyeruut kopi panas yang disuguhkan oleh staf Sang Kabid. Materi diskusi tentang program yang sudah sepantasnya diwujudkan. Mengapa? Karena hal itu akan menjadi dokumentasi penting dan prioritas di tengah membanjirnya budaya pop yang digandrungi.

Diskusi kami ini saya selingi dengan menunjukkan tiga buku dengan judul berbeda:

  • Serpihan Kebudayaan Masyarakat Pah Amarasi, 
  • Sangpiak Toraja Utara, Kami datang
  • Kamus Maruna'

Buku pertama dan kedua ditulis oleh Heronimus Bani, buku ketiga ditulis bersama oleh Owen Edwards, Ph.D dan Heronimus Bani. Ketiganya saya serahkan sebagai kenangan yang kiranya menginspirasi. 

Dalam diskusi ini saya disodori selembar kertas berisi kisi-kisi materi yang akan ditindaklanjuti dalam diskusi lanjutan dengan tim yang dibentuk dan gabungan tim Kabupaten Kupang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kisi-kisi itu berupa, pokok pikiran untuk diskusi lanjutan tentang: manuskrip, tradisi lisan, adat-istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, kesenian, bahasaa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.

Sesudah mendapat sodoran kertas berisi kisi-kisi ini, kami berkesempatan foto bersama.

Catatan ini dibuat untuk kenangan. Terima kasih.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 23 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun