Mula Kata
Bila bertanya pada seorang rekan guru,
"Anda bisa menulis?"Â
Dia akan memberi jawaban bertanya pula.Â
"Menulis dalam pengertian apa? Bila menulis saja, tentu bisa, tetapi bila menulis dalam pengertian produk tertulis seperti artikel apapun itu, butuh latihan pada ketrampilan khusus itu, walaupun orang mengatakan bahwa menulis itu hanya upaya memindahkan olah pikir ke atas wadah kertas."
Sementara itu para jurnalis media cetak dan elektronik, tidak perlu kita pertanyakan masalah ini. Begitu pula mereka yang sudah sampai pada level menulis buku dan artikel ilmiah pada jurnal-jurnal terakreditasi  baik nasional maupun internasional.
Menulis, tentulah membutuhkan ketrampilan, maka patutlah untuk dilatihkan. Melatih ketrampilan menulis bukan sekadar untuk mencoba belaka. Latihan itu patutlah dimulai ketika berada di bangku sekolah, dan atau pada zaman medsos ini siapa pun dapat menulis pada akunnya.Â
Sekadar Teori Menulis
Dari sumber ini saya kutip paparan bahwa secara umum menulis adalah menuangkan gagasan, ide dan pendapat dalam sebuah tulisan. Meskipun menulis dianggap sebagai aktivitas yang menguras konsentrasi, tapi ternyata banyak orang rindu menjadi penulis. Memang menjadi seorang penulis itu tidak sekedar memiliki niat dan cita-cita, tetapi juga harus memahami terlebih dahulu makna menulis. Fungsinya agar lebih bisa mendalami dan bisa konsentrasi lagi dalam menuangkan ide dan gagasan.
Menulis sebagai pendekatan proses dalam kerangka menuangkan kreativitas, gagasan yang abstrak imajinatif ke dalam bentuk bahasa tulisan yang disebut karangan (mengarang). Maka, seorang penulis mengungkapkan isi pikiran, ide, pendapat atau keinginannya melalui pendekatan tulisan.
Pada jenjang pendidikan dasar, pengetahuan menulis ada sejak kelas bawah, yakni menulis permulaan dan menulis lanjutan. Menulis permulaan. Dalam kerangka menulis permulaan guru perlu menyadari akan kemampuan dasar murid yang dibawa dari rumah tangga. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa ibu. Bahasa ibu yang baik dapat dikonversi ke dalam Bahasa Indonesia standar secara perlahan.
Oleh karena menulis permulaan merupakan ketrampilan dasar pada murik untuk mengenal dan menulis huruf, kata, dan kalimat sederhana, maka guru mengajarkan dari membuat dan atau menjiplak kalimat sederhana. Guru belum dapat meminta murid untuk menulis karangan utuh. Karangan utuh akan dilakukan murid pada kelas atas (4, 5 atau 6), ketika mereka memasuki kelas menulis lanjutan.Â
Menulis di SD Inpres Nekmese
Guru dan murid SD Inpres Nekmese belum siap untuk menulis, namun patutlah untuk menginjeksikan motivasi menulis. Maka, ada murid yang menyerahkan karyanya berupa puisi dan tulisan-tulisan lainnya.Â
Guru menerima puisi dan tulisan-tulisan itu, selanjutnya mereka melakukan proses sunting. Hasilnya dicetak (print out) dan diserahkan kepada kepala sekolah.
Evaluasinya demikian:
- para guru patutlah untuk melatih diri menulis agar memberi contoh kepada para murid;
- guru belum diizinkan melakukan sunting artikel atau puisi. Hal ini akan menolong guru untuk mengetahui perkembangan berbahasa lisan dan tulisan murid, melalui portofolio
- karya yang sudah dikumpulkan murid, ditempatkan pada sudut/pojok baca
Pada akhir tahun pelajaran 2023/2024 semua peserta ujian sekolah wajib untuk menulis. Mereka menulis dengan penentuan tema. Tema yang disodorkan yakni: Kegiatan Keagamaan. Tiap peserta ujian wajib menentukan sendiri judulnya, dan menulis maksimal 5 paragraf.
Peserta ujian sekolah pada UPTD SD Inpres Nekmese tahun pelajaran 2023/2024 sebanyak 11 orang.
Umi Nii Baki-Koro'oto, Nekmese, 9 April 2024
Heronimus Bani ~ Pemulung AksaraÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H