Terdengar bunyi notifikasi pada android milik Roy. Ia melihatnya dan membuka pesan WhatsApp yang masuk.
"Kaka belum balas beta pung pesan WA. Sibuk ko?"Â sekali lagi pesan ditulis dalam Bahasa Melayu Kupang.
Roy terdiam beberapa saat. Ia menaruh android di dalam saku jaketnya, berjalan perlahan ke rumahnya. Ia melintas di depan pos kepolisian sektor. Beberapa unit bus sedang parkir di sana untuk menurunkan dan menaikkan penumpang dan barang. Terlihat para penjaja menawarkan makanan ringan kepada para penumpang. Para penjaja makanan ringan berebutan menawarkan bukan saja pada penumpang bus, tetapi pada pada pengguna jasa pikap pula.
***
Setahun berlangsung, kisah dan lakon cinta mengisi waktu dan perasaan berjarak. Kesibukan tugas ada pada pasangan kekasih yang berjauhan. Upaya membangun, lagi mempertahankan cinta begitu kuatnya pada Roy.Â
Kandas. Cinta telah kandas. Roy terhempas.
Dia yang dicintai dengan sepenuh hati telah bercinta dengan kekasihnya yang lain. Komunikasi dan bangunan cinta dijalin dan dirajut di dalam aplikasi WhatsApp.Â
Roy pulang ke rumahnya, kampung dan tugasnya. Kesan dibawanya, kesal digadaikan pada rerantingan yang menjadi saksi atas keterhempasannya.Â
Cinta diarsipkan di dalam Android milik kekasihnya. Kini arsip itu dihidupkan agar keduanya merasakan kehangatan kisah ketika membaca kembali jejeran frasa di sana.Â
Di ujung timur pantai Kolbano, Roy menatap sejauh-jauhnya arus dan gelombang laut yang menghempas di bibir pantai. Ia akan merajut cinta dan masa depan dengan pendekatan baru.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 16 Mei 2024