Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berkunjung ke Ruang Belajar SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan

2 April 2024   09:04 Diperbarui: 2 April 2024   09:19 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Istlah untuk nomenklatur unit satuan pendidikan telah bertambah menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sekolah Dasar ... atau Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Menengah Pertama... dan seterusnya. Demikian yang terjadi pada Sekolah Dasar Inpres Nekmese di Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Dasar Inpres Nekmese disingkat UPTD SD I Nekmese.

Sebagai yang dituakan di sekolah, saya menempatkan program supervisi untuk dua kali dalam setahun; supervisi administrasi dan supervisi proses pembelajaran. Supervisi administrasi dilaksanakan pada semester pertama, dan supervisi proses pembelajaran pada semester kedua. Pada supervisi kedua ini saya beri judul dalam tulisan ini sebagai berkunjung ke ruang belajar SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan.

Evaluasi Konteks Ruang-Ruang Belajar dan Interaksi Guru ~ Murid 

(Mungkin) ruang-ruang belajar sekolah dasar pedesaan agak berbeda dengan yang ada di perkotaan. Ruang-ruang kelas yang terlihat sederhana, dengan tataan meja-bangku-kursi bergaya feodal. Gaya yang demikian bila harus membentuk kelompok belajar  amat ribet berhubung para murid dipastikan perlu mengangkat dan menggeser, sehingga seringkali timbul ribut yang mengganggu ruang belajar di sebelahnya. 

Antar ruang belajar terdapat pintu penghubung. Mengapa? Asumsinya, bila terjadi kekurangan guru, maka seorang guru akan melakukan tugas rangkap kelas. Oleh karena tugas yang demikian, maka gerak cepat untuk tiba di antarruang belajar yakni melalui pintu antarruang belajar tersebut. 

Dinding/tembok ditempeli gambar-gambar karya murid. Selain itu ada pohon pengetahuan bertema. Pada pohon-pohon itu digantung materi belajar misalnya, puisi dan hasil menjawab pertanyaan dari tugas yang diberikan guru.

Bila mengamati secara konstruktif ruang-ruang belajar, ukurannya sama, berbeda pada penataan fasilitas pendukung proses pembelajaran. Berbeda pula pada penambahan materi/bahan belajar yang setiap saat terlihat dan terbaca oleh murid di kelasnya. 

Kolase, Roni Bani
Kolase, Roni Bani

Hal lain yang terlihat yakni beberapa titik telah mengalami kerusakan. Plafon yang bocor oleh karena tetesan air hujan yang masuk melalui lubang-lubang karatan pada seng/atap. Hal yang demikian tentu sangat membutuhkan perhatian kami. Kerusakan terlihat juga pada kunci-kunci pintu pada beberapa ruang belajar. Instalasi listrik belum sempurna yang memungkinkan pemanfaatan fasilitas pendukung pembelajaran yang memanfaatkan aliran listrik.

Dalam kondisi-kondisi faktual yang terlihat seperti itu, tidak mendegradasi motivasi mengajar-belajar saban hari pada penghuni ruang-ruang belajar. Hal ini terlihat dari keaktifan guru-murid dalam interaksi mereka.

Di dalam interaksi guru - murid yang terlihat seperti ini:

  • doa bersama, biasanya dalam wujud ibadah pagi di setiap ruang belajar; apakah para guru selalu ada di dalam ruang kela setiap harinya untuk berdoa/ibadah (singkat) bersama para murid?
  • Guru ~ Murid saling memberi salam; 
  • Guru menyampaikan materi prasyarat dan tujuan pembelajaran
  • Guru membagi murid ke dalam kelompok-kelompok diskusi disertai uraian tugas yang harus didiskusikan. Memanfaatkan buku sumber dan sumber lainnya, mengisi Lembar Kerja. Ketika sudah berada dalam diskusi, guru berkeliling untuk membimbing, menjawab pertanyaan atau hal lain yang diperlukan oleh anggota kelompok hingga pada akhirnya sajian/lapaoran tiap kelompok. Pada titik laporan, guru belum menyampaikan diskusi secara klasikal; atau kesempatan bertanya/diskusi lanjutan dengan kelompok yang membuat laporan. Hal ini membutuhkan kejelian guru untuk melatih murid. hingga bukan saja berdiskusi namun jika perlu ada perdebatan yang mengasah kemampuan berpikir dari membaca sejumlah sumber, dan pada saat membuat kesimpulan akan memudahkan guru dan murid
  • Akhirnya guru akan menutup pertemuan dengan langkah tugas, evaluasi dan penugasan di rumah, serta salam penutup.

Dalam konteks interaksi pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang demikian, para guru ~ murid telah menunjukkan proses yang cukup baik. 

Masalahnya terletak pada kesiapan guru, baik secara administrasi seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media dan sumber yang cukup untuk memberi ruang dan peluang kreasi pada murid. Hal yang demikian sudah menjadi kewajiban guru sebagai tupoksinya.

Demikian sekadar catatan ringan ketika berkunjung ke ruang-ruang belajar Unit Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Inpres Nekmese pada semester kedua tahun pelajaran 2023/2024.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 2 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun