Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sorak Gembira di Timor Saat Kristus Bangkit

31 Maret 2024   09:59 Diperbarui: 31 Maret 2024   10:03 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Litmuger&Multimedia JPTK; kolase: Roni Bani

Pengantar


Peringatan dan perayaan Sengsara Yesus, Wafat-Nya dan Kebangkitan-Nya disebut Tri Suci Umat Kristen. Refleksi dimulai sejak 7 minggu sengsara-Nya, (Rabu Abu dan Kamis putih, untuk umat Katolik), Kematian/Wafat-Nya pada Jumat Agung, hingga kebangkitan-Nya sebagai bukti Ia telah mengalahkan maut. Kematian-Nya di palang salib selalu diperingati dengan ragam cara, di antaranya yang amat prioritas yakni, Ekaristi/Perjamuan Kudus.

Saya mengikuti kebaktian/misa Ekaristi/Perjamuan Kudus pada Jumat Agung di kampung Koro'oto. Sesudahnya masih ada peluang untuk berangkat ke So'e ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan. Satu kesempatan berharga di sela kesibukan peringatan Tri Suci Umat Kristen.

Di sini ada sepenggal catatan.

Dari Koro'oto ke So'e Timor Tengah Selatan

Kebaktian/misa memperingati kamatian/wafat-Nya Yesus di palang salib berlangsung pada Jumat (29/3/24). Seluruh penganut Kristen yang mengakui fakta peristiwa ini  berbondong-bondong ke gereja/katedral untuk mengikuti kebatkian/misa yang diikuti dengan perjamuan kudus/ekaristi.

Foto: Litmuger&Multimedia JPTK; kolase: Roni Bani
Foto: Litmuger&Multimedia JPTK; kolase: Roni Bani

Kami jemaat anggota GMIT di Koro'oto mengikuti ibadah ini dua kali, pada pagi hari pukul 06.30 dan sore pukul 15.00 WITa. Sebagai jemaat di pedesaan jumlah yang menghadiri kedua kebaktian ini terbilang banyak. Angkanya mencapai 500-orang orang, terlebih ketika menghadiri Perjamuan Kudus (Ekaristi). 

Di Koro'oto beberapa kegiatan dipersiapkan untuk merayakan ketiga hari keagamaan Kristen ini di antaranya, Cerdas Cermat Alkitab, Malam Pujian dan Pawai Obor pada Minggu Paskah. Kegiatan utama yakni kebaktian dan layanan sakramen baptisan kudus. Anak-anak, remaja dan taruna di Koro'oto punya kreasi tersendiri bersama para pengajar PAR (Pelayanan Anak & Remaja).

Pawai di Koro'oto; foto/kolase: Roni Bani
Pawai di Koro'oto; foto/kolase: Roni Bani

Kini, cerita berlanjut ketika menuju ke kota So'e. Perjalanan cukup nyaman berhubung di jalur utama Timor Raya sedang lengang. Kendaraan yang melintas tidak seperti biasanya dari pertigaan Oesao-Kupang-Oekabiti. Kami memanfaatkan jasa pikap.

Kami segera menyadari bahwa di jalan cukup lengang oleh karena toleransi yang sedang terjadi pada masa di mana kaum Kristen, Katolik dan Islam sedang ada dalam suasana hari raya. Kaum Kristen dan Katolik kesibukan terjadi di sekitar gedung/rumah ibadah dalam rangka Jumat Agung dan Paskah. Sementara kaum Muslim/Islam sedang dalam masa puasa di bulan Ramadhan. 

Toko, kios dan warung makan banyak yang ditutup, keramaian menepi.

Kesibukan terlihat pada kelompok-kelompok umat/jemaat ketika melintas di depan gedung/rumah-rumah ibadah. Banyak titik rumah ibadah sepanjang jalan lintas Timor Raya. Kesibukan terlihat pada persiapan rekayasa Taman Getsemani dan Bukit Golgora. Beragam cara dilakukan oleh umat/jemaat untuk maksud ini.

Ketika tiba di Takari, kami menyaksikan perubahan besar telah terjadi. Bukit yang dikabarkan bergeser dan menutup jalan utama kini sudah dapat dilintasi secara lancar. Bukit yang sempat menghebohkan oleh karena dianggap pindah tempat, menyebabkan keluarga-keluarga di sekitar lokasi harus diungsikan. Jalan baru telah dibuat dengan aspal hotmix yang amat baik melintas di kampung Noelmina kecamatan Takari. 

Jalan baru di Takari-Noelmina; foto: Roni Bani
Jalan baru di Takari-Noelmina; foto: Roni Bani

Ketika tiba di perbatasan Kabupaten Kupang ~ Kabupaten Timor Tengah Selatan, kami berhenti sejenak. Di sana kami mendengar cerita dari kaum muda  GMIT Jemaat Bethania Batuputih yang berkolaborasi dengan umat Katolik dalam satu drama kolosal. Drama kolosal yang dimulai dari doa Yesus di Getsemani, penangkapan-Nya, penderitaan/siksaan, hingga penyaliban-Nya. Drama kolosal ini mengambil panggung dimulai dari jembatan Noelmina, menuju kantor Camat Batuputih, selanjutnya Kapela umat Katolik Batuputih, dan berakhir di kompleks/pastorian Bethania Batuputih.

Pada Sabtu sore ini (30/3/24), Panitia lokal Bethania Batuputih mengadakan dua kegiatan hiburan yakni sepakbola untuk kaum bapak. Sepakbola yang dikemas untuk menghibur sehingga para bapak diperlakukan seperti ibu-ibu. Mereka harus berdandan layaknya ibu-ibu. Mereka bermain sepak bola dengan iringan musik. Satu kegiatan hiburan yang menarik perhatian semua kalangan di kota kecil Batuputih. 

Kota kecil Batuputih merupakan ibukota Kecamatan Batuputih, yang dulunya merupakan kota kecamatan untuk Kecamatan Amanuban Barat. Penduduk kota kecil ini sangat heterogen baik secara etnis maupun anutan agama. Di tempat ini ada tiga bangunan tempat ibadah yakni 1 unit masjid, 1 unit kapela dan 1 unit gedung gereja. Berdiri pula kantor layanan publik yakni Kantor Camat Batuputih dan Kepolisian Sektor Amanuban Barat.

Pertigaan yang amat ramai setiap harinya. Kendaraan dari arah Kupang menuju ke So'e, dari Kolbano di Selatan menuju ke Kupang atau So'e, dan sebaliknya dari So'e ke Kolbano atau ke Kupang. Pada pertigaan ini para penjaja makanan ringan sangat suka menjajakan jualan kepada penumpang bus atau kendaraan pribadi.

Kami tiba di So'e sudah magrib. Kota So'e pun terasa cukup lengang. Kendaraan di jalur utama kota So'e tidak seramai hari biasanya. Terlihat di sekitar kompleks gedung gereja  Efata kota So'e ada kesibukan jemaat/umat di sana. Dapat dipastikan kesibukan dalam mempersiapkan pawai obor Minggu Paskah.

Pawai obor Minggu Paskah sudah membudaya dalam rangka peringatan Paskah. Hal ini dilakukan oleh mayoritas umat/jemaat Kristen.

Kami melanjutkan perjalanan, melintas di depan Masjid Al-Ikhlas. Umat Muslin kota So'e berbondong-bondong ke sana untuk melakukan solat. Beberapa anggota polri berjaga-jaga di sana. Hal yang sama terlihat di gedung gereja Efata So'e. Suatu pemandangan menarik, kaum Muslim ke mesjid, kaum Kristen dan Katolik ke gereja, berpapasan di jalan utama kota So'e, saling bertegur sapa secara bersahabat dan bersaudara.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun