Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Secuil Kajian Kata dalam Bahasa Amarasi Kotos-Roi'is

26 Maret 2024   23:57 Diperbarui: 27 Maret 2024   01:49 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

 

Suatu etnis akan dikenal dengan salah satu ciri pembedanya yakni bahasa. Bahasa yang digunakan dalam keseharian etnis tertentu itulah yang membedakan sehingga orang menyebut etnis itu dengan sebutan tertentu.

Pulau Timor oleh penghuninya disebutkan namanya dengan  istilah Pah Meto' artinya negeri/nusa/pulau/daratan yang kering. Maka, penghuninya oleh Dr Piter Middelkopp disebut Atoni' Pah Meto'. Bahasa yang digunakan di dalam pergaulan dan komunikasi masyarakat yakni Bahasa Meto' (Uab Meto', Aguab Meto', Molok Meto').

Bahasa Meto' oleh Unit Bahasa dan Budaya Kupang dinyatakan sebagai induk Bahasa yang darinya muncul Bahasa Meto' dalam beberapa varian, di antaranya terlihat pada gambar sebagaimana yang dibuat oleh Unit Bahasa dan Budaya Kupang.

Salah satu di antara varian Bahasa Meto' yakni bahasa Amarasi. Bahasa Amarasi masih terbagi lagi ke dalam Kotos, Roi'is dan Tais nonof.

Sejauh ini yang sudah dalam proses kerja untuk menghasilkan produk tertulis baru ada pada Kotos dan Roi'is; sedangkan Tais Nonof masih diasumsikan tergolong ke dalam Roi'is. Produk tertulis untuk kedua bahasa itu yakni Perjanjian Baru, Lagu, dan Bahan Ajar (Kotos); Injil Markus, Lagu (Roi'is). Tim yang dibangun/dibentuk untuk tugas dokumentasi dan menulis bahasa lisan menjadi bahasa tulisan di dalam lingkungan pelayanan GMIT terdiri dari orang asli dan orang ahli. Mereka bekerja baik dengan pendekatan dokumentasi bahasa, hingga menulis dan memproduksi masih akan terus ada sepanjang orang dalam wilyah besar Pah Amarasi rindu untuk melestarikan bahasanya.

Tulisan ini hanya sebahagian amat kecil dari begitu banyaknya kajian yang dapat dibuat sehubungan dengan Bahasa Amarasi (Kotos, Roi'is). Hal yang saya maksud sebagai kajian amat kecil itu yakni kata ganti Subjek pada penggunaan kalimat.

Kata Ganti Subjek dan Kata Kerja dalam Bahasa Amarasi (Kotos, Roi'is)

Dalam ilmu bahasa orang mengenal istilah subjek sebagai pelaku/penyebab sesuatu. Penempatannnya dalam kalimat selalu berada di depan. Dia memberi pengaruh pada kata kerja  di dalam kalimat. Dengan kata lain, subjek mengontrol/mengendalikan  kata kerja di dalam satu klausul.

Dalam Bahasa Amarasi (Kotos, Roi'is) subjek muncul sebagai berikut:

Orang pertama tunggal: Au ~ saya, aku, daku

Orang kedua tunggal: Ho ~ kau, engkau, dikau

Orang ketiga tunggal:  In, Hin ~ dia

Orang pertama jamak: Hai ~ kami

Orang pertama jamak: Hit ~ kita

Orang kedua jamak: Hi  ~ kamu

Orang ketiga jamak: Sin ~ mereka

Proses untuk mengetahui bahwa subjek hit sebagai kata ganti subjek orang pertama jamak yakni dengan pendekatan seperti ini:

au (saya) + ho (kau)   = hit (kita)

au (saya) + hi (kamu) = hit (kita); hi dalam hal ini sebagai orang kedua jamak.

Saya mencoba mengelompokkan subjek hit dalam kelompok orang pertama jamak.

Perhatikan contoh-contoh berikut ini bagaimana subjek mengontrol kata kerja. Pada tulisan ini saya menggunakan kata-kata dalam Bahasa Indonesia: datang, pergi,  ke ... yang dalam Bahasa Amarasi akan berbeda ketika menempatkan kata-kata kerja ini dalam kalimat. Saya tempatkan sesuai masing-masing subjek yang telah disebutkan di atas.

Orang pertama tunggal.

Saya datang

Au 'uum 'eu (Kotos)

Au 'uum on (Kotos)

Au kuum keu (Roi'is )

Au kuum een (Roi'is )

Saya pergi

Au 'nao 'eu (Kotos)

Au 'nao on (Kotos)

Au 'nao keu (Roi'is)

Au 'nao een (Roi'is )

Saya ke ...

Au 'eit 'eu (Kotos)

Au 'eit on (Kotos)

Au keit keu (Roi'is )

Au keit een (Roi'is )

Orang kedua tunggal.

Kau/Engkau datang

Ho uum meu (Kotos)

Ho uum on (Kotos)

Ho uum mu (Roi'is)

Ho uum een (Roi'is)

Kau/Engkau pergi

Ho mnao meu (Kotos)

Ho mnao on (Kotos)

Ho mnao mu (Roi'is)

Ho mnao een (Roi'is)

Kau/Engkau ke ...

Ho meit meu (Kotos)

Ho meit on (Kotos)

Ho meit mu (Roi'is)

Ho meit een (Roi'is)

Dalam contoh penggunaan kata tunjuk arah ke ... pada subjek orang kedua tunggal, secara tertulis dapat terjadi demikian, namun dalam keseharian tidak ada kewajaran pelafalan kalimat seperti itu. Maka, dalam hal yang demikian akan kembali ke kalimat kedua dengan menambah kata meu / mu, on / een  menjadi 

ho mnao meu ... (Kotos)

ho mnao on ... (Kotos)

ho mnao mu ... (Roi'is)

ho mnao een ... (Roi'is)

Orang ketiga tunggal

Dia datang

In neem neu (Kotos)

In neem on (Kotos)

Hin neem nu (Roi'is)

Hin neem een (Roi'is)

Dia pergi

In nnao neu (Kotos)

In nnao on (Kotos)

Hin nnao nu (Roi'is)

Hin nnao een (Roi'is) 

Dia ke ...

In nneit neu (Kotos)

In nneit on (Kotos)

Hin neit nu (Roi'is)

Hin neit een (Roi'is)

Orang pertama jamak

Kami datang

Hai iim meu (Kotos)

Hai iim on (Kotos)

Hai iim mu (Roi'is)

Hai iim een (Roi'is)

Kami pergi

Hai mnao meu (Kotos)

Hai mnao on (Kotos)

Hai mnao mu (Roi'is)

Hai mnao een (Roi'is)

Kami ke...

Hai meit meu (Kotos)

Hai meit on (Kotos)

Hai meit mu (Roi'is)

Hai meit een (Roi'is)

Orang kedua jamak

Kamu datang

Hi iim meu (Kotos)

Hi iim on (Kotos)

Hi iim mu (Roi'is)

Hi iim een (Roi'is)

Kamu pergi

Hi mnao meu (Kotos)

Hi mnao on (Kotos)

Hi mnao mu (Roi'is)

Hi mnao een (Roi'is)

Kamu ke ...

Hi meit meu  (Kotos)

Hi meit on (Kotos)

Hi meit mu (Roi'is)

Hi meit een (Roi'is)

Uraian yang sama dengan subjek orang kedua tunggal, di mana tidak ada kewajaran pelafalan dalam penggunaannya. Maka, dalam hal yang demikian akan kembali ke kalimat kedua dengan menambah kata meu / mu, on / een  menjadi: 

hi mnao meu ... (Kotos)

hi mnao on ... (Kotos)

hi mnao mu ... (Roi'is)

hi mnao een ...(Roi'is)

Orang ketiga jamak

Mereka datang

Sin neman neun (Kotos)

Sin neman on (Kotos)

Sin neman nuun (Roi'is)

Sin neman een (Roi'is)

Mereka pergi

Sin nnaon neun (Kotos)

Sin nnaon on (Kotos)

Sin nnaon nuun (Roi'is)

Sin nnaon een (Roi'is)

Mereka ke ...

Sin neitin neun (Kotos)

Sin neitin on (Kotos)

Sin neitin nuun (Roi'is)

Sin neitin een (Roi'is)

Pertanyaannya, mengapa kata kerja datang, pergi dan menuju ke ... berubah-ubah?

Dalam konteks bicara orang Indonesia, kata-kata: datang, pergi, dan menuju ke ... bila mendapat subjek orang pertama kedua dan ketiga baik tunggal maupun jamak, maka tidak ada perubahan padanya. Sementara dalam Bahasa Amarasi dipastikan akan ada perubahan, oleh karena subjeknya "mengontrol/mengendalikan" kata kerja itu.

Kata Ganti Kepunyaan dalam Bahasa Amarasi

Dalam uraian sub judul ini, saya tidak mengulangi uraian tentang subjek, berhubung telah saya uraikan sebelumnya. Saya masuk ke dalam kata ganti kepunyaan.

Ada dua jenis kata ganti kepunyaan dalam Bahasa Amarasi: kata ganti diri sendiri dan kata ganti kepunyaan itu sendiri. Dan, masih ada satu lagi satu kata ganti bila kata ganti subjek berubah pada objek kalimat.

Kata Ganti Diri sendiri

Sebagaimana kata ganti subjek, kata ganti diri sendiri dipengaruhi oleh kata kata subjek baik orang pertama, kedua, dan ketiga tunggal; maupun orang pertama, kedua dan ketiga jamak.

Mari masuk ke dalam contoh-contoh kalimat sederhana.

  • Orang pertama tunggal, Au kuuk
  • Orang kedua tunggal, Ho kuum
  • Orang ketiga tunggal, In kuun, Hin kuun
  • Orang pertama jamak, Hai kiim, Hit kuuk
  • Orang kedua jamak, Hi kiim
  • Orang ketiga jamak, Sin kuuk

Kata Ganti Kepunyaan

Pada kata ganti kepunyaan yang sudah dalam pengetahuan Bahasa Indonesia terlihat sebagai berikut:

-ku untuk orang pertama tunggal

-mu untuk orang kedua tunggal

-nya untuk orang ketiga tunggal

Ketiga jenis kata ganti ini menunjukkan kata ganti kepunyaan, lalu tidak terlihat untuk orang pertama jamak, orang kedua jamak, dan orang ketiga jamak. Dalam Bahasa Amarasi berbeda;

  • Orang pertama dan kedua tunggal, au, ho : gwoa, gwi, gwe untuk kepemilikan tunggal; nu, nggwoa, nggwin untuk kepemilikan jamak
  • Orang ketiga tunggal, in, hin : ja, je untuk kepemilikan tunggal; na, nein, neen untuk kepemilikan jamak.
  • Orang pertama jamak, hai : ja, ji, je  untuk kepemilikan tunggal; nu, nggwoa, nggwin untuk kepemilikan jamak
  • Orang pertama jamak, hit : ja, ji untuk kepemilikan tunggal; na, naan, nein untuk kepemilikan tunggal
  • Orang kedua jamak, hi : ja, ji untuk kepemilikan tunggal; nu, nggwoa, nggwin untuk kepemilikan jamak
  • Orang ketiga jamak: sin : ja, ji, je untuk kepemilikan tunggal; na, nein untuk kepemilikan jamak.

Kata ganti objek

Orang pertama tunggal: Au menjadi kau.

Contoh:

  • Au nai' Tomas, kau. Saya Tomas
  • Meik kau. Bawa saya 
  • Nbeos kau. Mencambuk saya

Orang kedua tunggal: Ho menjadi ko.

Contoh:

  • Ho nai' Tomas, ko. Kau Tomas
  • mok ko.  Bersamamu
  • mreun ko. Menyuruhmu

Orang ketiga tunggal: in 

Orang pertama jamak: hai menjadi kai dan hit menjadi kit

Contoh:

  • Hai nai' Tomas, kai. Kami Tomas
  • na'aenab kai. Membuat kami berlari
  • Hit nai' Tomas, kit. Kita ini Tomas
  • Namonib kit. Membuat kita hidup

Orang ketiga jamak; sin  

Kata ganti untuk orang ketiga tunggal dan jamak tidak ditemukan pada kata ganti objek kalimat.

Penutup

Bahasa Amarasi Kotos dan Bahasa Amarasi Roi'is sebagai cabang dari induknya Bahasa Meto' masih ada penuturnya di tengah gempuran bahasa lainnya. Penutur Bahasa Amarasi Kotos dan Bahasa Amarasi Roi'is kini menjadi dwibahasawan (bilingual), mereka menggunakan Bahasa Amarasi Kotos atau Bahasa Amarasi Roi'is, dan Bahasa Melayu Kupang yang diasumsikan sebagai Bahasa Indonesia. Selanjutnya penutur Bahasa Amarasi Kotos dan Bahasa Amarasi Roi'is yang sudah dwibahasawan akan menjadi tribahasawan hingga multibahasawan (multilingual) bila terus belajar sambil menjadikan Bahasa Amarasi Kotos atau Amarasi Roi'is tetap sebagai bahasa ibu.

Bahasa lokal adalah kunci untuk endidikan yang bermutu di Indonesia justru karena kebanyakan kali Bahasa lokal adalah Bahasa yang paling dikuasai oleh anak waktu masuk PAUD dan SD. Bahasa itu yang perlu dibangun sebagai jembatan anak belajar membaca dan berpikir kritis di Bahasa yang lain seumur hidup (https://ubb.or.id/pendidikan-2/)

Terima kasih.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 27 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun