Di kalangan tertentu dalam kehidupan bersama di Timor, orang lebih percaya "orang pintar" yang memvonis seseorang diserang a'refik, otes, herat atau orang bekin (suanggi) daripada pergi kepada pelayan kesehatan masyarakat yakni, paramedis.  Oleh karena itu tidak mengherankan sangar sering paramedis menerima pasien yang sudah sekarat dan memprihatinkan.
Bila paramedis "menyatakan kekecewaan" di hadapan orang-orang yang mengantar, kemudian ada asumsi bahwa paramedis tidak sudi melayani secara profesional yang disebut hospitality. Padahal, kalangan masyarakat membawa pasien dalam keadaan sekarat.Â
Berbeda bila orang melakukan check up secara rutin kesehatannya. Mereka yang melayani anggota masyarakat yang demikian akan mendapatkan pelayanan yang prima dengan nasihat dan peringatan tentang bagaimana gaya hidup sehat, pola makan, istirahat, olahraga dan lain-lain.
Pada sisi lain, orang percaya akan kesembuhan ilahi. Ya. Hal itu tentulah bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sangat mungkin terjadi, tetapi tidak semua mujizat itu terjadi begitu saja di depan mata, sebab kesembuhan dengan pendekatan pengobatan, perawatan intensif pun sesungguhnya merupakan mujizat yang disediakan Sang Khalik Ilahi pada umat yang diciptakan-Nya.
Maka, sebagaimana kutipan pada awal tulisan ini dari kitab Efesus 5:29, setiap orang pasti sangat suka merawat dirinya. Perawatan yang paling mudah yakni mandi  untuk keseluruhan tubuh/badan. Mencuci tangan, mencuci kaki, dan mencuci muka sebagai cara singkat membersihkan anggota tubuh.Â
Makanan dan minuman atau pola makan sehat sangat menjadi perhatian. Oleh karena itu, pengetahuan sederhana tentang gaya hidup sehat patut dimiliki setiap keluarga. Di samping pengetahuan bahwa Tuhan Sang Khalik yang menciptakan memberi perlindungan pada umat yang dikasihi-Nya. Bahwa Tuhan melindungi dan mengasihi, namun bila individu manusia tidak mengasihi dan merawat dirinya, apalagi bila sudah jatuh sakit dan orang terdekatnya peduli dengan mitos dan kahe'Â bagaimana mendapatkan tubuh yang sehat?
Penutup
Mari menjadi orang-orang yang peduli pada kesehatan diri sendiri. Kita dapat saja keliru atau bahkan fatal dalam asumsi tentang penyakit yang mendera tubuh. Maka, baiklah kita pergi kepada mereka yang oleh Tuhan Sang Khalik memberikan pengetahuan dan kepakaran untuk merawat anggot tubuh atau tubuh yang sakit.Ada pada mereka pengetahuan dan solusi oleh karena pendidikan yang mereka tempuh. Mereka pada titik waktu tertentu mungkin saja  akan berkata,"... kami sudah berupaya seara maksimal ..."Â
Jika kalimat yang demikian atau kalimat yang mirip seperti itu terdengar, maka barulah kita pun mengetahui bahwa segala upaya telah sampai pada klimaksnya.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 11 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H