Dalam gerak senyap kami berusaha agar ada produk sederhana. Kami bagikan kepada murid untuk membaca. Seperti produk tertulis apa yang kami sebut Re'u Kninu'. Â
Re'u Kninu'Â berupa buku dengan tebal 12 halaman dihitung mulai dari kulit buku dan isinya. Pada kulit buku ada judul, selanjutnya pengantar, isinya berupa sajian refleksi bahan pelajaran Pendidikan Agama yang dikemas dalam dua bahasa: Bahasa Indonesia dan Bahasa Amarasi; halaman berikutnya ada lagu-lagu dengan solmisasi dan pada akhirnya ada pertanyuaan untuk diskusi.Â
Kami membagikan buku sederhana ini kepada para murid. Mereka membaca baik di sekolah dan diizinkan untuk membawa buku ini ke rumah.Â
Pesan kepada mereka, buku itu dapat dibaca bersama orang tua dan saudara di rumah. Materi diskusi dapat didiskusikan di rumah dengan anggota keluarga (ayah, ibu, saudara) dan di sekolah dengan teman-teman.
Akhir Kata
Dunia dan seluruh perkembangan yang terjadi di dalamnya, kiranya dapat dilihat dan diketahui dalam beragam versi pada zaman ini.Â
Media arus utama seperti: koran, majalah, televisi, radio; kini ditambahkan dengan media sosial yang dapat dibuat oleh siapa pun tanpa batasan.
Buku menjadi salah satu di antara pendekatan untuk mengetahui isi dan perkembangan beragam hal di dunia ini. Membaca merupakan caranya. Buku dapat saja bertumpuk-tumpuk di ruang perpustakaan, tetapi akan hancur dimakan rayap bila tak disentuh untuk dibaca.Â
Buku dapat ditulis oleh para penulis. Mereka mengirimkannya ke perpustakaan. Toko buku menjual produk buku dari para penerbit. Semua buku hanya dapat diketahui isinya bila dibaca.
Di sekolah, para guru bukan saja sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai motivator dan panutan dalam membaca. Bagaimana guru "memaksa" murid membaca, bila guru sendiri tidak rajin membaca?!