Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mungkin Ada Korelasi Makan Siang Gratis Anak Sekolah dengan Naiknya Literasi Digital

8 Februari 2024   12:58 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:59 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi program Makan Gratis untuk anak sekolah ala Prabowo-Gibran; Sumber: detik.com

Misi:

  • Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM)
  • Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru:
  • Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif serta mengembangkan agro-maritim industri di sentra produksi melalui peran aktif koperasi;
  • Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda (generasi milenial dan generasi Z), dan penyandang disabilitas;
  • Melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri;
  • Membangun dari desa dan dari bawah untuk pertumbuhan ekonomi, pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan;
  • Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi, narkoba, judi, dan penyelundupan;
  • Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Pasangan Calon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD

Visi: Gerak Cepat Menuju Indonesia Unggul

Misi:

  • Manusia Indonesia yang sehat, terdidik, dan sejahtera;
  • Indonesia unggul dalam bidang inovasi dan teknologi,
  • Ekonomi yang tangguh dan berdikari;
  • Hilangnya kemiskinan dan ketimpangan antarwilayah dari akarnya;
  • Ekosistem digital yang mengutamakan akses internet cepat dan terjangkau
  • Pembangunan ekonomi yang memperhatikan kelestarian lingkungan;
  • Demokrasi terjaga melalui pemberantasan korupsi dan pemerintahan inklusif berlandaskan supremasi hukum:
  • Indonesia bangsa terhormat di kancah internasional, serta pertahanan yang tangguh dan modern.

Bila sekadar membandingkan secara cepat tanpa mengabaikan esensi, manakah yang terlihat sederhana  dan kiranya mudah gerak implementasinya? Pembaca yang budiman yang akan merespon pertanyaan ini.

Konteks Kekinian antara Makan/Minum Gratis dan Kebutuhan Internet

Saya lanjutkan. Sudah dalam pengetahuan pula bahwa tiap paslon menetapkan visi yang tidak muluk-muluk. Pilihan diksi yang terasa bagai mudah digapai. Indah. Indah dalam ucapan ketika dibaca, dan didiskusikan. 

Lahirlah acara-acara yang trend dan gaul untuk berdiskusi: Desak Anis dan Tabrak Mahfud yang digandrungi kawula muda. Berdesakan untuk mendapatkan tempat duduk paling dekat dengan narsum (Anis atau Mahfud). Apakah ada acara serupa atau berkemiripan yang dibuat oleh seorang kawula muda pemimpi memimpin masa depan dengan bonus demografi? 

Pertanyaan itu mudah dijawab. Jawabannya yakni program unggulan makan siang gratis, minum susu gratis dan hilirisasi. Dua program unggulan yang tak tertandingi. Khusus makan siang dan minum susu gratis rasanya sangat menyentuh kebutuhan bahkan emosi kaum terpinggirkan  yakni masyarakat kelas bawah. Masyarakat kelas bawah dengan ekonomi lemah lembut yang fluktuatif. Mereka yang mudah dimain-mainkan dengan harga sembako dan harga produk pertanian yang tidak menentu. Mereka yang akan mengejar tenggat waktu dua mingguan untuk menerima upah karena bekerja sebagai upahan. Mereka yang diam di tempat bila laut tak mengizinkan mereka melaut. 

Sementara kelas menengah bersiap-siap menambah pundi-pundi dengan melihat pangsa pasar. Lagi-lagi atas alasan bonus demografi. UMKM bergairah dengan kredit. 

Kredit dengan agunan barang  tertentu, sambil berharap tidak terjadi inflasi agar mereka dapat terus berkembang. Pegiat UMKM sungguh berharap tidak terjadi krisis ekonomi agar usaha mereka tidak jatuh dan terlilit kredit macet.

Kelas elit yakni pejabat tinggi dan kaum kapitalis tersenyum. Hutang sekalipun tak mengganggu emosi, karena hutang dihitung sebagai kekayaan. Mereka akan tetap eksis di tengah badai krisis ekonomi sekali pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun