Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menilang Etika

5 Februari 2024   18:30 Diperbarui: 5 Februari 2024   19:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika sedang mengayun irama di permukaan ari emosi
saat para pementas riang mendeklamasikan dramaturgi
detak jantung sedang normal-normal saja
jarum jam terus berputar melingkar tiada henti
ayunan irama etika hendak menggema
siapa yang sedang memasang telinga kepekaan?

Irama etika  melintas di lorong-lorong hati
emosi bermain bersama erosi karakter insan
menepuk dada di ruang publik tanpa dosa
berdiri tegak mengepal tinju menilang etika
bentang alam membisu bersama siulan bayu senja
saat aksara bermakna diperdengarkan pengadil

Irama etika bergeser ke kolong meja biro insan berakhlak
kata insan berakhlak  itu noice tanpa voice bermakna
mereka sedang mencari sensasi di ruang partisan
mencla-mencle saat gerah ditimpuk literatur
insan berakhlak lalai pada moral almamater
lalu menilang etika tanpa salam kehangatan

Baca juga: Etika Estetika

Irama etika bergeser hingga pondok di huma
luasnya huma mengantar irama mendesis saja
penghuni pondok gemas dan menggertak gigi
hendak mengepal tinju, kepada siapa diarahkan?
mau memaki, ke arah kaum manakah disasar?
rindu keluar dari pondok mengadu langit,
ia membisu sambil merenda ketenangan hari esok


Umi Nii Baki-Koro'oto, 5 Februari 2024

Heronimus Bani

Baca juga: Cerita Gemas Cemas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Sang Embun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun