Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dominasi Aplikasi PMM Guru Menuju Peningkatan Kinerja

27 Januari 2024   12:53 Diperbarui: 27 Januari 2024   12:55 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.datadikdasmen.com/

Sejak dikeluarkannya Peraturan Dirjen GTK Kemdikbudristek Nomor: 7607/B.B1/HK.01/2023 tanggal 15 Desember 2023 yang sekaligus diikuti dengan pelaksanannya, pada Januari 2024, maka para guru di Indonesia bergolak. Pergolakan itu dalam nuansa kecerahan dan keresahan. Kecerahan pada mereka yang benar-benar telah melek teknologi dan terlebih berada di area yang ada kemanjaan akses teknologi (jaringan internet, jaringan listrik) yang tidak ada masalahnya. Produk lunak teknologi (soft) yakni aplikasi-aplikasi akan dengan mudah dioperasikan oleh mereka yang berada di area itu. 

Keresahan pada mereka yang masih gagap teknologi (gaptek). Sudah gaptek ditambah menghuni area yang sulit akses teknologi (jaringan internet dan jaringan listrik). 

Dua nuansa tanggapan pada Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbudristek. 

Platform Merdeka Mengajar  (PMM) sebagai salah satu aplikasi hasil kreasi dari Kemdikbud telah dicanangkan dan diluncurkan. Guru se-Indonesia tanpa kecuali wajib untuk berada di dalam aplikasi PMM. Sekolah-sekolah wajib mendaftarkan pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada tahun 2023 (6 Februari - 14 April 2023). Ada tiga pilihan  IKM yakni: Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi.  Uraian tentang ketiga  pilihan itu tentu sudah dalam pengetahuan para guru dan publik 

Kabarnya Platform Merdeka Mengajar (PMM) "memanjakan" guru. Di sana ada fitur-fitur seperti:

  • Pelatihan Mandiri
  • Komunitas
  • Learning Management System
  • Refleksi Kompetensi
  • Pengelolaan Kinerja
  • Capaian Pembelajaran/Alur Tujuan Pembelajaran
  • Perangkat Ajar
  • Asesmen Murid
  • Video Inspirasi
  • Bukti Karya
  • Ide Praktik
  • dan lain-lain

Semua fitur di atas di dalamnya terdapat sejumlah hal lain. Bagai buku, maka itulah kulitnya sedangkan isinya perlu untuk dibuka-buka lagi. Setiap lembarnya patut dibaca sampai tuntas. Bahwa setiap penggunanya dapat melihat-lihat saja (mengamati), yang sama dengan tidak akan ada respon/tanggapan dari fitur yang dimaksud.

Contoh, pelatihan mandiri. Di dalamnya ada sub fitur untuk anda, topik dan aksi nyata. Bila seseorang guru mengikuti pelatihan mandiri, rasanya mudah karena di sana ada video dengan durasi paling lama 10 menit. Selanjutnya peserta pelatihan mandiri wajib mengisi refleksi, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. Bila mengumpulkan (mengirim) dan aplikasi memberi respon bahwa materi belum dikuasai oleh karena ada jawaban yang salah, perlu mengulang. Bila responnya mencengangkan karena peseta dianggap telah menguasai materi, maka disarankan untuk mengikuti materi berikutnya dan seterusnya hingga membuat bukti karya. Bukti karya yang diunggah ke dalam PMM akan berdampak pada kapasitas peserta pelatihan mandiri itu. Dampak itu terlihat dari sertifikat yang akan dikirimkan kepada yang bersangkutan melalui akun belajarnya.

Rasanya sederhana, bukan?

Mesti tanpa kenal lelah; dokpri: Roni Bani
Mesti tanpa kenal lelah; dokpri: Roni Bani

Lalu mengapa yang sederhana ini tidak dapat diakses oleh guru?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun