Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Etika Estetika

6 Januari 2024   18:40 Diperbarui: 6 Januari 2024   18:43 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enteng nan enak berada di puncak kekuasaan dan wewenang
Tak peduli pada gunjingan kaum di segala kanal kekecewaan
Ingin menapak tangga kekuasaan normal saja melabrak norma
Kroni tersenyum di balik panggung menyiapkan lakon berikutnya
Angan mimpi hendak gapai singgasana mewah junjung irama ideologi

Emosi publik dimainkan bersama polemik argumentatif
Siapa berdiri di depan biarlah ia menjadi penjaga
Tim sempalan bergerak menyusup ke kiri menyungsep ke kanan
Elok permainan enteng ujaran dalam bincang santai bergemoy ria
Telaga rasa berkecamuk muntahannya menggemuruh bentang informasi
Iman yang kokoh goyah kala cuan dihamburkan agamawan bermulut ilham
Kelak menuju panggung motovasi menuju surga siapa lagi pengagumnya
Akhir drama kita nantikan entah tragedi, komedi  atau ambigu

Umi Nii Baki-Koro'oto, 6 Januari 2024

Heronimus Bani  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Aksesori Kota

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun