Aku duduk di sini menyalakan sumbu berminyak, pada inti tubuh nan raga sebatang lilin
Nyalanya mengundang sumringah, cahayanya menebar mekarnya senyuman
Kedipnya mengerlingkan mata, kerlapnya membinarkan bola mata
Saat bayu mengelur dirinya, ia melenggak geli tanpa gejala gelisah
Gelap bergurau padanya  manakala terang lilin mengusirnya, gelap bergeser ke tepi
Gelap menunggu, melilit lilin dengan sumber cahanya yang berminya
Gelap hendak tersenyum, cenderung tertawa ketika bayu bermain-main di pucuknya
Gelap sungguh-sungguh menaruh asa agar batang lilin makin luluh dan cair
Lilin dengan sumber cahaya tak segera mengakhiri babak ceritanya
Lilin masih terus menerangi ruang-ruang  sempit yang dililit gelap
Lilin menempatkan dan memberi harapan ke dalam relung hati
Lilin yang bercahaya membawa kisah kasih Sang Khalik Ilahi pada dunia
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H