Inspirasi dan Refleksi ketika Berkhotbah Mengacu pada Kitab Matius 1: 18 - 25
Pengantar
Pengetahun umum kaum Kristiani bahwa masa raya Advent merupakan awal tahun gerejani. Masa di mana kaum Kristiani berada dalam refleksi akan penantian kedatangan Yesus Kristus. Penantian dalam dua pengertian, 1) penantian akan hari kelahiran Yesus , dan 2) penantian akan kedatangan Yesus Kristus sesuai janji-Nya ketika Ia kembali ke surga. Penantian pada pengertian pertama mengantar kaum Kristiani akan tiba pada perayaan Hari Kelahiran-Nya. Hari kelahiran yang disebut dan sudah dikenal luas, Hari Natal. Penantian dalam pengertian kedua yakni ketika Ia datang sebagai Raja dan Hakim dengan diiringi para malak dan dampak yang akan dirasakan oleh umat manusia.
Hari Minggu, (24/12/23) Minggu ke-IV masa raya Advent. Empat batang lilin dinyalakan oleh presbiter yang ditugasi menyampaikan bahwa kebaktian/ibadah utama pada hari Minggu ini akan segera dimulai. Ia menyampaikan pula siapa yang akan kebaktian utama ini. Hal ini sudah menjadi tradisi dalam kebaktian utama di dalam organisasi keagamaan Kristen Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Pada semua jemaat tunggal maupun jemaat wilayah yang tersebar mulai dari Kota Kupang dan seluruh Timor Barat, Pulau Semau, Pulau Rote, Pulau Sabu, Â Kepulauan Alor, Flores, dan Sumbawa (NTB). Semuanya merayakan Minggu Advent IV.Â
Pembacaan Alkitab dan khotbah mengacu pada Matius 1:18-25. Satu bacaan Alkitab yang mengisahkan tentang kelahiran Yesus. Di sana dikisahkan latar kelahiran-Nya. Yusuf/Yoseph dan Maria bertunangan, tetiba Maria mengandung dari Roh Kudus. Yusuf hendak meninggalkan Maria, namun ia sendiri merasa kurang elok walau ia mencoba menemukan cara itu agar tidak menjadi aib pada Maria.Â
Pada suatu malam Yusuf bermimpi. Utusan Tuhan dalam wujud malaikat menyapa Yusuf. Ia mengingatkan akan martabat Yusuf sebagai keturunan raja Daud. Malaikat menyampaikan pula agar ia tidak ragu mengambil Maria sebagai isterinya, berhubung janin yang ada di dalam kandungan Maria, Anak Allah. Janin itu akan besar dan pada waktunya akan lahir, Yusuf harus menamai Dia, Yesus. Hal ini sesuai nubuat nabi Yesaya tentang seorang perawan yang akan mengandung dan melahirkan seorang anak. Pada intisari kisah ini, saya yang ditugaskan menggantikan tugas pendeta mesti menyampaikan inspirasi dan refleksi dalam khotbah kebaktian utama, Minggu Advent IV.
Inspirasi atas Tema
Saya menentukan tema: Kehendak Tuhan itu Bebas dalam Keteraturan. Tuhan memiliki otoritas yang bebas pada Diri-Nya sendiri. Ia tidak dapat dibatasi oleh apapun dan bagaimana pun caranya atas alasan-alasan tertentu. Hanya Dia sendiri sajalah yang dapat membatasi kebebasan-Nya. Kira-kira demikian adanya dasar olah pikir ketika menentukan tema khotbah yang saya sebut sebagai Inspirasi dan Refleksi.Â
Dalam tema yang demikian selanjutnya saya menelisik akan apa saja yang dikehendaki Tuhan sesuai bagian dari bacaan sebagaimana ditulis dalam Matius 1:18-25. Empat hal saya mencoba untuk menguraikannya. Waktu, Tempat, Orang dan Peristiwa.
1. Waktu. Tuhan Allah secara bebas menentukan waktu, kapan sesuatu akan disampaikan dan diwujudkan dalam aksi nyata sebagai akta yang terlihat.  Manusia tidak dapat mengatur waktu yang tepat dan menyarankannya kepada Tuhan. Manusia tidak dapat mengusulkan waktu tertentu untuk memenuhi keinginan. Hanya Tuhan sendiri yang menentukan waktu yang tepat. Maka, ketika membaca teks-teks di sekitar kelahiran Yesus sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab Injil, waktu yang ditentukan tak dapat diselami umat manusia. Waktu yang tepat untuk mengetahui Yesus lahir tanggal sekian tidak tentu. Maka perdebatan dan polemik oleh para pakar (Kristen, non Kristen) akan terus berlangsung. Orang dapat saja menghubungkan peristiwa sejarah tokoh tertentu, yakni ketika kekaisaran Romawi berkuasa di Propinsi Yudea dengan gubernur sebagai wakil Kaisar di sana, tetapi tanggal persisnya kelahiran Yesus, tidak dapat diketahui.
Waktu yang Tuhan tentukan untuk bertemu dengan Maria tidak disampaikan kepada Maria terlebih dahulu, tetapi sesungguhnya sudah ada dalam pengetahuan kaum Yahudi dan Israel bahwa ada waktunya seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak (Yes. 7:14, dan ayat-ayat sejajar lainnya). Mengapa sudah ada dalam pengetahuan kaum Yahudi dan Israel? Karena janji tentang keselamataan melalui seseorang telah disampaikan melalui mulut para nabi. Kaum Yahudi dan Israel selalu mengajarkan hal ini dari generasi ke generasi. Tentang kapan terjadinya, hal itu menjadi misterius karena hanya Tuhan sajalah yang mengetahuinya. Ia bebas menentukan waktu yang dikehendakinya. Ia bebas dalam keteraturan-Nya.Â