Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lu Dapat Renking Berapa, Kawan?

19 Desember 2023   15:12 Diperbarui: 19 Desember 2023   15:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan Hasil Belajar Murid lebih dikenal di lingkungan masyarakat pendidikan dengan istilah raport. Istilah ini sudah sangat familiar sehingga para pemangku kepentingan selalu rindu untuk mendapatkannya, terutama orang tua murid dan murid itu sendiri. Orang tua murid yang rindu mendapatkan raport akan datang ke sekolah untuk mendengar kata guru tentang anaknya dan menyaksikan sendiri apa yang sudah dilakukan sebagai prestasi anaknya ketika berada di sekolah. Tidak semua orang tua datang ke sekolah, umumnya didominasi kaum ibu. Sementara kaum bapak bila ada yang ke sekolah, ini menunjukkan kepedulian seorang kepala keluarga.

Sebagai salah satu unit sekolah dasar di pedesaan,  sebagaimana sekolah-sekolah pada umumnya, di tiap akhir semester dipastikan akan mengundang orang tua murid ke sekolah untuk acara pembagian raport. Raport yang ditunggu-tunggu itu oleh orang tua dan murid kiranya tidak ada nilai yang disuguhkan berwarna "merah". Istilah nilai merah masih dikenal masyarakat pedesaan, walau pun para guru menulisnya menggunakan tinta hitam. Apalagi zaman komputerisasi, di mana raport diketik rapih di dalam laptop atau desktop, kemudian menggunakan alat cetak (printer). Hasil dan tampilannya menakjubkan.

Acara pembagian raport akan berlangsung setelah melalui satu tahapan penting yakni mendengarkan arahan dari Kepala Sekolah atau guru yang ditugasi oleh Kepala Sekolah.  Pada sekolah kami, Kepala Sekolah menyampaikan beberapa hal yakni:

  • Raport Pendidikan. Raport Pendidikan yang dimaksudkan terdiri dari unsur: kemapuan literasi, kemampuan numerasi, iklim keamanan sekolah, iklim kebhinekaan, dan kualitas pembelajaran. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menggunakan warna pada kelima item penilaian ini.  Warna yang dimaksudkan yakni merah dan hijau. Secara cepat bila melihat warna merah artinya belum mencapai prosentase minimal sementara warna hijau sudah mencapai prosentase minimal dan oleh karena itu patut dipertahankan dan ditingkatan. Selain itu, ada keterangan kurang, cukup dan baik. Sesudah menjelaskan maksud dari warna-warna ini, angka prosentasenya dan capaian pada sekolah kami, kepala sekolah menyampaikan tentang harapan untuk meningkatkan prosentase dan kiranya warna merah berganti menjadi hijau. Dampak dari adanya kedua warna ini berkorelasi dengan kinerja guru dalam proses pembelajaran dan fasilitasi kegiatan yang mengarahkan anak pada pembangunan dan pengembangan karakter sebagai pelajar Pancasila.  
  • ARKAS.  ARKAS akronim dari Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. ARKAS diciptakan untuk kepentingan administrasi, manajemen dan pelaporan pemanfaatan anggaran yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yakni, Biaya Operasional Sekolah (BOS). Masyarakat mengetahui dan sudah ada dalam pengetahuan publik bahwa pemerintah menyediakan anggaran pendidikan yang disebut BOS, sehingga orang tua murid tidak terbeban lagi dengan pembiayaan pendidikan. Padahal, anggaran BOS yang diberikan oleh Pemerintah merupakan anggaran pembiayaan minimal setiap tahunnya untuk tiap murid. Maka, partisipasi orang tua dan masyarakat masih diperlukan jika ingin terjadi pengembangan di sekolah. Pembiayaan kegiatan sekolah tidak semata-mata bersumber dari BOS, tetapi dapat pula didapatkan dari partisipasi orang tua murid. Kampanye sekolah gratis, atau sekolah tanpa pungutan telah "mematikan" aspirasi orang tua murid dalam rangka turut serta membangun pendidikan dengan partisipasi baik berupa material tertentu sesuai program sekolah maupun dalam wujud uang. ARKAS yang disediakan Kemdikbudristek dimaksudkan untuk perencanaan anggaran BOS dapat dipantau sehingga memutus dugaan rantai korupsi. Konsep ARKAS tiap sekolah dibuat, selanjutnya dikirim ke Manajemen Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (MARKAS) yang berada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang. Bila MARKAS sudah menyetujui, maka proses selanjutnya yakni pengesahan pada lembar hardcopy.
  • Status dan Kesejahteraan Guru. Pada sekolah kami terdapat guru dengan status ASN dan honorer yang belum memiliki NUPTK. Ini suatu tantangan.  Guru dengan status ASN pun masih ada kategori tersertifikasi dan non seritifikasi. Dari dua kategori guru ASN ini dilihat dari apa yang disebut gaji yang memberi rasa "sejahtera", maka rasanya yang bersertifikat pendidik merasakan "kesejahteraan" lebih daripada yang lainnya. Guru ASN dengan sertifikat pendidik menerima gaji, tunjangan keluarga (isteri/suami dan 2 anak), dan tunjangan profesi. Bila guru ASN berada di daerah khusus (terpencil, sangat terpencil) akan mendapat tunjangan khusus guru yang disebut TKG. Guru dengan status non sertifikasi menerima gaji sesuai pangkat/golongan ruang gaji ditambah Tunjangan Penghasilan (TP) yang amat kecil nilai nominalnya, dan masih ada potongan pajak sesuai pangkat/golongan/ruang gaji dari guru ASN yang bersangkutan. Bila guru non sertifikasi berada di daerah khusus (terpencil, sangat terpencil) dipastikan ikut menikmati TKG. Nilai nominal yang diterima oleh ASN non sertifikasi tidak serta merta melekat pada gajinya. Pemberian (transfer) oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait (Dinas P & K) diregulerkan, misalnya per triwulan dengan potongan pajak. Sementara guru honorer masih dikategorikan sebagai honor daerah yang oleh karenanya mendapatkan insentif dari daerah (APBD). Nilai nominalnya pun amat kecil sesuai kemapuan keuangan daerah (APBD). Khusus di Kabupaten Kupang disebut uang transport. Para guru dengan status yang demikian akan mengirimkan daftar hadir setiap 3 bulan untuk mendapatkan uang transport ini. Sementara guru honor yang diangkat oleh sekolah se-pengetahuan Pengurus Komite, menerima honor dari anggaran yang disediakan dalam BOS. Semakin banyak guru honor pada satu unit sekolah dasar, maka semakin kecil uang yang akan digunakan untuk kepentingan lain. Ini terjadi karena dana BOS akan diarahkan untuk belanja pegawai (Honorer, Operator sekolah dan Tenaga Kependidikan/Admin).
  • Kegiatan sekolah dan unsur bermain (edukasi) anak di rumah. Sekolah Dasar (dan jenjang di atasnya) tiap tahun mempunyai program kegiatan. Khusus pada Program pengembangan potensi murid banyak hal dapat dibuat. Hal ini mengacu pada potensi yang dimiliki anak. Oleh karena itu sekolah perlu memetakan potensi apa saja yang dimiliki anak sehingga dapat memfasilitasi mereka untuk pengembangannya. Orang tua murid pun hendaknya memperhatikan anak ketika berada di rumah. Mereka akan bermain dengan teman-teman sebaya. Permainan yang sifatnya edukatif, baiknya dibiarkan dengan batasan agar mereka tidak membuang waktu sehingga lupa akan kewajiban pokok di rumah membantu orang tua di samping belajar. Beberapa permainan edukatif tradisional yang sempat disebutkan dan sudah mulai hilang dari ruang edar bermain anak seperti: soe hau (bermain kepala anjing/cungkil kayu pendek dengan menggunakan kayu panjang); aka'mare'/congklak, dan lain-lain. Pada sekolah ini, pada akhir tahun 2023 ini diharapkan orang tua murid membantu anak-anak dalam masa libur Nataru sehingga ketika anak-anak kembali ke sekolah tiap anak dapat membawa  1 unit guitar kecil (okulele) dengan menggunakan senar sebanyak empat utas. Ini wujud lain dari upaya melestarian permainan musik tradisional yang sudah punah di kalangan masyarakat pedesaan.

Masih ada beberapa hal yang dapat disampaikan kepada para orang tua murid, namun kepala sekolah membatasi sehingga ada waktu yang cukup agar guru kelas dapat berbicara dengan para orang tua murid di kelas masing-masing. 

Selanjutnya, para orang tua berdoa bersama para guru dipimpin oleh seorang dari antara para orang tua murid. Sesudah berdoa, para guru kelas mengajak orang tua murid menuju ruang kelas masing-masing. Pada ruang-ruang kelas, para guru kelas menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan siswa. Penyampaian oleh guru kelas ada yang bersifat umum, dan ada pula yang bersifat khusus pada murid tertentu untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.

Ketika para orang tua mendengarkan penyampaian oleh guru kelas, para murid berdiri di pintu ruang-ruang kelas. Mereka menunggu dengan harap-harap cemas. Akankah nama disebutkan sebagai mendapatkan ranking di kelasnya?

Waktu bergulir. Orang tua yang nama anaknya dipanggil menuju meja guru, menandatangani buku bukti pengambilan raport. Memberi salam jabat kepada guru kelas, lalu meninggalkan ruang kelas. 

Ketika tiba di luar ruang kelas, anak akan mengikuti untuk segera mengetahui isi raport. Saat yang demikian itu, berkerumunlah lebih dari 3 orang untuk mengetahui isi raport teman, begitu seterusnya. Lalu munculllah pertanyaan, "Lu dapa renking berapa, kawan?"

Sampai di sini mereka terlihat antara senang, kecewa dan galau.Lonceng tanda pulang telah dibunyikan. Para murid segera masuk dalam barisan untuk apel pulang. Barisan rapih, pengumuman disampaikan kepada para murid tentang masa libur Nataru. Pengumuman berakhir, mereka bernyanyi dan berdoa, mengucapkan salam dan barisan pun bubar. Mereka pulang dengan senangnya.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 19 Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun