Musim hujan tahun 2023 telah dimulai. Sejak Jumat (1/12/23) hujan telah turun secara amat deras. Ketika hujan turun, waktunya malam sehingga tidak satu pun guru atau siswa yang siaga mengamankan ruang-ruang kelas darurat serta buku-buku guru dan siswa. Maka, pada hari ini, Sabtu (2/12/23) ketika para guru dan siswa tiba di sekolah, mereka mendapati buku-buku yang basah amat kuyup. Hari ini, para guru terpaksa mengeluarkan buku-buku untuk dijemur oleh karena panas matahari sangat menyengat, padahal, semalam lalu telah terjadi hujan amat lebat.
Ketika PA tiba di SD Negeri Naet dalam rangka berdiskusi untuk kolaborasi satu kegiatan para guru sekolah dasar se-desa Nekmese, Pa menemui hal yang demikian terjadi. Kepala SD Negeri Naet mencertakan segala hal ikhwal perkembangan pembangunan yang disebutkan sebagai intervensi Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Sudah mulai membangun sejak September 2022, pak."Â
Begitulah pernyataan yang disampaikan dalam nada getir. Ia dan rekan-rekannya, para siswa hingga orang tua tak dapat menolak keresahan. Mereka terus berada dalam jalur keresahan sambil berharap perusahaan yang memenangkan tender perwujudan program ini dapat segera menyelesaikan pekerjaan bangunan ini. Waktu yang ditentukan sebagaimana umumnya proyek pemerintah yakni tiga sampai empat bulan, namun yang terjadi di SD Negeri Naet, justru telah melampaui batas waktu sebagaimana publik mengetahuinya.
Bangunan yang sedang dikerjakan terlihat akan segera rampung, namun kondisi di sekitar lokasi ini makin meribetkan kendaraan yang lalu-lalang membawa material bangunan. Jalan yang sedang dikerjakan dengan anggaran dari sumber yang lain pun sedang tidak baik-baik saja. Tiga unit dueker hancur setelah dikerjakan dan mulai dimanfaatkan. Menurut para guru yang ditemui, jalan yang sedang dikerjakan menggunakan material tanah sertu dengan kerikil yang tidak dapat direkatkan sehingga berpotensi membahayakan. Dueker yang sedang dibangun, terkesan dibangun asal jadi. Rangka besi bukan ukuran sebagaimana mestinya, campuran beton kualitas murahan, dan alas penahan menggunakan bambu muda dan kayu tanpa alas penahan campuran beton. Dua di antara tiga dueker yang PA lihat, salah satunya seperti terlihat pada foto ini.Â
PA mengirim kabar ke Sekretariat desa. Sekretaris Desa Nekmese mengabarkan lewat aplikasi WhatsApp bahwa perusahaan yang menangani proyek jalan ini bersedia membongkar tiga unit dueker yang rusak ini. Ketiganya akan dibangun kembali yang lebih baik. Mungkinkah? Anggaran yang dimanfaatkan untuk proyek ini yakni Dana Desa.
Kembali kepada diskusi dengan Kepala SD Negeri Naet. Sang Kepala Sekolah telah menyatakan sikap akan memanfaatkan salah satu dari bangunan yang sedang dikerjakan ketika memasuki semester kedua tahun pelajaran 2023/2024. Ia bertekad akan melaporkan baik lisan maupun tertulis kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang tentang perkembangan terkini dari pembangunan gedung sekolah, dan kesiapan mereka untuk memanfaatkan untuk proses pembelajaran, sekalipun belum diserahterimakan. Hal ini disadari sebagai langkah kurang tepat, namun demi keamanan dan kenyamanan dalam proses pembelajaran, aspek kesehatan dan keselamatan siswa menjadi prioritas.
Ketika PA kembali dari Naet, PA membandingkan bangunan Sekolah Dasar GMIT Koro'oto yang sedang dibangun. Dua unit bangunan sudah sampai pada pemasangan atap, dan pekerjaan lainnya menuju akhir.