Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Fajar Menyembul Alam Desa Bersahaja

2 Desember 2023   16:49 Diperbarui: 2 Desember 2023   17:57 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kondisi terbaru jalan di desa; foto: dokpri Roni Bani

Kaum peladang telah pergi ke ladang-ladang yang sudah disiapkan untuk musim tanam ini. Matahari masih sangar memberikan cahayanya ke permukaan bumi. Awan tak rela memanggangkan dirinya sebagai penghalang cahaya matahari. Mereka memilih untuk menepi, membiarkan langit makin tinggi naik dalam kepongahannya.

Kaum perempuan desa mengeluhkan ketrampilan menenun. Hasil tenunan terjual dalam tangan penghutang. Hendak menagih, penghutangnya saudara sendiri, malu. Tiada menagih, api di tungku dapur haruslah dinyalakan untuk menanak nasi dan lainnya untuk disuapkan pada anak-anak dan anggota keluarga. Padahal, anak sekolah menadahkan tangan setiap pagi meminta uang jajan. Ketika ibu menolak, anak akan berkata, "Itu anak di televisi minta uang jajan tiap pagi!" 

Akh...

Fajar menyembul alam desa bersajaha menjadikannya bergeser nilai dan gaya.

***

Matahari terus bergeser dalam gerak semu yang tak terlihat. Para ilmuwan telah menyampaikan bahwa matahari tidak bergerak, namun ia menjadi pusat tata surya. Para planetlah yang bergerak mengelilinginya. Bumi salah satunya. Belahan bumi di Timur akan melihat matahari, sementara di Barat sana gelap malam menyelimuti, dan pada waktu berikutnya ketika di Timur sedang berselimutkan malam, di belahan bumi lainnya sedang mengalami siang.

Akh... begitulah para ilmuwan menyampaikan dan telah menjadi pegangan insan sejagad.

Malam tiba, gelap membungkus mayapada. Langit tak berbintang pada posisi pandang terbatas. Awan berarak menutupi pandangan dan akhirnya hujan pun turun.

Banyak wilayah di Timor sedang menadahkan tangan memohon curahan air dari langit. Curahan itu datang dengan memilih tempat tertentu bagai sedang jatuh cinta di sana.

Pagi hari, terlihat senyuman muka bumi di mana curahan air dari langit mengguyur dirinya. Pepohonan dan makhluk hidup dalam dalam gaya masing-masing. Bayu masih duduk di dalam sarangnya. Ia belum beranjak untuk bertiup entah akan sepoi atau kencang.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 2 Desember 2023 

Umi Nii Baki-Koro'oti, 1 Desember 2023   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun