"Keren!" seru seorang anak yang berdiri di bibir aspal butas menjadi penonton. Ia tersenyum sebentar, lalu berjalan lagi berhubung ia memanggul bawaan dari ladang.
Senja makin meninggalkan kegerahan. Angin berhenti bertiup sebentar. Langit belum menunjukkan gejala akan memberi curahan air yang ditampungnya di sana. Ia menahan mulut bendungannya. Mungkin langit sedang pelit sampai menjelang akhir tahun ini. Akh...
Pada emper kios kecil, duduk berjejer para pelanggan. Mereka sedang mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari pemilik kios sembako. Tersedia di sana kebutuhan pokok seperlunya.Â
Beras, gula, kopi, teh, mi, minyak goreng, minyak tanah dan kebutuhan lain yang tidak seberapa banyaknya. Pemilik kios telaten melayani satu per satu pelanggannya.
"Auk .... auk... auk..." suara anjing menyalak.
"brrmmmm.... brrrmmmm.... !" bunyi motor yang berlari kencang karena dikejar-kejar anjing betina bunting.
Para pelanggan kios yang mengantri mengalihkan pandangan ke jalan butas. Pemotor telah berada di balik menuruni jalan beraspal butas.Â
Anjing betina bunting kembali bersua rekan-rekannya. Mereka kembali dalam gurauan khas anjing-anjing kampung yang tidak satu pun memiliki tali pengikat sebagaimana anjing di perkotaan.
Lampu-lampu listrik di rumah-rumah mulai dinyalakan. Seorang anak di rumah tetangga berteriak minta tolong agar lampu dinyalakan di kamar mandi. Ia akan mandi.
Sejumlah truk dalam ukuran tonase beragam diparkir di beberapa tempat dalam kampung. Jumlahnya tidak diketahui oleh masyarakat bila ditanyakan berapa banyak truk.Â
Mereka akan menjawab, "Banyak sekali! Ada yang besar dengan menggunakan roda di atas 10 hingga 12 roda. Sementara truk yang ukuran normal menggunakan roda sebanyak 6 saja."