Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dapatkah Bahasa Daerah Eksis di Tengah Gempuran Bahasa Asing?

2 November 2023   11:08 Diperbarui: 2 November 2023   11:20 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan yang Terlewatkan

Bulan Oktober setiap tahun selalu ada dua acara peringatan secara nasional: Hari Ulang Tahun Sumpah Pemuda yang juga dikenal dengan nama Hari Pemuda, dan Bulan Bahasa. 

Hari Sumpah Pemuda/Hari Pemuda diperingati dengan upacara bendera baik di sekolah-sekolah maupun pada organisasi kepemudaan dan kantor-kantor pemerintah. Pada upacara itu para pembina upacara akan membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga. Hal ini sudah menjadi sesuatu yang sifatnya normatif.

Di sisi sebelahnya disebut bulan bahasa. Dalam bulan bahasa sekolah-sekolah tertentu menerapkan secara ketat berbahasa secara lisan dalam proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris. 

Sekolah-sekolah tertentu itu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan bahasa pengantar seperti itu, bahkan diwajibkan pula berbiara bahasa Inggris di luar ruang kelas, atau selama berada di dalam kompleks sekolah. 

Tujuannya untuk membiasakan kemampuan berbicara bahasa lain (dhi.Bahasa Inggris) dan menyiapkan secara psikologis para siswa untuk dapat berkomunikasi baik sesama pemangku pendidikan di dalam sekolah, maupun di luar sekolah, terlebih berhadapan dalam percakapan dengan pengguna bahasa asing itu.

Dalam tahun-tahun di mana telah dalam pengetahuan publik, dunia digitalisasi telah merambah di segala kanal dan area kehidupan masyarakat. Nyaris tiada tempat yang tanpa bahasa asing. 

Para politisi, pejabat publik dan lain-lain profesi ketika berbicara di hadapan massa, sangat sering menyisipkan kata-kata dalam bahasa asing. Mungkin hal itu untuk menaikkan gengsi. 

Sementara itu bahasa daerah pun tak kalah dimainkan oleh Presiden NKRI, Joko Widodo. Sebutlah kata  ojo kesusu, grasa-grusu, dan lain-lain yang sering dipakai. Kata-kata itu kemudian diadopsi oleh pejabat publik lainnya. Mereka menggunakannya dalam percakapan maupun orasi.

Baik bahasa asing maupun bahasa daerah tertentu yang digunakan oleh para pejabat publik, semua itu terasa akan memperkaya Bahasa Indonesia. Mungkinkah Bahasa Daerah di daerah akan diperkaya juga?

Tidaklah demikian, bahasa daerah justru tergerus. Pengguna bahasa daerah di mana pun ketika berbicara dengan sesamanya dipastikan akan menyisipkan kata-kata dari lingua-franca dan Bahasa Indonesia. Maka, perlahan-lahan bahasa daerah digerus, dan menuju ancaman kepunahan.

Satu artikel menarik  (detik.com) menyebutkan bahwa 76% rumah tangga di Indonesia masih menggunakan bahasa daerah, sementara lainnya sudah mulai menggunakan Bahasa kriol dan bahasa asing.(1). 

Dalam artikel ini disebutkan bahwa pemerintah telah dan sedang merevitalisasi 71 Bahasa daerah di Indonesia dari 700-an bahasa daerah. Artinya baru ada 10% di antaranya yang mendapat perhatian pemerintah pusat melalui KemdikbudRistek dan badan pengembangan bahasa. 

Belum banyak pemerintah daerah turut andil dalam upaya merevitalisasi bahasa daerah. Maka, tidak mengherankan bila pada tahun 2019 terdapat 11 bahasa daerah punah, dan pada tahun  2021 terdapat dua puluhan bahasa daerah mengalami kemunduran dan terancam punah pula.

***

Di  Nusa Tenggara Timur, Kantor Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah berdiri selama 13 tahun. Menurut satu media daring kantor ini sampai dengan tahun 2023 ini belum memiliki gedung kantor yang menetap (2). Lalu bagaimana mereka yang bertugas di sana dapat bekerja menunaikan tugas secara optimal?

Tentang kinerja Kantor Bahasa di Nusa Tenggara Timur kiranya kita dapat mengikuti informasi melalui website resminya (disini 3)

Sementara itu, Gereja Masehi Injili di Timor sebagai salah satu organisasi keagamaan yang wilayah pelayanannya meliputi Timor Barat, Sabu, Rote, Alor, Flores dan Sumbawa, di sana terdapat ragam bahasa daerah yang kompleks. Kompleksitas ini membutuhkan kecakapan dan kepakaran serta kemauan yang didukung dengan sumber daya tertentu untuk riset dan pengembangannya untuk pelestarian bahasa daerah di lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor.

Unit Bahasa dan Budaya GMIT telah berdiri di sana dalam dua puluhan tahun terakhir ini. Tugasnya yaitu melakukan riset bahasa-bahasa daerah sasaran pelayanan GMIT, menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa daerah (pilihan), serta menyediakan bahan ajar untuk sekolah-sekolah dengan pendekatan bahasa daerah.

Ini suatu tugas yang tidak mudah untuk dipikul. Tanggung jawabnya amat besar. Semua tugas di atas membutuhkan orang ahli dan orang asli yang bersedia berkolaborasi dalam satu semangat, visi dan misi sesuai amanah yang diberikan oleh Majelis Sinode GIT pada tahun 1998.

Produk dari Unit Bahasa dan Budaya GMIT Kupang sudah menyebar di tengah-tengah pengguna Bahasa daerah dan publik pada umumnya. Sebutlah Bahasa-bahasa di kepulauan Alor: Klon, Pura, Teiwa, Wersing, Abolo. Kelompok Uab Meto': Amanuban, Amarasi-Kotos, Amarasi-Roi'is, Amfo'an, Amanatun, Ambeno (Timor Leste). Kelompok bahasa-bahasa Rote: Dela-Oenale, Dengka, Lole,  Rikou, Termanu, Thie. Kelompok Bahasa Sabu : Lii Hawu dan Dhao. Kelompok berikutnya Melayu Kupang, Tetun dan Helong (4)

Semua upaya ini dilakukan untuk mencegah tergerusnya bahasa daerah, walau belum semua bahasa daerah dijangkau oleh pemerintah melalui Kantor Bahasa maupun oleh NGO pemerhati bahasa daerah.

Sementara itu, sekolah-sekolah di perkotaan tak dapat menghindari bahasa campuran, yakni bahasa campuran antara bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya. Percampuran ini menghasilkan satu jenis bahasa yakni Bahasa Kreol/Kriol.

Bahasa kreol adalah turunan dari bahasa pijin yang menjadi bahasa ibu bagi sekelompok orang ya ng berasal dari latar belakang berbeda-beda. Kajian umum menunjukkan bahwa bahasa-bahasa kreol yang ada di dunia menunjukkan adalah kesamaan, khususnya dari segi tata bahasa. 

Bahasa kreol ini juga dipengaruhi oleh kosakata yang dibawa oleh para penuturnya. Bahasa kreol berkembang oleh penyebab ini: Berkumpulnya berbagai orang dari latar belakang yang berbeda, maksudnya: di suatu daerah, terjadi kontak antara penduduk asli dan pendatang yang satu sama lain berbeda bahasa. Dari sini kemudian digunakan sarana komunikasi, tetapi terpengaruh oleh kosakata bawaan dari orang-orang tersebut (5). 

Kota-kota provinsi (dan kabupaten) di Indonesia mengalami hal ini. Kota Kupang salah satu di antaranya. Bahasa daerah mana pun akan tergerus dan mengalami degradasi hingga menuju ancaman kepunahan. Masyarakat perkotaan sudah enggan menggunakan bahasa dari daerahnya, bahasa ibu yang dimilikinya. 

Apalagi mereka dilahirkan dan dibesarkan di perkotaan. Mereka tidak lagi menggunakan bahasa ibu dari orang tua, asal daerah orang tuanya, tetapi menggunakan bahasa pertama yaitu bahasa pergaulan di lingkungan yang majemuk itu.

Maka tidak mengherankan bila kosakata bahasa asing pun akan ikut diserap ke dalam percakapan, termasuk kosakata bahasa daerah. Bahasa daerah yang masih bertahan hanyalah pada masyarakat pemilik dan pengguna yang sadar. Kesadaran itu ditampilkan dengan tutur yang benar dan berkelanjutan baik di rumah maupun dalam pergaulan.

Bahasa daerah (B1) akan menunjang pengetahuan ketika belajar bahasa lain (B2) misalnya bahasa nasional dan bahasa pergaulan dunia (B3).

Umi Nii Baki-Koro'oto, 2 November 2023

Heronimus Bani 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun