Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Muda atau Pemuda?

28 Oktober 2023   16:40 Diperbarui: 28 Oktober 2023   16:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, dua  puluh delapan Oktober ketika menghitung mundur pada dua puluh delapan Oktober seribu sembilan ratus dua puluh delapan, kita mengetahui di sana, di rekam jejak para pemuda, ada satu kebanggaan pada para pemuda. Rekam jejak itu tercatat dalam sejarah sebagai salah satu tonggak, patok emas perjuangan bangsa Indonesia yang dimotori para pemuda. Rekam jejak sebagai tonggak sejarah itu disebut Sumpah Pemuda. 

Siswa dan mahasiswa serta para pemuda pada  semua jenjang sekolah dan universitas serta organisasi kepemudaan mengingat tonggak sejarah ini dengan menghafal dan berefleksi pada Sumpah Pemuda itu. Sumpah yang mengingatkan bangsa ini akan pentingnya persatuan sebagai bangsa yang heterogen, sebagai negara berdaulat yang menjunjung bahasa persatuan, Bahasa  Indonesia. 

Dalam pada itu, para pemuda mulai menggembleng dan menempa diri dalam alur sejarah perjuangan bangsa. Berpenampilan priyayi atau kampungan, jiwa kepemudaan yang menggandeng persatuan dan kesatuan bangsa, senasib-sepenanggungan tak menjadi halang-rintang. Para Jong di berbagai tempat dan penjuru nusantara melebur diri ke dalam Sumpah Pemuda, mulai menata dan maju meniti hari depan. Hari depan itu disebut kemerdekaan.

Tokoh-tokoh pemuda pada Oktober 1928 dapat disebutkan di sini: Soegondo Djojopoespito, R. M. Djoko Marsaid, Wage Rudolf Soepratman, Mohammad Jamin, Amir Sjarifoedin, Djohan Mahmoed Tjaja, R. Katjasoekana, Moehammad Rohjani Soe'oed, R. C. L. Sendoek, Sarmidi Mangoensarkoro, Soenarjo Sastrowardojo.  Peran mereka dan para pemuda pada masa itu telah tertoreh dengan tinta emas sampai saat ini dan sepanjang ziarah bangsa dan negara ini.

Baca juga: Tau

Para pemuda Indonesia pada zamannya telah memainkan peran penting bagi sejarah bangsa ini. Mereka lahir dari organisasi-organisasi pergerakan pemuda dan partai-partai politik. Selain ke-12 tokoh pemuda yang disebutkan sebagai pemimpin dan penyelenggara Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928, lahir di sana pemuda-pemuda tangguh, kokoh dan bernyali. Nyalinya tak tanggung-tanggung untuk bangkit dan berdiri dengan dada membusung di hadapan kolonial. 

Soekarno, nyalinya tak terbendung. Siapa menduga bahwa ia akan mendirikan Partai Nasional Indonesia ketika ia berumur amat belia 26 tahun dan tiga tahun berikutnya ia ditangkap (29 tahun). Pada saat berada di sidang pengadilan ia melakukan pembelaan pada bangsanya dengan membacakan pledoinya yang kemudian dibukukan dalam Indonesia Menggugat. Ia terus menggelorakan semangat kebangsaan (nasionalisme), cinta dan bela tanah  air (patriotisme) dan kepahlawanan (heroisme) pada para kawula di semua jenjang pendidikan dan strata sosial kemasyarakatan. Ia dikerangkeng dalam ruang amat sempit, dibuang ke beberapa tempat terpencil, tetapi justru di sana dunianya makin luas. Penjara Sukamiskin tak dapat menyempitkan olah pikir dirinya. Dari sana lahir ide yang menginspirasi bangsa, bahkan bangsa-bangsa untuk merebut kemerdekaan. Tulisan-tulisannya yang dibukukan menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Para pengikutnya disebut, Soekarnois. Ia seorang pemuda ataukah anak muda?

Mohammad Yamin, meraih gelar Meester in de Rechten (Mr; Sarjana Hukum)   pada usia 29 tahun pada zamannya. Kuliah pada zaman pemerintah kolonial Belanda berkuasa, mungkinkah menyelesaikannya hanya dalam 4 tahun? Tidak mudah, bukan? Apalagi jika menjadi mahasiswa yang berorganisasi dengan sentuhan dan sentilan politik. Peran pentingnya pada Oktober 1929 bersama para kawula muda menghasilkan Sumpah Pemuda. Ia, turut andil dalam berbagai ziarah sejarah bangsa hingga kemerdekaan diraih. Ia seorang pemuda atau anak muda?

Tan Malaka. Seorang tokoh yang nasionalismenya luar biasa. Ia sudah berkelana ke luar negeri dimulai dari Belanda sebelum berumur 20 tahun. Karirnya dimulai sebagai guru ketika kembali dari Belanda pada tahun 1919. Pada waktu itu, ia berumur 19 tahun. Ia tidak berhenti sebagai guru. Ia membangkitkan perjuangan melawan koloni Belanda justru dengan pena dan dunia pendidikan. Pergerakannya diketahui Belanda. Ia terus berada di garda depan perjuangan kemerdekaan Indonesia, sekalipun ia berada di luar negeri. Beberapa partai pernah turut serta ia dirikan, di antaranya Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Ia pernah menyerukan kemerdekaan Indonesia harus 100%. Seorang penulis yang amat handal. Buku-bukunya masih menjadi ikon yang sangat diminati hingga saat ini. Ia seorang pemuda atau anak muda?

Sutan Sjahrir. Menjadi Perdana Menteri pada umur 36 tahun. Ia tidak sempat menyelesaikan kuliahnya pada Fakultas Hukum Universitas Leiden, namun motivasi dan jiwa nasinalismenya mengantarkannya kembali dan mendirikan PNI Merdeka. Ia ditangkap dan dipenjarakan di Cipinang (1934), dibuang ke Digul, Banda Neira, dan Sukabumi. Ketika Indonesia meraih kemerdekaan, ia diangkat sebagai Perdana Menteri (1946). Penculikan padanya terjadi, pengaruh Jenderal Sudirman pada para penculik membuatnya dibebaskan. Ia lolos ke Amerika Serikat dan bersuara lantang di forum Perserikatan Bangsa-bangsa yang memaksa Belanda menghentikan Agresi Militer II. Ia seorang pemuda atau anak muda?

Adam Malik. Menjadi Jurnalis pada umur 17 tahun. Gerak karya sebagai seorang Jurnalis tak berhenti pada menulis berita. Ia merambah dunia politik praktis dengan menjadi anggota Gerindo (1940). Dunia jurnalisme dijalani sembari berpolitik. Banyak jabatan yang diraihnya melalui tangga-tangga karir politik, hingga mencapai wakil presiden (1978-1983). Ia seorang pemuda atau anak muda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun