Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tolong Tuliskan Kalimat Romantis, Pak

25 Oktober 2023   09:33 Diperbarui: 25 Oktober 2023   09:51 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bingungkah antara senja atau terbit surya di fajar pagi? Gambar: Dokpri Roni Bani

Kalimat pada judul ini PA dapatkan pada suatu pagi dari seorang sahabat. Ia berprofesi sebagai seorang guru Sekolah Dasar. Seorang yang suka membaca tulisan-tulisan PA. 

Kalimat itu diikuti penjelasan bahwa pada hari di mana ia meminta untuk dibuatkan kalimat romantis, ia sedang bersua dengan hari kelahirannya. Lalu, permintaan itu dilanjutkan dengan pernyataan agar apa yang PA akan tuliskan mestilah dapat membuatnya tertawa, jika perlu sampai terbahak-bahak, dan dibaurkan pula dengan berlinangnya air mata kesedihan.

Wao... permintaan yang tidak lazim. 

Baca juga: Romantisme Religius

PA membalas dengan pernyataan akan dibuatkan setelah bersemedi... (hahaha).

Setibanya di sekolah beberapa tugas PA kerjakan.Ketika tiba waktu istirahat PA kembali melirik pada pesan yang disampaikan sahabat seprofesi guru.  Lalu, PA alirkan dalam urai kata-kata seperti ini.

aku lahir dalam ketelanjangan, berbalut manisnya gula hela melingkar, tumbuh berbungkus kecemasan dan harapan, saat raga tak lagi di pangkuan ibunda-ayahanda, kulepas rasa cintaku pada kekasihku, hingga peluk mesra bertautan bersama melodi kenikmatan, kubagikan kemesraan pada buah hati kami, hingga kemolekanku pun mulai pupus bersama guliran waktu yang mengantarku mencapai ...  tahun. Kusadari kini, kemewahan raga akan sirna, namun kemegahan cinta akan abadi di dalam sanubari rumah tanggaku.


Kira-kira demikian deskripsi yang diharapkan oleh sahabat PA. 

PA menunggu respon dari sahabat yang dikirimi satu paragraf seperti itu. Paragraf yang mendeskripsikan secara amat singkat alur kehidupannya sejak kelahiran, masa hidup bersama sebagai anak, remaja dan gadis, masa menikmati studi, di mana mimpin dan harapan dietalasekan ke masa depan. Ketika merasa kuat diambilnyalah keputusan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab orang tuanya. Saat itu, ia telah menjadi kekasih dari seseorang yang terpilih dan yang kepadanya hati penuh rasacinta saling bertaut dan dibaurkan dalam satu larutan kemewahan rumah tangga, yang menurunkan generasi baru. Suami pergi meninggalkannya merajut cinta sendiri bersama buah cinta mereka. Waktu terus bergulir, raga tak dapat memungkiri dan menyangkal bahwa ada saatnya untuk turun dari kemegahan, tetapi cinta pada kekasih dan mereka yang lahir sebagai buah cinta, tak lekang dan pupus terhapuskan oleh waktu.

Satu setengah jam berikutnya, sahabat PA merespon,  menyampaikan terima kasih, tanpa kejelasan apakah dia sedang tertawa atau berlinang air mata.

Catatan ini hanyalah satu pengalaman dari sekian pengalaman di mana para sahabat suka memintakan satu frasa atau paragraf kalimat dalam rangka suatu maksud.

PA ~ Pemulung Aksara ~ Heronimus (Roni) Bani

Umi Nii Baki-Koro'oto, 25 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun