Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengutuk Kegelapan

26 September 2023   12:27 Diperbarui: 26 September 2023   12:33 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.duniasantri.co/


Gelapmungkinkah sama dengan malam?

Kegelapan
mungkinkah sama dengan kegemerlapan?

Gelap
kau dicemasi dan tak dirindukan
kau ditolak dan tak diharapkan
kau diabaikan dan tak dihiraukan

Kegelapan
di sana tempat nyaman dan aman
di sana tempat persembunyian kaum dan massa
di sana arena segala rasa berdendang nada dan irama
di sana ruang terbuka tanpa sekat atur mengatur
di sana peluang mahaluas tanpa batasan

maka,
kamu dikutuk oleh kaum yang berdiri di pintu gemerlap
kamu dihinakan oleh pemberi batasan irama ketertiban
kamu dicerca dalam frasa konotatif mendayu di cakrawala emosi
kamu disoraki ketika seberkas sinar menusuk tajam padamu
kamu ditepuki ketika cahaya mengusir keberadaanmu

Lalu
di sana terlihat wujud mereka yang bersembunyi
di sana nampak kaum dan massa yang menggendong keserakahan
di sana berderak gulung dahi pada mereka yang tertangkap basah berselingkuh
di sana tertunduk malu menutup aurat dan rona wajah pelakor politik

Jadi...
kau, gelap
kau, kegelapan
kamu dikutuk dan dihinakan
kamu akan tetap ada selamanya
kamu sisi sebaliknya dari terang
kamu sisi sebelahnya dari cahaya

Umi Nii Baki-Koro'oto, 26 September 2023

Heronimus Bani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun