Pada tanggal 16 Juli 2023, sepenggal pesan masuk melalui aplikasi WhatsApp. PA terkejut melihat nomor baru, sekaligus isi pesannya. Sang pengirim mengabarkan bahwa ia akan berada di Kupang antara tanggal 12 - 19 Agustus 2023. Di sela kesibukan, pada tanggal 18 Agustus 2023 akan ke Nekmese-Amarasi Selatan, oleh karena pada hari itu, ia sedang free.Â
Pengirim pesan itu seorang sahabat yang pernah datang ke Nekmese-Amarasi Selatan pada tahun 2010. Kami bekerjasama untuk menghasilkan buku dan film dokumenter. Buku yang dihasilkan berisi gambar-gambar (foto) dan keterangan/informasi atau teks cerita berbahasa Indonesia sederhana. Buku-buku itu diterbitkan dan disebarkan di sekolah-sekolah dasar di negara benua Australia. Sahabat yang satu ini fotografer sekaligus guru Bahasa Indonesia (yang bebas/tidak terikat unit sekolah tertentu). Ia berbahasa dan mengajar Bahasa Indonesia.Â
Selama masa berada di Nekmese-Amarasi Selatan, banyak anak-anak menemaninya. Mereka berkeliling desa, bermain bersama, pergi ke sumber air, mencari jaringan (signal) untuk menelepon atau mengirim pesan, makan bersama, hingga ikut dalam kegiatan Jambore PAR Klasis Amarasi Timur bersama rombongannya.
Ketika akan pulang, ia berpesan bahwa kelak akan kembali ke Kupang-Timor.
Pada tanggal 15 Agustus 2023, pesan WhatsApp masuk lagi. Isinya mengabarkan tentang posisinya di Kupang, dan akan melanjutkan perjalanan ke Nekmese-Amarasi Selatan pada tanggal 18 Agustus 2023. Ia akan diantar oleh seorang pendeta.Â
Sang Pendeta dalam kesehariannya dalam tugas pokok pelayanan gerejawi, dengan tugas pelayanan kasih bidang pendidikan. Yayasan yang dibangunnya mengelola beberapa sekolah dengan label Reformasi di Tarus-Kupang Tengah. Salah satu perguruan tinggi di Kota Kupang pun ada di bawah yayasan ini. Perguruan Tinggi yang dimaksud yaitu, Universitas San Pedro.
Kami akhirnya bertemu di Nekmese-Amarasi Selatan.Â
Dalam percakapan yang bersahabat, para tamu yang mengantar sahabat PA bersemangat mendengar cerita-cerita. Cerita-cerita itu berhubungan dengan tugas-tugas yang pernah PA wujudkan, dapat dilihat hasil dan dampaknya, di antaranya menghadiri, menjadi peserta atau pemakalah pada Konferensi Internasional yang membahas bahasa dan budaya yang hampir punah. Cerita menarik lainnya yang mengundang antusias yakni penerjemahan Alkitab, khususnya Perjanjian Baru dan Kitab Kejadian ke dalam Bahasa Amarasi yang dilaksanakan selama 14 tahun.Â
Di samping cerita-cerita itu, para tamu mendapat suguhan makanan ringan berupa teh dan kripik pisang. Kripik yang kemudian dijadikan oleh-oleh kepada sahabat PA untuk keluarganya di Melbourne-Australia.Â
Akhirnya kami berpisah. Sahabat PA kembali bersama rombongan, menginap di salah satu hotel di Kota Kupang, dan selanjutnya melanjutkan perjalanan pulang ke Melbourne-Australia. Dari sana, ia mengirim satu helai foto dimana ketiga anak kembarnya menikmati kripik yang dibuat di kampung kami Koro'oto desa Nekmese, Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 23 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H