Menatakelola dunia pendidikan dasar di Indonesia khususnya di Kabupaten Kupang agar naik pada anak-anak tangga kualitas dan kapasitas pada guru dan siswanya dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas hingga kerja tuntas.Â
Kira-kira demikian satu kalimat pendek untuk menggambarkan tiga orang guru di Kabupaten Kupang yang oleh PA disebutkan sebagai Trisula Guru Motivator Kabupaten Kupang. Ketiganya telah menjadi "titik tumpu baru" yang dapat diandalkan ketika dunia digitalisasi mengharuskan guru untuk meloncat dan melompat mengikuti perkembangannya.Â
Guru Pendidikan Dasar (SD, SMP sederajat) di Kabupaten Kupang dominan menyebar di wilayah yang topografinya berbukit, lereng dan lembah hingga penyebarangan antar pulau kecil Pulau Semau dan Pulau Kambing.Â
Mencapai kedua pulau ini bagi masyarakat di sana hal biasa, namun pada mereka yang untuk pertama kalinya, adrenalin akan berpacu dengan waktu.
Topografi yang demikian tentulah menjadi tantangan tersendiri pada ketiganya untuk mencapai ujung Semau Selatan, Am'abi Oefeto Timur, Amarasi Raya (4 kecamatan), wilayah Fatule'u, Kupang Timur, Kupang Barat, Kupang Tengah, Nekamese, Taebenu, Amfoang Raya yang terdiri dari 6 kecamatan, pulau Semau dan pulau Kambing.Â
Di dalam wilayah-wilayah kecamatan yang demikian para guru bergelut dengan tuntutan dunia digitalisasi yang akselerasinya tak sebanding dengan kinerja, walau kerinduan itu ada pada para guru.
Ketika gong Kurikulum Merdeka ditabuh, "jantung" guru Pendidikan Dasar di Kabupaten Kupang berdetak  kencang memompa darah kecemasan yang dibaurkan dengan keingintahuan. Siapakah guru yang tak merindukan untuk sekadar "menggeser" gaya dan isi dari proses pembelajarannya di kelas?
Ketika lonceng Calon Guru Penggerak dan ikutannya mulai digemakan kerinduan meluluri hati dan animo guru di Kabupaten Kupang, khususnya pada mereka yang memenuhi syarat umur. Sunguh disayangkan bila guru yang memenuhi syarat umur tidak memanfaatkan peluang ini.
Ketika Platform Merdeka Mengajar diluncurkan dengan sejumlah item "kemudahan" di dalamnya, para guru yang telah melek teknologi akan dengan mudah memasukinya.Â
Kata kunci yang sering digelontorkan oleh mereka yang mahir yaitu tinggal klik. Padahal untuk mencapai titik tinggal klik  membutuhkan ketrampilan mengakses jaringan apa yang disebut internet.
Trisula Guru Motivator (TGM) hadir di Kabupaten Kupang untuk menutrisi para guru (SD, SMP) agar terlihat bergizi. Nutrisi yang didapatkan dari TGM yakni apa yang oleh kaum milenial dinamakan tinggal klik itu.Â
Antara 17-18 dan 24 Juli 2023 Â TGM akan berdiri di hadapan utusan guru dan Kepala Sekolah (SD, SMP) se-Kabupaten Kupang untuk menutrisi mereka dengan gizi secukupnya. Gizi secukupnya itu akan memunculkan minat untuk mendalami lebih banyak dan makin banyak dengan memanfaatkan :
- Komunitas Belajar, Kelompok Kerja Guru/MGMP, Kelompok Kerja Kepala Sekolah/K3S/MKKS
- Platform Merdeka Mengajar yang sangat variatif isinya.
- Asesmen Murid/siswa
- Perangkat Ajar (Buku Murid, Buku Guru, Modul Ajar)
- Pelatihan Mandiri
- Bukti Karya
- Komunitas
- Dan seterusnya
TGM dapat bertandang kepada para guru di Kabupaten Kupang melalui dua cara: dalam jaringan (daring/zoom) dan luar jaringan (luring/tatap muka).Â
Dalam dua tahun terakhir TGM telah bersama-sama dengan rekan-rekan mereka telah berkunjung ke titik-titik pertemuan untuk menginjeksikan nutrisi yang mendesirkan darah kependidikan para guru. TGM mendapatkan dukungan moril oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.Â
Siapakah TGM?
- Yana F. Taopan, M.Pd; seorang guru Sekolah Dasar yang telah mendapat kepercayaan Pemerintah Kabupaten Kupang untuk menjabat sebagai Kepala SD GMIT Manumuti. SD GMIT Manumuti berada di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Ibu Yana, demikian ia disapa, telah menyelesaikan studi pasca sarjana dengan riset berjudul: Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Perilaku Moral Remaja di SMA Negeri 3 Kota Kupang. Karya tulis ilmiahnya ini dipublikasikan oleh LPPM Universitas Pendidikan Mandalika pada 2019 (satu). Selain kesehariannya sebagai Kepala SD GMIT Manumuti, ia mendapat kepercayaan sebagai Pengajar Praktik Angkatan 4, Fasilitator Guru Penggerak Angkatan 8 Provinsi Papua, dan Narasumber untuk kegiatan Berbagi Praktik Baik Angkatan 3. Pengalaman mengikuti pendidikan dan pelatihan tingkat nasional telah mengantarnya meningkatkan kualitas dan kapasitas diri, sambil terus belajar. Baginya, belajar untuk meningkatkan kapasitas diri dapat dilakukan secara mandiri dan dalam komunitas.
- Novi A. Riwu, M.Pd; seorang guru Sekolah Dasar yang sudah berpengalaman dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan. Bersama Yayasan ASTRA sebagai mitra di Kecamatan Takari beberapa tahun lampau. Dari sana ia belajar untuk menemukan potensi diri secara lebih eksklusif agar dapat diimplementasikan secara inklusif. Ia merambah dunia digitalisasi terlebih ketika Kurikulum Merdeka diluncurkan dengan episode-episodenya. Platform Merdeka Mengajar dirambahnya untuk mencapai Guru/Pengajar Praktik Baik Angkatan 4. Kesehariannya saat ini sebagai Kepala SD Inpres Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah. Pengalaman mengikuti pendidikan dan latihan tingkat nasional mengantarkannya menjadi Narasumber Platform Merdeka Mengajar Flobamorata Bergerak, Narasumber Berbagi Praktik Angkatan 3; Calon Fasilitator Program Guru Penggerak Angkatan 15. Ibu Novi, demikian sapaan kesehariannya, telah menyelesaikan studi Pascasarjana dengan tulisan ilmiah berjudul: Pengaruh Model Induktif Kata Bergambar (MIKB) terhadap Ketrampilan Membaca Nyaring dan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas II SD GMIT Manumuti Kabupaten Kupang. Karya tulis mana telah dipublikasikan pada tahun 2017 oleh Universitas Negeri Yogyakarta. (dua)
- Nere Setiawan Lede, M.Pd; seorang guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kupang yang sehari-hari bertugas di SD Inpres Tarus 1 Kecamatan Kupang Tengah. Ia menyelesaikan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Magister Guru Pendidikan Dasar pada Universitas Negeri Surabaya. Baginya ketrampilan literasi siswa sekolah dasar merupakan ketrampilan dasar pada anak untuk memacu diri semakin maju. Ketrampilan literasi dasar: membaca, menulis, menyimak dan berbicara baginya harus dapat diprosesbelajarkan secara kreatif agar siswa termotivasi dan tidak canggung berhadapan dengan guru. Sebagai seorang guru SD, ia menyadari bahwa keberhasilan proses pembelajaran di Sekolah Dasar akan menjadi tumpuan pada jenjang pendidikan berikutnya. Maka, kreativitas terus digalakkan. Ia telah menggunggah beberapa karyanya pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) (tiga)
Hari ini, besok dan hari depan dunia pendidikan dasar di Kabupaten Kupang, bukan bertumpu pada Trisula Guru Motivator ini. Mereka mengemban tugas negara dan bangsa dalam bidang pendidikan dengan segenggam asa. Asa itu selanjutnya dipatri di dalam dada dan darah ketiganya bersama rekan-rekan guru yang mendapat tugas yang sama dengan mereka. Mereka merelakan waktu, tenaga dan kapasitas diri untuk dunia pendidikan dasar di Kabupaten Kupang. Ketiganya bagai trisula dalam satu tangkai pegangan. Tangkai itu ada pada Dinas Pendidikan yang mengadministrasi dan menatakelola guru, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana-prasarana, dan lain-lainnya untuk kebermanfaatannya.
Akhirnya, sebagaimana Trisula Guru Motivator menyukai pantun, baiklah PA akhiri dengan satu dua pantun
menari di pentas rasa
mendulang tepuk di altar gaya
mencari ilmu di etalase kelas
menyulam kreasi pada sesama
sandal jepit sepatu sobek
milik guru di kampung sini
biar berkurang karena gaptek
Trisula Guru Motivator datangi kini
Selamat menunaikan tugas Trisula Guru Motivator Kabupaten Kupang. Tuhan menginjeksikan darah segar seseger pengetahuan, ketrampilan dan kesediaan berbagi dalam kesetiaan pada tugas.Â
Terima kasih telah dipercaya menulis di ini. Â Saya PA ~ Pemulung Aksara
Umi Nii Baki-Koro'oto, 17 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H