Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

KoMBAD, Suatu Pendekatan Proses Pembelajaran oleh UBB GMIT

9 Juli 2023   08:15 Diperbarui: 9 Juli 2023   08:31 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Dalam tiga tahun terakhir, Unit Bahasa dan Budaya Gereja Masehi Injili di Timor (UBB-GMIT) telah merancang, melatih dan melakukan uji coba suatu pendekatan proses pembelajaran. Pendekatan proses pembelajaran yang dimaksud ini disebut KoMBAD. KoMBAD merupakan akronim dari Konteks Multi-Bahasa Anak Didik.

Mengapa KoMBAD? 

Wilayah Pelayanan GMIT di dalamnya terdapat beragam suku bangsa dan bahasa daerah. GMIT sebagai institusi keagaman, dalam ziarah pelayanannya, oleh para pelayan menggunakan ragam bahasa antara lain: Bahasa Indonesia (standar), Bahasa Melayu Kupang, Bahasa daerah/lokal sesuai konteks dan kondisi di mana para pelayan berada dan siap belajar bahasa daerah.

Sementara itu di sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh GMIT, di sana interaksi guru-siswa berada dalam koridor kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Kekhasan atau entitas GMIT belum terasakan dalam proses dan isi.

Ketika K-13 diberlakukan terasa ada peluang kreativitas pengembangan pada isian materi ajar. UBB GMIT mempelajarinya untuk pengembangan materi ajar yang khas ke-GMIT-an tanpa abai pada muatan nasional sesuai apa yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Selanjutnya Kurikulum Merdeka (KuMer) pun lahir di mana ada sejumlah episode di dalamnya. Ruang dan peluang terbuka untuk kreativitas isian/muatan materi ajar dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (Kemdikbudristek).

UBB GMIT melakukan uji coba pada beberapa PAUD TK di Kota Kupang, Kabupaten Kupang untuk pengguna Bahasa Melayu Kupang dan Bahasa Amarasi. 

Flyer: UBB GMIT/PMB
Flyer: UBB GMIT/PMB

Dalam evaluasi yang dilaksanakan bersama antara para guru dan pengembang materi ajar, diketahui manfaat dan kemajuan dari program ini, terutama terlihat dari kemajuan belajar anak. Anak sebagai peserta didik aktif, kreatif dan senang. Tahapan apa yang disebutkan sebagai berpikir rendah menuju berpikir tinggi sesuai taksonomi Bloom mulai nampak. Maka, disepakati untuk peningkatan program ini ke jenjang Sekolah Dasar. UBB GMIT melakukan sosialisasi pada beberapa sekolah dasar milik GMIT  di mana program penerjemahan Alkitab (Perjanjian Baru/PB)) sudah dimulai dan sedang dalam pemanfaatannya.

Keterpilihan bahasa daerah di mana sudah ada program penerjemahan Alkitab (PB) ini membantu pengembang program KoMBAD oleh karena salah satu tugas penting dan pokok dalam penerjemahan Alkitab yakni ortografi. Dari ortografi ini pengembang mendapatkan ilmu bunyi dan tata tulis bahasa daerah dimaksud.

Komunikasi dibangun dengan yayasan-yayasan milik GMIT yang membawahi sekolah-sekolah dasar yang komunitas pengguna bahasa daerahnya sudah ada program penerjemahan Alkitab itu. Sekolah-sekolah dasar ini kemudian mendapat kunjungan sosialisasi dari tim UBB GMIT. Sosialisasi program KoMBAD yang diterima oleh yayasan dan unti-unit sekolah dasar ini, selanjutnya UBB GMIT mengadakan pelatihan guru, khusus guru kelas 1 dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.

KoMBAD dalam Pelatihan dan Proses Pembalajaran

Kolase, dokpri: Roni Bani
Kolase, dokpri: Roni Bani

Materi dalam pelatihan pendekatan pembelajaran yang dikreasikan oleh UBB GMIT, KoMBAD terdiri 5 bagian:

  • Pendahuluan
  • Teori dan Strategi Pembelajaran
  • Kegiatan Pembelajaran Literasi KoMBAD
  • Struktur Pembelajaran Literasi KoMBAD
  • Rincian kegiatan Pembelajaran

Keseluruhan materi utama ini dibagi ke dalam sub-sub materi yang kiranya akan mengantar guru para ketrampilan proses pembelajaran. Ketrampilan mana mengacu pada taksonomi Bloom dari olah pikir, ujar/kata dan karya/kerja sederhana dan rendah ke arah berpikir kritis, berkata hingga menganalisis, sintesa yang kompleks dan tinggi.

KoMBAD menghargai bahasa asli yang dimiliki anak didik. Anak tiba di sekolah dengan metamorfosis menjadi siswa, namun bahasa yang dimilikinya berasal dari rumah tangga, lokal, daerah di mana komunitas/publik daerah menggunakan bahasa itu secara bersama, yakni bahasa daerah/bahasa lokal/bahasa ibu/bahasa yang paling mudah dipahami. Bahasa yang demikian itu telah menjadi milik. Penguasaannya pun baik dalam praktik berbicara sehari-hari. Maka, hal yang demikian ini merupakan potensi yang sudah ada pada siswa.

Guru yang kreatif harus dapat melihat potensi ini untuk dikembangkan. Pengembangannya tidak berasal dari luar pengetahuan berbahasa lisan yang dimiliki siswa. Materi ajar patutlah dimulai dari apa yang sudah ada pada siswa.

Apakah hal ini tidak bertentangan dengan kebijakan nasional dalam hal pendidikan yang digariskan dalam kurikulum?

Mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dari pengetahuan berbahasa lisan, tidaklah bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta institusi teknis di bawahnya. Guru perlu mengantar anak untuk mencapai apa yang disebut sebagai HOTS (higher order thinking skills), ketrampilan berpikir level tinggi.  Siswa dapat mencapai HOTS apabila guru kreatif dan teliti.

Kreatif dan teliti bagai satu utas tali dengan dua jalinan yang  menguatkan tali itu sendiri pada tampilannya. Satu jalinan saja tali itu tampak buruk dan berantakan hingga tak dapat dimanfaatkan secara tepat. Kebutuhan jalinan kedua yang sama kuatnya dengan jalinan pertama. Kedua jalinan itulah yang disebutkan oleh sebagai utas kreatif dan utas teliti. Teori ini disampaikan oleh Scarborough (1990-an) ketika menguraikan tentang ketrampilan berbahasa siswa. Siswa yang berbahasa (lisan dan tulisan) sebaiknya memahami bahasa itu dan mengenal lambang bunyi dan kata.

Baik utas kreatif maupun utas teliti dilatihkan kepada para guru agar memiliki ketrampilan proses pembelajaran yang berimbang. Guru harus menjaga agar kreativitas siswa bangkit dalam motivasi yang kuat, sambil memperhatikan secara cermat ketelitian (kecermatan).   

Dalam dua jalinan yang saling menguatkan itu, pengetahuan dan ketrampilan proses pembelajaran yang patut dimiliki guru seperti ini:

  • Mengetahui dan mampu menjelaskan 4 komponen literasi dan pentingnya pojok baca literasi
  • memahami Capaian Pembelajaran (CP), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum yang ditetapkan pemerintah
  • Memahami dan mampu menjelaskan ciri khas bahasa daerah masing-masing dibanding dengan Bahasa Indonesia
  • Menulis lambang bunyi, suku kata, kalimat dalam cerita pendek menurut bahasa daerah masing-masing
  • Mampu memberi contoh-contoh pertanyaan dalam bahasa daerah masing-masing yang secara spiralis mengacu pada Taksonomi Bloom
  • Mampu membaca teks-teks dalam bahasa daerah masing-masing
  • Mendemonstrasikan cara mengajar dengan metode yang tepat termasuk di dalamnya mengajar cara membunyikan huruf, membaca buku besar, cari kata, dan tebak kata
  • Mendemostrasikan cara memakai Gambar besar, kosa kata dalam gambar berurutan 
  • Mendemostrasikan cata mengajar pembentukan huruf, eja kata dan kalimat serta kemampuan mengantar siswa untuk menulis sendiri kata dan kalimat sederhana dalam bahasa daerah masing-masing

Kolase, dokpri: Roni Bani
Kolase, dokpri: Roni Bani

Penutup

Sangat variatif dan kreatif pendekatan KoMBAD yang dikembangkan oleh Unit Bahasa dan Budaya GMIT. Sebanyak 30 orang guru telah mengikuti kegiatan pelatihan ini. Beberapa kepala sekolah sempat menghadiri tanpa ketuntasan waktu. Guru yang mengikuti kegiatan di antaranya memberikan testimoni menarik. Ada harapan besar pada mereka untuk dapat mewujudkan "mimpi" dari program ini.

Kota Kupang, 8 Juli 2023

Heronimus Bani

Sumber: Diolah dari Panduan Materi Pelatihan Guru SD GMIT oleh (UBB GMIT dalam program Pendidikan Multi-Bahasa/PMB)  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun