Materi dalam pelatihan pendekatan pembelajaran yang dikreasikan oleh UBB GMIT, KoMBAD terdiri 5 bagian:
- Pendahuluan
- Teori dan Strategi Pembelajaran
- Kegiatan Pembelajaran Literasi KoMBAD
- Struktur Pembelajaran Literasi KoMBAD
- Rincian kegiatan Pembelajaran
Keseluruhan materi utama ini dibagi ke dalam sub-sub materi yang kiranya akan mengantar guru para ketrampilan proses pembelajaran. Ketrampilan mana mengacu pada taksonomi Bloom dari olah pikir, ujar/kata dan karya/kerja sederhana dan rendah ke arah berpikir kritis, berkata hingga menganalisis, sintesa yang kompleks dan tinggi.
KoMBAD menghargai bahasa asli yang dimiliki anak didik. Anak tiba di sekolah dengan metamorfosis menjadi siswa, namun bahasa yang dimilikinya berasal dari rumah tangga, lokal, daerah di mana komunitas/publik daerah menggunakan bahasa itu secara bersama, yakni bahasa daerah/bahasa lokal/bahasa ibu/bahasa yang paling mudah dipahami. Bahasa yang demikian itu telah menjadi milik. Penguasaannya pun baik dalam praktik berbicara sehari-hari. Maka, hal yang demikian ini merupakan potensi yang sudah ada pada siswa.
Guru yang kreatif harus dapat melihat potensi ini untuk dikembangkan. Pengembangannya tidak berasal dari luar pengetahuan berbahasa lisan yang dimiliki siswa. Materi ajar patutlah dimulai dari apa yang sudah ada pada siswa.
Apakah hal ini tidak bertentangan dengan kebijakan nasional dalam hal pendidikan yang digariskan dalam kurikulum?
Mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dari pengetahuan berbahasa lisan, tidaklah bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta institusi teknis di bawahnya. Guru perlu mengantar anak untuk mencapai apa yang disebut sebagai HOTS (higher order thinking skills), ketrampilan berpikir level tinggi. Â Siswa dapat mencapai HOTS apabila guru kreatif dan teliti.
Kreatif dan teliti bagai satu utas tali dengan dua jalinan yang  menguatkan tali itu sendiri pada tampilannya. Satu jalinan saja tali itu tampak buruk dan berantakan hingga tak dapat dimanfaatkan secara tepat. Kebutuhan jalinan kedua yang sama kuatnya dengan jalinan pertama. Kedua jalinan itulah yang disebutkan oleh sebagai utas kreatif dan utas teliti. Teori ini disampaikan oleh Scarborough (1990-an) ketika menguraikan tentang ketrampilan berbahasa siswa. Siswa yang berbahasa (lisan dan tulisan) sebaiknya memahami bahasa itu dan mengenal lambang bunyi dan kata.
Baik utas kreatif maupun utas teliti dilatihkan kepada para guru agar memiliki ketrampilan proses pembelajaran yang berimbang. Guru harus menjaga agar kreativitas siswa bangkit dalam motivasi yang kuat, sambil memperhatikan secara cermat ketelitian (kecermatan).  Â
Dalam dua jalinan yang saling menguatkan itu, pengetahuan dan ketrampilan proses pembelajaran yang patut dimiliki guru seperti ini:
- Mengetahui dan mampu menjelaskan 4 komponen literasi dan pentingnya pojok baca literasi
- memahami Capaian Pembelajaran (CP), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum yang ditetapkan pemerintah
- Memahami dan mampu menjelaskan ciri khas bahasa daerah masing-masing dibanding dengan Bahasa Indonesia
- Menulis lambang bunyi, suku kata, kalimat dalam cerita pendek menurut bahasa daerah masing-masing
- Mampu memberi contoh-contoh pertanyaan dalam bahasa daerah masing-masing yang secara spiralis mengacu pada Taksonomi Bloom
- Mampu membaca teks-teks dalam bahasa daerah masing-masing
- Mendemonstrasikan cara mengajar dengan metode yang tepat termasuk di dalamnya mengajar cara membunyikan huruf, membaca buku besar, cari kata, dan tebak kata
- Mendemostrasikan cara memakai Gambar besar, kosa kata dalam gambar berurutanÂ
- Mendemostrasikan cata mengajar pembentukan huruf, eja kata dan kalimat serta kemampuan mengantar siswa untuk menulis sendiri kata dan kalimat sederhana dalam bahasa daerah masing-masing