Sebagia anak bangsa, kiranya sudah semestinya begitu. (Mungkin) Para mantan Presiden perlu berada dalam satu wadah/organisasi. Wadah ini dijadikan "dapur inspirasi" dimana ide-ide dari para mantan Presiden diramu, dipublikasikan secara ilmiah dan disodorkan kepada lembaga penyelenggara negara seperti: DPR, DPD, dan Presiden serta yang lainnya untuk dipelajari dan dapat saja dimungkinkan untuk diwujudkan dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Bukankah hal yang demikian akan menjadikan bangsa ini benar-benar mewujudkan ideologi Pancasila?
SBY, tidak seperti Firaun dan Nebukadnezar. SBY menulis mimpinya dalam akun tweeter; sebagai publikasi. Publik mungkin saja terkesima membaca dan mengetahui hal ini.Â
Firaun terjaga dari tidurnya sesudah mimpi pertama. Tidur lagi dan bermimpi untuk kedua kalinya. Ia gelisah sesudah bangun dari tidurnya. ia tidak meminta para penulis untuk mempublikasikan mimpinya di media arus utama, tetapi meminta para ahli berkumpul. Ia menceritakan mimpinya dan meminta agar diberitahukan maknanya. Tidak satu pun para ahli mampu menyampaikan makna mimpi itu.Â
Nebukadnezar bermimpi. Ia pun tidak mempublikasikan mimpinya, tetapi ia memanggil para ahli. Kepada para ahli ia menebar "ganjaran" yang membanggakan sekaligus menghancurkan. Mimpinya tak diceritakan. Ia justru meminta merekalah yang harus menceritakan mimpi itu dan maknanya. Siapakah di antara mereka yang dapat melakukan tugas mustahil itu, padahal ada ganjaran yang sudah menanti di depan mata?
Bagaimanan dengan mantan Presiden RI ke-6, SBY yang bermimpi dan menceritakan mimpinya lewat tweet? Apakah ada dampaknya pada cakrawala diskusi publik dan dampak ikutannya pada langkah politik praktis para politisi dalam masa penyelenggaraan tahapan pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum?
Hanya para politisi yang akan mengetahuinya, dan SBY akan mengikuti perkembangannya setelah ia "melempar" bola harapan ke dalam lapangan permainan.
Bila merujuk pernyataan Edgar Cayce bukankah itu ada indikasi bahwa mantan Presiden SBY sedang mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari dirinya tentang situasi pada tahun-tahun yang akan datang sesudah pemilihan umum? Sekali lagi bila boleh berasumsi bahwa ada sejumlah pertanyaan pada diri SBY, akan kemanakah bangsa dan negara ini di bawah kepemimpinan Presiden berikutnya? Tidakkah ini suatu "kegelisahan".Â
Jika SBY gelisah akan kepemimpinan nasional di Indonesia pada siapa pun presiden terpilih, Firaun gelisah akan pembangunan bangsa dan negaranya untuk kemakmuran, sementara Nebukadnezar gelisah akan pertahanan negaranya yang semestinya makin kuat, kokoh dan ditakuti bangsa-bangsa. Â
NB: hanya satu ulasan tanpa makna. Terima kasih.
So'e-Timor Tengah Selatan, 22 Juni 2023
Heronimus Bani    Â