Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bercerita dengan Jery Manafe Wakil Bupati Kupang

31 Mei 2023   11:13 Diperbarui: 31 Mei 2023   11:27 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana diskusi dengan Wakil Bupati Kupang, dokpri, Roni Bani

Pengantar

Ketika menyelesaikan tulisan untuk dibukukan dengan judul Serpihan Kebudayaan Masyarakat Pah Amarasi, PA berkerinduan untuk mendapatkan tokoh tertentu untuk menulis semacam endrosmen, misalnya Kata Pengantar atau Sambutan. PA kemudian menghubungi seorang rekan guru di Tangerang. Pada rekan guru ini PA bertanya, mungkinkah ada respon dari Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia untuk menyampaikan kata sambutan pada buku yang PA tulis? Rekan guru ini menyarankan agar menulis surat dan dikirimkan kepada salah satu staf admin di kantor PB PGRI di Jakarta. 

Kepada PA, rekan guru ini memberikan nomor WhatsApp dari seseorang yang dapat dihubungi. PA menyampaikan kembali, mungkinkah orang yang nomornya dikirim ini tidak kecewa karena tanpa permisi terlebih dahulu? Jawabannya, tidak kecewa, karena kepadanya sudah disampaikan bahwa seseorang dari Nusa Tenggara Timur akan bersurat ke PB PGRI Pusat.

Singkat cerita, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Pusat, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd memberi respon amat cepat yang menurut informasi biasanya bisa seminggu paling lambat, ternyata hanya 3 hari saja. Melalui seorang pengurus, Sang Ketua Umum menyampaikan kata sambutan yang ditulis langsung pada aplikasi WhatsApp. Suatu kehormatan pada seorang guru daerah terpencil seperti PA.

Skrinsyut, dokpri Roni Bani
Skrinsyut, dokpri Roni Bani

Setelah mendapatkan kata sambutan itu, PA pun segera menempatkannya pada template calon buku. Lalu mengirimkan kepada seorang rekan guru di Solo yang biasanya menjembatani untuk menerbitkan buku. Kepada rekan guru ini, PA menyampaikan pula bahwa ada kerinduan untuk mendapatkan sambutan dari Pemerintah Kabupaten Kupang. Mengapa? Karena PA merupakan seorang guru di Kabupaten Kupang.

Melalui ajudan Wakil Bupati Kupang, PA akhirnya dapat bertemu dengan beliau. Sambutannya pun sangat bersahabat dan mulailah kami berdiskusi. 

Dinamika Pengalaman Berliterasi untuk Guru di Kabupaten Kupang 

 PA pernah berada di dalam ruang Wakil Bupati Kupang dalam satu kesempatan diskusi yang amat singkat pada 29 September 2020 yang lalu. Saat itu PA merindukan untuk berdiskusi tentang dunia literasi bagi para guru agar mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kupang (ini). Sungguh sangat disayangkan Pemerintah Kabupaten Kupang tidak punya perhatian secara khusus pada dunia kepenulisan bagi para guru.

PA tidak kapok dengan diskusi pertama itu. Maka, PA mencari celah trik sekali lagi untuk bersua dengan pemerintah baik di Kabuapten Kupang maupun Provinsi. Hal ini penulis lakukan ketika bertemu dengan Staf Khusus Gubernur Nusa Tenggara Timur, Prof. Daniel D. Kameo, Ph.D; (ini). Lagi-lagi gagal untuk mendapatkan perhatian, tetapi tetap tidak kapok juga. 

Bersama Prof. Daniel Kameo, Ph.D, Stafsus Gubernur NTT, Foto: Simon Sefi
Bersama Prof. Daniel Kameo, Ph.D, Stafsus Gubernur NTT, Foto: Simon Sefi

Pada suatu kesempatan dimana Gubernur NTT berkunjung ke Kecamatan Amarasi Barat dalam suatu acara pengukuhan pengurus Paguyuban Ikatan Keluarga Amarasi (IKARASI), PA mendapat undangan dengan pesan untuk membawa karya yang dapat ditunjukkan kepada Sang Gubernur (ini). Maka, terjadilah pertemuan itu sehingga terasa ada  angin segar. Siapa sangka akhirnya gagal juga!?

Saat membawa bukti karya kepada Gubernur NTT< Victor B.Laiskodat; Sumber: foto, Chris Bani
Saat membawa bukti karya kepada Gubernur NTT< Victor B.Laiskodat; Sumber: foto, Chris Bani

PA merasakan betapa amat sulit mendapatkan dukungan pemerintah Kabupaten Kupang dan Provinsi NTT dalam kerangka pengembangan bagi para guru, khususnya dalam dunia kepenulisan (Literasi). Bila melakukan apa yang disebut gugling ternyata ada guru yang berjuang sendiri-sendiri untuk menjadi penulis, atau bila bergabung ke dalam organisasi kepenulisan seperti Asosiasi Guru Penulis dan Ikatan Guru Indonesia di Nusa Tenggara Timur, tidak banyak guru mendapat polesan (pelatihan) menulis. Mereka belajar mandiri untuk menghasilkan karya tulis berupa buku.

PA tetap tidak kapok untuk terus "menggoda" Pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Kupang. 

Sumber: Foto, Louis Bani
Sumber: Foto, Louis Bani

Pada Januari 2023 dalam suatu acara tidak resmi, Wakil Bupati Kupang hadir di desa Nekmese, Kecamatan Amarasi Selatan. Pada saat itu PA menghadiahkan 2 buku dengan judul berbeda. Tersirat harapan agar Sang Wakil Bupati Kupang tidak lupa untuk memperjuangkan anggaran agar dunia literasi para guru dapat dihidupkan. Harapan itu terasa sedang mengambang, sehingga pada tanggal 25 Mei 2023, PA kembali berkunjung untuk bertemu dengan Sang Wakil Bupati.

Pertemuan kali ini pun belum ada indikasi bahwa Pemerintah Kabupaten Kupang memiliki perhatian pada dunia literasi khususnya untuk para guru agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam dunia kepenulisan. Semangat untuk memotivasi guru ada pada Pemerintah Kabupaten Kupang. Hal ini tercermin dari apa yang disampaikan oleh Wakil Bupati Kupang, Jery Manafe.

Wakil Bupati Kupang sama sekali tidak menyinggung tentang upaya pemerintah Kabupaten Kupang untuk menyediakan anggaran agar Dinas terkait atau organisasi profesi seperti PGRI Kabupaten Kupang dapat menyelenggarakan event bagi guru dengan topik besar Literasi dalam hal ini dunia kepenulisan.

Kendati ketiadaan anggaran, namun semangat untuk menulis dari PA tentu tidak boleh pudar dan kabur diselimuti dan ditelah kabut ketidakpastian perhatian dari Pemerintah (cq.Provinsi NTT dan Kab Kupang). Upaya untuk menulis agar menjadi titik titian informasi dan data pada generasi yang akan datang pada waktunya walau tidak seberapa baiknya, namun tetap akan bernilai sejarah bagi mereka.

Maka ketika berdiskusi dengan Wakil Bupati Kupang pada 25 Mei 2023, kembali PA mengharapkan untuk masa depan Pemerintah Kabupaten Kupang dapat memberikan perhatian pada pengembangan potensi guru, siswa, dan atau siapa pun yang mempunyai bakat dan minat pada dunia tulis-menulis ini. Perhatian itu ditunjukkan dengan menyediakan anggaran yang dapat dimanfaatkan baik oleh Dinas Pendidikan atau organisasi profesi guru seperti PGRI Kabupaten atau organisasi guru yang anggotanya merupakan pegiat literasi seperti Agupena dan IGI.

Foto: Aris Rangga
Foto: Aris Rangga

Kini, kabar-kabar seputar pemilihan umum serentak terus menghias udara dan cakrawala informasi. Dipastikan bahwa para gubernur, bupati dan walikota di daerah tertentu akan berakhir masa jabatan sebelum memasuki pemilihan umum serentak itu. Kabarnya pasangan yang sama akan dialami oleh Gubernur/Wakil Gubernut NTT, Victor Bungtilu Laiskodat/Joseph Nai Soi, pasangan Bupati/Wakil Bupati Kupang, Korinus Masneno/Jery Manafe. Apakah pada periode yang akan datang Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang akan memperhatikan dunia literasi, khususnya dunia tulis-menulis (kepenulisan)? 

Penutup

 PA selalu ingat kata Pramudya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." Pernyataan yang menarik dan memotivasi, sehingga bila sudah berada di ranah menulis, baiknya terus menulis walau tidak seberapa bagusnya menurut pandangan penulis sendiri. Waktu terus bergulir maju, pada saat tertentu tulisan yang dibukukan atau yang lepas sekali pun, akan bermanfaat.

PA masih akan menulis dalam keterbatasan.

PA - Pemulung Aksara

Umi Nii Baki-Koro'oto, 31 Mei 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun