Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masih dari Nunkolo Amanatun Timor Tengah Selatan

7 April 2023   10:24 Diperbarui: 7 April 2023   10:28 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-catatan keenam-

Masih ada catatan tersisa dari Nunkolo saat PA berada di sana untuk tugas yang diembankan Majelis Sinode (UBB) (MS) GMIT melalui Unit Bahasa dan Budaya (UBB) GMIT Kupang.

Hari terakhir tim membaca teks konsep Injil Markus berbahasa daerah Amanatun tersisa 137 ayat. Tiap-tiap ayat tim harus membacanya, membahasnya, mendiskusikan aspek-aspek kebahasaan dan lain-lainnya sebagaimana sudah PA catat terdahulu. Di dalam pasal 14 dari Injil Markus terdapat 72 ayat. Pasal ini terpanjang dari keseluruhan 16 pasal (atau bab) dalam Injil Markus. Melelahkan? Tidak! Aspek jasmaniah dari tiap pembaca awam terasa lelah, tetapi semangat berapi-api tak padam untuk terus belajar isi Injil Markus dalam bahasa daerah sendiri.

Ketua Majelis Jemaat GMIT Efata Nunkolo, Pdt Nuh Ben Tnunay memimpin doa penutupan sesudah seluruh tugas selesai. Doa penutupan berlangsung pada pukul 18.30 WITa. Suasana begitu mengharubiru pada para pembaca awam. Kami semua mendapat wejangan dari Pdt Nuh Ben Tnunay sebelum doa dilangsungkan.

Tim dari UBB GMIT Kupang pun siap berangkat kembali. Beberapa anggota jemaat Efata Nunkolo membantu persiapan ini. Beberapa tandan pisang, sekarung ubi kayu, beberapa bungkus kacang hijau dan lain-lain menjadi pemberian tanda kenangan.

salah dua di antara ole-ole; dokpri, Roni Bani
salah dua di antara ole-ole; dokpri, Roni Bani

 

Salah satu pemberian yang terdapat di dalam foto/gambar di atas yakni makanan yang diolah secara khusus. Makanan khusus ini dipakai sebagai bekal dalam perjalanan jauh. Makanan ini disebut beti'. Beti' dapat dibuat dari campuran parutan kelapa, tepung jagung atau tepung beras, disangrai hingga matang. Dapat disantap tanpa campuran gula pasir, atau boleh juga menambah gula pasir sesuai selera. PA mendapatkan ole-ole ini dari salah satu anggota tim pembaca. Ceritanya menjadi menarik untuk mendapatkan jenis makanan yang satu ini. 

Saat tiba pada satu bagian bacaan dimana PA butuh penjelasan tentang pengolahan makanan dengan perlengkapan tertentu, PA meminta tim pembaca untuk menguraikan cara pengolahan makanan yang khas di Amanatun, terlebih oleh masyarakat di Nunkolo. Seorang anggota tim bersemangat menjelaskannya, dan tiba pada pertanyaan terakhir, "Dapatkah saya memperoleh makanan itu sebagai ole-ole?" Ia segera menjawab, "Dapat!" Semua anggota tim tertawa karena ia bagai "terjebak" dalam percakapan/diskusi, namun, ternyata ia benar-benar menyiapkannya. Terima kasih untuk pemberian ini. Doa PA dan keluarga untuk mereka yang telah memberikannya pada kami.


***

Mobil penjemputan sudah siap sejak siang. TIm melintasi wilayah Utara Amanatun menuju ibukota kecamatan Amanatun Selatan, Oinlasi. Dari sana menuju kota tua, Niki-Niki, bekas ibukota ke-usif-an Banam/Amanuban. Perjalanan yang cukup melelahkan. Jalan yang mendaki, menurun, berkelok  menjadi pemandangan biasa pada masyarakat Molo, Amanuban, dan Amanatun di Timor Tengah Selatan secara keseluruhan. Beberapa titik di ruas jalan nyaris putus/amblas antara Oinlasi dan kota kecamatan Ki'e. Bahwa terdapat satu titik yang benar-benar amblas sehingga memaksa pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan membuat jalan alternatif. Hal yang sama sebagaimana terlihat dan viral di ruas jalan utama (jalan negara) di Takari Kabupaten Kupang.

Suasana peringatan Kematian Yesus sangat terasa di sepanjang jalan. Umat Kristen (Protestan dan Katolik) pada malam hari ini (Kamis) sedang dalam ritual-ritual keagamaan baik diadakan sebagai drama maupun tradisi keagamaan. Drama penyaliban Yesus yang disebut Jalan Salib, ada di antaranya yang sedang dalam persiapan. Pada beberapa tempat, kami menyaksikan orang berbondong-bondong menuju tempat latihan dimana menjadi titik pertemuan untuk menyiapkan Jalan Salib. 

Salah satu barisan lampu sumbu dengan BBMTanah di banyak tempat dalam perjalanan dari Nunkolo hingga Oesao, foto dokpri Roni Bani 
Salah satu barisan lampu sumbu dengan BBMTanah di banyak tempat dalam perjalanan dari Nunkolo hingga Oesao, foto dokpri Roni Bani 

Jemaat Efata Nunkolo pun menyiapkan hal yang sama. Pdt Nuh Ben Tnunay bersama para kategorial menyiapkan beberapa titik tempat untuk apa yang disebut Jalan Salib itu. Tersiar kabar bahwa Jemaat-Jemaat dalam Klasis Amanatun Selatan akan melakukan pawai akbar menyambut Paskah, Kebangkitan Kristus dari Kematian-Nya.

Tim kecil di atas mobil akhirnya tiba di kota So'e. Di kota ini terasa lengang. Mungkinkah karena sudah malam? Rasanya, bukan itu alasannya. Umat/Jemaat Tuhan sedang dalam refleksi malam Jumat Agung, berhubung besok akan ada peringatan Kematian Yesus yang disebut Jumat Agung itu. 

Kendaraan di jalan-jalan utama kota So'e bagai menjaga jarak.  Rasanya lebih banyak kendaraan yang sedang dalam perjalanan jauh antarkota di daratan Timor Barat. Truk-truk besar yang membawa kontainer dan atau bak terbuka dengan muatan sarat, mereka yang memunggungi aspal.

Kami beristirahat di salah satu rumah yang dikontrak oleh UBB GMIT Kupang.

***

Perjalanan dilanjutkan pada pukul 22.30 WITa. Mobil mengarah ke Barat tujuan Kabupaten Kupang.

Oesao, salah satu kota kecil di Kabupaten Kupang terlihat sibuk. Kesibukan terlihat pada beberapa gedung gereja yang berada di sepanjang jalan Timor Raya. Umat/Jemaat Tuhan menghias jalan dengan lampu-lampu sumbu dengan bahan bakar minyak tanah. Hal yang sama di banyak tempat dalam perjalanan dari Nunkolo hingga tiba di kota So'e Timor Tengah Selatan.

Kami akhirnya tiba di Nekmese Amarasi Selatan pada pukul 00.30 WITa. Tempat beristirahat telah disediakan pada kami. Sopir yang kelelahan, Dr Owen Edwards PhD, kelelahan, demikian pula PA. 

Kami akhirnya tiba dengan membawa tubuh yang lelah, tetapi tetap bersemangat untuk belajar lagi, dan lagi.  

Umi Nii Baki-Koro'oto, 7 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun