***
Pdt Nuh Ben Tnunay turun dari mimbar. Ia menyapa jemaat/umat, dan memberi ruang untuk penyampaian sesuatu dari seorang tamu peserta ekaristi. Peserta yang dimaksud yakni PA. PA yang mendapat ruang dan luang ini, pun bergegas untuk menyapa jemaat/umat Tuhan. Perkenalan singkat, diikuti dengan uraian tugas yang sedang menjadi tanggung jawab. Â Kurang dari 10 menit kemudian, sambutan dengan menggunakan Bahasa Melayu Kupang PA akhiri.
Selanjutnya Pdt Nuh Ben Tnunay memberikan ruang lagi kepada anggota presbiter untuk melakukan ritual penyambutan tamu. PA didaulat untuk kembali ke depan. Pada saat itulah, sehelai kain tenun khas Amanatun disangkutkan pada bahu. Ini tanda persahabatan dan persaudaraan.
Suatu pengalaman lagi terjadi di Nunkolo.
Akh... rasanya masih perlu untuk mencatat, namun waktu sudah di atas pukul 07.00 WITa, PA perlu siap-siap untuk memasuki tugas bersama para pembaca awam dan tim konseptor.
semoga catatan ini menginspirasi.
Nunkolo-Amanatun, 4 April 2023
Heronimus Bani, Pemulung Aksara (PA)Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H