Sesudah ritual sederhana itu, Owen menyampaikan sambutan singkat dengan menggunakan Bahasa Amarasi (salah satu cabang Bahasa Meto'). Masyarakat/Jemaat antara mengerti dan bingung, hingga tertawa dan termangu-mangu oleh karena mendengar seorang dari Australia berbicara dalam Bahasa Meto'.
Salah satu pernyataan penting yang dibuat oleh Owen yakni, bahasa Meto' merupakan salah satu bahasa indah dan unik di seluruh dunia. Hasil dokumentasi yang dibuatnya berupa sejumlah rekaman di berbagai tempat dalam Pulau Timor bagian Barat menunjukkan perbedaan-perbedaan. Dokumentasi didukung satu daftar kata (word list) yang sama untuk banyak cabang bahasa Meto' di Timor Barat. Dari daftar kata ini diketahui banyak perbedaan yang menyebabkan para ahli rindu menetapkan Bahasa Meto' sebagai induk bahasa dengan cabang-cabangnya seperti Bahasa Amarasi Kotos, Amarasi Roi'is, Amfo'an, Amanuban, Amanatun dan mungkin masih akan ada lagi.
***
Siang hari kami melanjutkan tugas berdiskusi dalam konsep Injil Markus Bahasa Amanatun. Kami berdiskusi antara p ukul 11.00 - 20. 00 Wita.
***
Senin pagi (3/4/23), kami melanjutkan diskusi konsep Injil Markus. Proses masih dengan pendekatan yang sama dengan tim pembaca awam. Pembaca awam diperlukan dalam proses ini agar ada kesegaran pengetahuan bahasa dan ajaran. Maka, mereka sungguh mendapatkan varian  pengalaman dari diskusi ini. Pengetahuan bahasa dari bahasa yang mereka gunakan saban hari. Mereka mendapat pengetahuan yang diurai secara gamblang pada pembaca awam dari kalangan muda, tua, perempuan dan laki-laki.
Pukul 15.00 WITa, kami beristirahat. Dalam jedah ini, PA akan mengikuti suatu ibadah perjamuan kudus (ekaristi). Pdt Nun Ben Tnunay akan memimpin ekaristi di Jemaat Betania Menu. Satu jemaat di bibir pantai selatan Samudera Indonesia. Di dalam Mata Jemaat ini terdapat empat rayon pelayanan. Yang dimaksud Rayon pelayanan yakni satu wilayah/area yang lebih kecil, di dalamnya terdapat minimal 2 orang presbiter yang melayani jemaat/umat. Pealyanan pada mereka yakni pemberitaan injil sebagai pencerahan dan penguatan pada mereka, nasihat dan peringatan dengan menggunakan Firman Tuhan. Presbiter yang bertugas berfungsi sebagai pendamping dalam menjaga persekutuan umat/jemaat untuk selalu hidup berdampingan secara bersahabat, damai dalam persaudaraan.Â
Pdt Nuh Ben Tnunay bersedia memberikan tempat di boncengan motornya agar PA dapat turut bersama dalam perayaan ekaristi memperingati Kematian (wafat) Yesus di Mata Jemaat Betania Menu'. Â
Ketika tiba di Menu', terlihat di pintu masuk gedung gereja alat penghitung peserta ekaristi. PA teringat masa kecil saat itu di pintu masuk ditempatkanlah alat penghitung peserta ibadah. Pada alat itu setiap orang yang masuk ke dalam rumah ibadah (gedung gereja) menempatkan sebutir kerikil. Butiran kerikil inilah yang akan dihitung oleh petugas untuk memastikan jumlah peserta ibadah (kebaktian).
Perjamuan Kudus (ekaristi) berlangsung dipimpin Pdt Nuh Ben Tnunay. Ia didampingi 4 orang anggota presbiter yang melayani roti dan anggur, simbol tubuh dan darah Yesus. PA duduk di deretan kursi paling belakang, sehingga dapat menghitung secara tepat jumlah peserta ekaristi ini, sebanyak 64 orang, sudah termasuk di dalamnya pemimpin.
Seluruh rangkaian tata ibadah (liturgi) berlangsung tertib dan amat syahdu, hingga akhirnya.