Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pergi ke Nunkolo, Ibukota Bekas Ke-Usif-an Amanatun dalam Pulau Timor Bagian Barat

1 April 2023   20:19 Diperbarui: 7 April 2023   20:15 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bena'-Amanuban Selatan, foto dokpri, RoniBani 

Suatu perjalanan di akhir Maret 2023 (31/3/23). Beberapa hari sebelumnya Pemulung Akasara (PA) sudah mengabarkan kepada rekan-rekan dalam satu tim Penerjemah Alkitab dalam Uab Meto' bahwa PA ada kesempatan dalam kesempitan tugas untuk bekerja bersama. 

Maka, waktu yang tepat didiskusikan untuk menunaikan tugas bersama yang dimaksud. Tugas bersama yang dimaksud itu yakni mini workshop tahap 1 pada Konsep Injil Markus dalam Bahasa Amanatun. 

Mini workshop tersebut mengambil tempat di Nunkolo, satu kota kecamatan di wilayah besar Amanatun yang terdiri dari 8 kecamatan.

Baca juga: Menulis dan Berbagi

Amanatun sebagai suatu wilayah besar merupakan satu bekas ke-usif-an yang pada masa NKRI terbentuk tergabung ke dalam Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan dikenal umum di Nusa Tenggara Timur bahwa dalam bekas ke-usif-an ini dibagi menjadi 2 kecamatan yakni: Amanatun Utara dengan ibukota Kecamatan Ayotupas, dan Amanatun Selatan ibukotanya, Oinlasi.

Seiring perkembangan zaman dan perubahan-perubahan paradigma pembangunan masyarakat dan pemerintahan, dimekarkanlah wilayah-wilayah kecamatan, salah satu di antaranya yaitu Nunkolo. 

Nunkolo sendiri merupakan ibukota ke-usif-an Amanatun pada masa lampau. [dalam tulisan ini PA menggunakan istilah ke-usif-an untuk menggambarkan bahwa pemimpin tertinggi di dalam wilayah itu disebut usif. sebagaimana suatu wilayah Kerajaan, pemimpin tertinggi disebut raja]

Dalam perjalanan menuju Nunkolo, tim terdiri dari 4 orang yakni: seorang sopir, seorang dokumenter bahasa daerah, seorang pendamping Tim Penerjemah Alkitab bahasa Amanatun, dan seorang Pembina. 

Tiga orang berangkat dari kota Kupang dan seorang berangkat dari Nekmese-Amarasi Selatan. Tim ini bergabung di kota kecil penuh kesibukan, Oesao Kabupaten Kupang.

Baca juga: Kunjungan Berharga

di titik Oesao, foto dokpri, Roni Bani
di titik Oesao, foto dokpri, Roni Bani

Menuju Nunkolo dapat ditempuh jalur Utara yakni memasuki ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan, So'e, selanjut menuju ibukota bekas ke-usif-an Amanuban, Niki-niki. Dari Niki-niki menuju ke Oinlasi. 

Dari Oinlasi menempuh perjalanan mendaki-menuruni lereng-lereng untuk mencapai Nunkolo. Jalur kedua, yakni melalui selatan. 

Setelah itu, dari Oesao menuju perbatasan Kabupaten Kupang-Timor Tengah Selatan yakni di Jembagtan Noelmina. Dari perbatasan mengarah ke tenggara menuju daerah persawahan 'Bena dan tujuan wisaa yang cukup terkenal di Timor Tengah Selatan, Kolbano. 

Menurut sopir dan seorang anggota tim, bila melalui jalur selatan akan lebih cepat tiba di Nunkolo. Maka, kami bersepakat untuk melewati jalur ini. 

Ada alasan lain yakni, pada Februari lalu di jalur utara terdapat beberapa titik kerusakan akibat amblasnya tanah yang berada di ruas-ruas jalan tertentu menuju Nunkolo. Bencana, ini menyebab

di satu titik sebelum mencapai Nunkolo, Pantai Menu', foto dokpri, RoniBani
di satu titik sebelum mencapai Nunkolo, Pantai Menu', foto dokpri, RoniBani
Setelah beristirahat sejenak di ketinggian untuk menikmati pantai dan lautan luas di selatan pulau Timor ini, kami melanjutkan perjalanan. 

Waktu tempuh untuk tiba di Nunkolo kira-kira 30 menit berikutnya, akan tetapi terhambat oleh karena proyek peningkatan kualitas jalan menuju Nunkolo. 

Proyek peningkatan jalan dengan panjang 1800-an meter itu baru saja dimulai sehingga alat berat sedang bekerja. Hujan mengguyur, jalanan becek, tanjakan yang cukup menegangkan dengan tikungan-tikungannya. 

Kami tiba di Nunkolo pada pukul 17.00 WITa. Kami berangkat bersama dari Oesao pukul 12.00 WITa.  Jadinya kami menyelesaikan waktu di jalan selama kurang lebih 5 jam. Lelah? Ya, lumayan.

Nunkolo - TTS, 1 April 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun