Suatu perjalanan di akhir Maret 2023 (31/3/23). Beberapa hari sebelumnya Pemulung Akasara (PA) sudah mengabarkan kepada rekan-rekan dalam satu tim Penerjemah Alkitab dalam Uab Meto' bahwa PA ada kesempatan dalam kesempitan tugas untuk bekerja bersama.Â
Maka, waktu yang tepat didiskusikan untuk menunaikan tugas bersama yang dimaksud. Tugas bersama yang dimaksud itu yakni mini workshop tahap 1 pada Konsep Injil Markus dalam Bahasa Amanatun.Â
Mini workshop tersebut mengambil tempat di Nunkolo, satu kota kecamatan di wilayah besar Amanatun yang terdiri dari 8 kecamatan.
Amanatun sebagai suatu wilayah besar merupakan satu bekas ke-usif-an yang pada masa NKRI terbentuk tergabung ke dalam Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan dikenal umum di Nusa Tenggara Timur bahwa dalam bekas ke-usif-an ini dibagi menjadi 2 kecamatan yakni: Amanatun Utara dengan ibukota Kecamatan Ayotupas, dan Amanatun Selatan ibukotanya, Oinlasi.
Seiring perkembangan zaman dan perubahan-perubahan paradigma pembangunan masyarakat dan pemerintahan, dimekarkanlah wilayah-wilayah kecamatan, salah satu di antaranya yaitu Nunkolo.Â
Nunkolo sendiri merupakan ibukota ke-usif-an Amanatun pada masa lampau. [dalam tulisan ini PA menggunakan istilah ke-usif-an untuk menggambarkan bahwa pemimpin tertinggi di dalam wilayah itu disebut usif. sebagaimana suatu wilayah Kerajaan, pemimpin tertinggi disebut raja]
Dalam perjalanan menuju Nunkolo, tim terdiri dari 4 orang yakni: seorang sopir, seorang dokumenter bahasa daerah, seorang pendamping Tim Penerjemah Alkitab bahasa Amanatun, dan seorang Pembina.Â
Tiga orang berangkat dari kota Kupang dan seorang berangkat dari Nekmese-Amarasi Selatan. Tim ini bergabung di kota kecil penuh kesibukan, Oesao Kabupaten Kupang.
Menuju Nunkolo dapat ditempuh jalur Utara yakni memasuki ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan, So'e, selanjut menuju ibukota bekas ke-usif-an Amanuban, Niki-niki. Dari Niki-niki menuju ke Oinlasi.Â