Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi sebelum Riwayat Hidup

29 Maret 2023   14:28 Diperbarui: 29 Maret 2023   14:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sahabat,
ketika fajar pagi di Timur berwarna keemasan
Kau duduk di area Utara tersenyum ramah pada anak didik
sambil meniti karir.

Ketika terik siang tiba di Selatan
kau befsama kekasihmu merenda rasa berdinamika
sorot tajam bola matamu menebar rindu berporos cinta kasih
Saat raga tergerus,kau teguh dalam asa 
sambil memeluk rindu pada karsa dan karya

Sahabat,
Ketika kaum berbatik kesuma mengarak pandang ke Barat
Senja menabur warna jingga berbalut dan bernada sendu
Saat itu kami tertunduk lemah dan lesu 

Sahabat,
kami akan mengenang rona dan gestur cintamu
pada nisan bernamam Fabianus Satu Sawa, S.Ag


Puisi ini Pemulung Aksara (PA)tulis dan bacakan ketika menghadiri upacara kedinasan dalam rangka menguburkan jenazah seorang rekan guru bernama Fabianus Satu Sawa, S.Ag

Ia seorang guru di Kabupaten Kupang yang bertugas di wilayah Utara Kabupaten Kupang. Wilayah Utara Kabupaten Kupang berbatasan dengan wilayah enclave Timor Leste, Oecusse.  Pak Fabi, demikian ia disapa. Pak Fabi bertugas di wilayah Utara itu tepatnya di SD Negeri Netemnanu Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang, NTT. Ia bertugas antara tahun 2006 - 2018. 

Pak Fabi memohon untuk dimutasi ke Amarasi Selatan karena faktor kesehatan. Pada SD Inpres Buraen 2 di Amarasi Selatan ia memulai tugasnya sebagai guru. Penyakit tak hendak berkompromi sehingga terus mendera tubuhnya. Berkali-kali ia berobat ke fasilitas kesehatan di Kota Kupang. Bila kondisi kesehatan dirasakannya berkurang atau membaik, ia memilih untuk menjalankan tugas. Tugas terakhirnya di SD Inpres Buraen 2 yakni meminta dengan sangat agar Kepala Sekolah memeriksa adminstrasi pembelajaran yang disiapkannya, dan sekaligus menyaksikan proses pembelajaran di dalam kelas (supervisi). Sesudah itu, ia tak dapat lagi bertugas sebagaimana harapannya. Ia kembali ke rumah sakit di kota Kupang.

Pada Hari Minggu (26/3/23) kabar tentang meninggalnya pak Fabi kami peroleh. Ia meninggal dunia di rumah sakit dimana ia mendapat perawatan. Jenazahnya disemayamkan di rumah saudaranya di kota Kupang. Mereka tidak rela melepas jenazahnya ke Amarasi Selatan. Para Kepala Sekolah dan Pengawas Pembina berkoordinasi untuk pelayatan dan persiapan upacara penguburan secara kedinasan. Kepala Sekolah tempat dimana pak Fabi bertugas, ditugaskan berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, dengan harapan Kepala Dinas dapat menghadiri upacara dimaksud. Syukurlah, beliau bersedia hadir.

Pada saat upacara berlangsung PA mendapat tugas membacakan Daftar Riwayat Hidup (DRH). Sebelum membacakan DRW dimaksud, PA memohon izin untuk membacakan puisi di atas sebagai tanda bela sungkawa, ungkapan selamat jalan, dan kenangan padanya.


Tulisan ini ditempatkan di sini untuk catatan kenangan.



Umi Nii Baki-Koro'oto, 29 Maret 2023


Heronimus Bani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun